7

83 17 6
                                    

" Rain!!" Teriak suara yang berasal dari arah belakang seorang pemuda yang masih terus berjalan santai tanpa berniat untuk berhenti

" Hah.. hah.. hah.. Kau itu tuli apa gimana hah?!! Sudah ku panggil berulang kali tapi tetap saja tak mau berhenti." Noeul terpaksa berhenti ketika sebuah tangan mencekal lengannya

Matanya lalu menelisik dengan detail seorang pemuda manis dengan potongan rambut pendek yang terlihat seperti seseorang yang sempat saudara kembarnya itu perlihatkan dari dalam ponselnya dulu.

" Maaf, Aku tak mendengarmu."

Sky tertegun sesaat. Pemuda di hadapannya seolah menjadi orang lain.

" Apa kau sehat?" Hari ini terlalu banyak yang menanyakan kesehatannya, membuat Noeul merutuki kebodohannya

" Aku sehat ai Sky, Hanya merindukan Eul." Wajahnya dibuat sesendu mungkin dan mengerucutkan bibir yang terlihat menggemaskan

Kekhawatiran tak berarti yang dimiliki Sky segera sirna.

" Oh, Maafkan aku. Ini pertama kalinya kalian berpisah lama, jadi kau pasti mengkhawatirkannya." Sky menyadari kesalahannya yang tak memikirkan perasaan sahabatnya

" Hng. Aku jadi tak begitu bersemangat." Keluh Noeul lagi

" Ah... Kalau begitu bagaimana setelah pulang nanti kita pergi ke cafe yang minggu lalu kita datangi, kau bilang disana enak, Aku akan mentraktir mu agar kau tak lagi sedih." Noeul tersenyum, melihat Sky membuatnya rindu pada Peat

Beberapa waktu lalu, pemuda bersurai pirang yang menjadi sahabatnya itu dibuat geram lantaran tak bisa berada di tempat yang sama dengan Noeul. Mengingat hal itu Noeul sedikit terhibur, pasti Peat tengah uring-uringan tak jelas pada semua orang.

" Hei, Kau melamun?"

" Ah maafkan aku. Aku tak apa, sungguh.."

" Ya sudah, Ayo."

Sky menarik tangan sahabatnya itu agar mereka berdua lekas masuk ke dalam kelas yang sebentar lagi akan dimulai.






.....







Noeul dibuat sedikit terkejut dengan kehadiran Peat di kampus tempat Rain yang saat ini menjadi tempatnya belajar menggantikan sang saudara kembar. Pemuda itu sedikit melirik sinis pada pemuda yang tersenyum begitu manis padanya, dan hal itu menyebalkan bagi Noeul.

Dalam hatinya, pemuda itu tengah menertawakan tingkah sahabatnya yang menyalahgunakan kekuasaan ayahnya hanya demi dirinya. Namun juga begitu disyukuri Noeul karena Peat rela dengan gilanya mengikuti dirinya memainkan peran yang pasti tak akan mudah untuk dijalani.

" Hai, Aku Peat." Pemuda bersurai pirang yang kini duduk di depan Noeul menyodorkan tangannya berharap bisa berkenalan dengan pemuda yang kini sudah merubah warna rambutnya menjadi hitam seperti warna rambut saudara kembarnya

" Hai, Aku Rain." Smirk Noeul menanggapi uluran tangan perkenalan dari pemuda di hadapannya

" Hai, Aku Sky." Sahut Sky yang tak mau kalah memperkenalkan diri

" Oh Hai," balas Peat seadanya

" Kau dari jurusan apa Peat? Sepertinya aku tak pernah melihatmu," tanya Sky penasaran

" Oh, Aku anak manajemen bisnis."

" Lhoh, lalu kenapa kau di kantin anak arsitek?"

" Hm.. karena aku tak tahu dimana letak kantin anak manajemen bisnis." Jawab asal Peat sekenanya

Noeul tersedak minumannya sendiri mendengar jawaban sang sahabat yang aneh untuk di dengar.

Peat memandang tajam sekilas Noeul lalu merubah raut wajahnya menjadi biasa saja. Dan hal itu hanya Noeul yang melihatnya. Pemuda itu terkekeh dengan kelakuan sang sahabat.

" Memang kau baru disini?"

" Ya. Aku mahasiswa pertukaran."

Lagi lagi Noeul kembali tersedak minuman. Sahabatnya itu memang sudah gila.

" Dia sahabat Eul, Sky. Dia disini mungkin karena permintaan Eul yang memintanya untuk ikut menjagaku." Noeul memikirkan sebuah alasan yang lebih masuk akal daripada Peat yang akan membuat alasan aneh nantinya

" Oh.. Pantas dia kemari," Sky mengangguk mengerti

" Ya. Jadi mohon terima aku sebagai bagian kalian mulai sekarang selama Eul berada di tempat asing." Peat menampilkan senyumnya yang menggelikan di mata Noeul

" Tentu. Aku selalu meminta Rain untuk mengenalkan ku pada Noeul, tapi anak ini selalu saja lupa memberitahu saudaranya." Keluh Sky yang baru diketahui Noeul sendiri

" Ah, Maafkan aku ai Sky. Aku benar-benar lupa," rengek Noeul dalam wujud Rain yang sering merengek manja dan itu hal baru bagi Peat

Pemuda bersurai pirang itu terkejut mendapati sahabatnya yang biasanya bersikap sedikit dingin kini menjadi manja seperti saudara kembarnya. Mungkin sahabatnya ini sudah bisa memasuki dunia peran saja daripada bermimpi menjadi seorang trainee.

Noeul mengedipkan sebelah matanya mendapati ekspresi Peat yang tercengang. Peat ikut tersenyum miring menanggapi kedipan mata sang sahabat.

Kedua sahabat itu saling bicara melalui tatapan mata.

" Baby.." Noeul melupakan sesuatu yang penting, bagian dari Rain yang satu ini

Bodohnya dirinya bagaimana bisa lupa tentang hal ini. Lalu apa yang harus dirinya lakukan, Rain tak memberikan intruksi apapun mengenai masalah yang berat ini.

Tak diberikan waktu lama, Noeul harus bisa segera mencocokkan dengan peran Rain kembali.

" Phi.." suara manja mendayu terdengar dari bibir berwarna peach milik Rain

" Aku merindukanmu baby," Boss tersenyum dan memeluk tubuh kekasihnya

Aroma yang beberapa waktu lalu dihirupnya kembali tercium. Boss bergerak spontan dan mengendus ceruk leher kekasihnya, dirinya sangat menyukai aroma tubuh kekasihnya yang saat ini berada di dekatnya. Begitu memabukkan juga menyegarkan baginya.

Noeul menegang mendapati sentuhan yang intim sekali lagi dari pria yang beberapa waktu lalu dia sebut pria gila.

Peat merasakan sahabatnya tak nyaman dengan perlakuan seorang pria yang tiba-tiba datang dan memeluk sahabatnya tersebut.

" Ehem.. Bisa tolong lepaskan tubuh saudara sahabatku," Peat bersuara mencoba melepaskan Noeul dari situasi sekarang

Boss melirik pemuda lain yang ada di antara mereka saat ini. Pemuda ini asing dan tak pernah dirinya lihat. Lalu kenapa pemuda itu dengan seenaknya menginterupsi kegiatannya bersama sang kekasih, memang siapa dirinya.

" Kenalkan aku Peat. Sahabat saudara Rain yang ditugaskan menjaga Rain selama sahabatku itu pergi ke tempat asing." Jelaskan Peat pada pria asing tentang dirinya tanpa perlu pria itu bertanya lebih dulu

Boss tak menanggapinya. Hanya diam lalu membuang muka acuh, terlalu malas menanggapi orang lain yang tak ada hubungannya dengan dirinya.

" Baby, Bagaimana kalau kita pergi berkencan nanti?" Tawar Boss yang masih menumpukan kepalanya di sebelah leher sang kekasih

" Tidak bisa! Rain harus pulang bersamaku, itu pinta Eul." Interupsi Peat lagi

Sky hanya mendengarkan perdebatan Peat dan Boss, kedua orang itu baru bertemu dan sudah berselisih. Tapi yang aneh, Rain juga hanya diam seperti bukan dirinya. Normalnya Rain mengiyakan ajakan kekasihnya dengan penuh sukacita mengingat mereka jarang bertemu akibat kesibukan Boss yang mengejar skripsinya. Namun yang terjadi justru sebaliknya, pemuda itu tak memberi respon seperti seharusnya.

Hingga Sky menyenggol lengan Rain dan menyadarkan sahabatnya itu agar menengahi pedebatan antara kekasihnya dan sahabat saudara kembarnya itu.











Tbc

MIRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang