10

132 29 31
                                    

Waktu bergulir dengan cepat tanpa disadari, dan hari ini genap tiga bulan lebih Noeul memainkan peran menjadi Rain. Meskipun begitu, perasaan asing juga kesadaran untuk berhenti yang pemuda itu rasakan kembali menggerogotinya hari demi hari. Noeul ingin berteriak berkata jujur, namun janji yang dia buat untuk saudara kembarnya membuatnya mengatupkan kedua bibirnya lagi. Hal yang sama berulang, menyiksa dan membelenggunya.

Berbeda dengan Noeul yang hidup dalam kepalsuan disertai ketakutan akan apa yang terjadi di masa mendatang. Dari apa yang Rain katakan padanya, saudara kembarnya itu sudah bisa beradaptasi dengan kehidupan trainee disana. Bahkan pemuda manis itu mengatakan sudah mencoba beberapa makanan yang terkenal enak di negeri asing tersebut. Noeul lega mendengarnya, dirinya ikut bahagia mendengar suara saudaranya yang selalu menggebu menceritakan bagaimana harinya berakhir hari ini.

Seperti saat ini, keduanya masih sibuk melakukan panggilan. Dan Noeul yang teringat sesuatu segera mengatakannya pada Rain.

Bukan Noeul tak pernah mengingatnya, hanya saja Rain selalu menghindari topik tersebut. Membuat Noeul juga enggan untuk membahasnya, namun ini sudah lebih dari cukup dirinya berlari dari kejelasan saudara kembarnya.






📱📱


" Rain.."

" Ya,"

" Kau melupakan tentang Boss?"

Hening selama beberapa waktu dan Noeul masih menunggu. Namun saudara kembarnya itu tak kunjung menjawab. Selalu seperti ini hingga panggilan akan berakhir terputus dari seberang sana.

" Aku akan mengatakan yang sebenarnya pada Boss kalau aku bukanlah dirimu."

" Jangan!"

" Kenapa? Kau tahu ini salah, aku tak bisa menipunya terus menerus. Aku juga akan mengatakan pada Daddy, Papa dan Sky. Mereka berhak tahu,"

" Tidak Eul! Kumohon jangan.. Aku tak mau disalahkan,"

" Ini berat untukku Rain, semakin lama semakin banyak orang yang harus kubohongi."

" Kumohon jangan katakan yang sebenarnya Eul, Daddy akan menghukumku dengan berat. Papa juga Sky pasti akan marah padaku, lalu.."

Ada jeda dengan tarikan nafas berat terdengar jelas di indera pendengaran Noeul.

" Lalu Phi Boss pasti tak akan mau melihatku lagi. Aku sangat mencintainya Eul, kumohon.."




Noeul memejamkan matanya. Harus berapa lama lagi dirinya bertahan dengan semua kebohongan ini. Sampai kapan dirinya sanggup menipu semua orang. Apalagi hubungannya dengan Boss semakin dekat.

Kata-kata penguat yang kerap kali dihafalkan Noeul mulai terasa kabur. Perasaannya menjadi ragu tak menentu. Ada rasa nyaman ketika bersama dengan pria bernama Boss tersebut, namun Noeul masih terus menyadarkan dirinya kalau pria itu merupakan kekasih saudara kembarnya.

Bagaimana jika nanti semakin lama dirinya akan goyah dan mulai merasa semua perhatian yang dicurahkan pria itu, semata hanyalah untuk dirinya. Bagaimana jika dirinya mulai menyalah artikan perannya dan menganggap kalau pria itu juga miliknya. Apa yang akan dirinya lakukan nantinya. Noeul merasa otaknya menjadi buntu.

Berulangkali mencoba berhenti namun juga hanya diam tak bergerak di tempat. Sesuatu menahan kakinya agar tak beranjak kemanapun, dan itu merupakan benang tipis yang mengikatnya dan saudara kembarnya.

" Rain, kembalilah dengan cepat." Lirihnya mengakhiri panggilan yang selalu dirinya lakukan ketika malam menjelang






.....







MIRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang