30

104 21 3
                                    

Rain melenggang masuk ke dalam kamar mandi Noeul, dirinya harus segera mengembalikan suhu tubuhnya di bawah guyuran air dingin. Mengabaikan pria yang tidur terlentang di atas ranjangnya. Rain berpikir akan mengurus Phayu setelah dirinya kembali bugar.

Tetesan air dingin yang mengenai permukaan kulitnya terasa menyakitkan. Menusuk setiap kali jatuh menyentuh tubuhnya. Rain berdesis ketika rasa tak nyaman itu semakin jelas dan menguar. Membuat kedua kakinya hampir kehilangan kekuatannya dan terjatuh di kamar mandi. Hanya saja hal itu tak kunjung dia rasakan, ketika sesuatu yang asing menyentuhnya. Tangan itu menangkap tubuhnya yang hampir terjerembab ke lantai dingin kamar mandi.

Rain terkejut dan merespon dengan mundur perlahan. Wajah yang dia yakini tadi sedang tertidur pulas memejamkan matanya, dan sekarang pria itu justru sudah berada di dalam kamar mandi bersama dengannya. Apa tadi matanya bermasalah hingga tak menyadari kalau pria itu sebenarnya bukanlah tidur.

Masih dengan pakaian lengkap yang menempel di kulit pria itu, langkahnya mengikis jarak keduanya. Matanya memicing tajam penuh kabut, entah karena gairah atau amarah. Rain terus bergerak mundur hingga dinding kaca kamar mandi yang dingin menghimpitnya diantara pria tersebut.



" K-kau.." Ucap Rain ketika kedua pergelangan tangannya saling dikaitkan dan dibawa ke atas kepalanya sendiri


Tubuhnya dengan cepat dibalik dan ditekan pada dinding.



" Kau harus bertanggung jawab anak nakal," Rain menegang mendapati Phayu berbisik di telinganya dengan sesekali menggigit

" Ap-apa yang harus ku pertanggung jawabkan?" Cicit Rain menyadari sesuatu di bawah sana sudah terasa mengeras dan menyentuhnya, juga betapa bodohnya dia yang baru menyadari kalau dirinya tengah telanjang bulat di depan pria itu

" Kau pikir aku bodoh, haa??!!" Rain dibalik kembali menghadap pria itu, pemuda dengan surai hitam kecokelatan itu melihat jelas seringai yang menakutkan darinya

" Karena kau yang sudah datang sendiri, kau harus melakukan bagianmu hingga akhir. Anak nakal harus dihukum, bukankah begitu?" Kalimat seduktif Phayu membuatnya merasa takut hingga menggigil



Rain mencoba melepas tangan yang sedang mengunci pergerakan tangannya, memberontak dengan setengah tenaga yang masih tersisa namun usaha itu hanya sia-sia saja. Pria itu bahkan tak tergoyahkan sedikitpun. Juga pengaruh obat dalam tubuhnya masih terasa. Setiap kali Phayu mendekat, tubuhnya merasa sengatan yang aneh.

Matanya membulat sempurna ketika Phayu mencium bibirnya, sedang tangan lain pria itu melepas sendiri pakaian yang dikenakannya. Kini keduanya sudah tak mengenakan sehelai benang pun yang menutupi kulit mereka, saling menempel juga menekan dan merasakan. Berbagi kehangatan dari suhu tubuh masing-masing.



" Nikmati hukumanmu, anak nakal!"



Rain menjerit ketika tubuhnya diangkat sedikit keatas namun tetap menempel pada dinding. Kakinya dipaksa mengait pada tubuh kekar Phayu. Pria itu mendorong miliknya yang berukuran lebih besar ke dalam bagian belakang Rain. Tangannya menggapai Phayu dan berhasil memukul bagian belakang kepala, gerakan pria itu memang terhenti sejenak namun detik kemudian Rain menangis hebat karena benda asing itu di dorong keras hingga masuk sempurna ke dalam tubuhnya.

Rasa sakit yang teramat sangat dirasakan Rain, air matanya jatuh begitu saja dan tubuhnya melemas seketika kehilangan kekuatannya.

Phayu menyeringai puas mendapati anak kelinci yang sudah bermain-main dengannya nampak pasrah, jatuh dalam arus yang dia ciptakan.

Bahkan di sela tangisnya, pria itu masih tak mau memberikan kelonggaran untuk Rain sejenak. Phayu terus saja memporak-porandakan tubuh Rain dalam kungkungannya. Pria itu tak menerima bahwa dirinya jatuh ke dalam perangkap konyol yang dibuat saudara kembar tunangannya. Karena tak bisa menjadikan Noeul sebagai miliknya, maka Rain yang harus menggantikannya. Bukankah pemuda itu sudah siap dengan segala konsekuensinya ketika berani bermain-main dengannya.

Dan sekarang Phayu hanya menagih bunga atas rencana si anak kelinci nakal.








.....









Di lain tempat, tepat di sebelah kamar dua insan yang sudah dimabuk gairah. Di kamar ini tak kalah berisik oleh suara decapan juga erangan.

Noeul yang mendengar jerit samar Rain berniat membantu saudaranya agar terlepas dari jerat pria yang merupakan tunangannya, namun pria yang kini memeluknya tak pernah mengijinkannya bisa melewati pintu keluar.

Boss menarik tubuh Noeul mendekat padanya, matanya berkilat marah ketika jejak samar yang sempat dibuat oleh pria lain itu terlihat di tubuh bagian atas miliknya. Salahkan saja Boss dengan kecemburuannya, yang kini tak bisa lagi berpikir jernih. Niatnya yang ingin menjadikan Noeul miliknya secara perlahan juga penuh kelembutan, berubah menjadi sesuatu yang sedikit kasar juga menuntut.

Pria tampan itu meraih dagu Noeul dan menubrukkan bibirnya pada bibir manis yang begitu dia rindukan. Menyesap, menggigit juga membelit lidahnya saling bertukar saliva.

Pengaruh obat yang juga dirasakan Noeul membuatnya tak mampu berpikir waras, tubuhnya seolah sedang merasakan rangsangan sengatan seperti aliran listrik mengaliri di setiap pembuluh darahnya. Melupakan niatnya yang hendak berlari kepada Rain.

Melihat Noeul yang juga membalas cumbuannya, Boss tersenyum di sela kegiatan mencecap mereka.

Tangan lentik itu bergerak menarik halus surai hitam kekasihnya, memberi dorongan yang ditangkap si pria agar interaksi keduanya berlanjut ke tahap selanjutnya.

Boss yang mendapat sinyal hijau pun tak tinggal diam. Tangannya juga bergerak menyingkap pakaian Noeul, menyusuri tubuh halus kekasihnya. Mencari dimana letak bagian yang sangat sensitif dari sang pujaan hati. Dan sebuah desahan keluar dari bibir Noeul, membuatnya bersemangat untuk tak menghentikan kegiatannya.

Bagian dari dirinya juga sudah memberontak meminta untuk dikeluarkan dari pagar celananya, dan menyatu masuk ke dalam milik kekasihnya. Boss yang sudah tak sabar, mulai melucuti pakaian di tubuh Noeul. Tatapan lapar dan terangsang dengan rona merah di bawah kungkungannya membuatnya kehilangan semua kewarasan.

Noeul nya begitu sexy juga menggoda, seolah memintanya untuk segera menyalurkan hasrat mereka dengan keras dan tanpa henti.



" Aku tak akan berhenti meskipun kau menangis karena lelah, baby.." Boss menjilat leher jenjang kekasihnya juga berbisik sensual



Noeul memejamkan mata mendengar suara Boss di sekitar lehernya, bara di dalam tubuhnya semakin menginginkan untuk segera dipadamkan. Dan entah setan darimana yang membuat Noeul tak sabar menunggu prianya itu menanggalkan pakaiannya sendiri.

Pemuda dengan peluh di sekitar wajahnya membalik keadaan mereka. Dirinya duduk di atas perut sang pria, dengan gerakan perlahan tangannya bergerak nakal menyentuh celana panjang dan membuka resletingnya.

Boss menggeram tertahan ketika tangan Noeul menyentuh sedikit miliknya yang masih menggembung di balik celana dalam. Senyum di wajah Noeul terasa menyesatkan pandangan Boss. Seringai di wajahnya juga timbul karena kekasihnya yang merasa puas sudah berhasil membuang celananya ke lantai.



" Ride me, baby!"



Suara erangan saling berebut terdengar dari bibir keduanya ketika milik si dominan sudah berhasil menerobos masuk ke dalam sarang si submissive. Dalam posisi ini membuat milik Boss terasa masuk begitu dalam, hingga dari perut luar Noeul terlihat membuncit dan mencetak jelas milik sang dominan.

Noeul menengadahkan kepalanya mendapati benda asing itu berhasil masuk ke dalam bagian tubuhnya, rasa panas itu kembali datang dan meminta untuk segera diredakan.

Boss memegang kedua pinggang ramping yang terasa pas dengan ukuran telapak tangannya. Menuntunnya untuk bergerak secara vertikal dalam tempo yang konstan. Keduanya bersama mencari kenikmatan juga menyalurkan hasrat rindu menggebu yang tertunda, berharap malam panjang ini tak akan segera berakhir dengan cepat.










Tbc


Maap ya bru bisa up, ini udah aku sempatin bgt nih😌

Soalnya aku masih sibuk nyampe minggu ini berakhir😅

Happy reading🤗🤗

MIRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang