" Oii Sky!!" Teriak Rain pada sahabatnya yang baru saja menginjakkan kakinya di fakultas mereka
" Kau baru sampai? Dengan siapa?" Tanya Rain sedikit tak sabar karena melihat Sky naik motor dengan seorang pria yang belum Sky perkenalkan padanya secara langsung
" Ung.. Itu.." Sky nampak bingung harus menjawab apa pertanyaan Rain
" Apa dia Phi Phai?" Rain menebak dan ternyata tebakannya benar, Sky mengangguk dengan malu
" Aaaaa.... akhirnya," teriak Rain membuat beberapa mahasiswa menoleh ke arah dua sahabat yang sedang berpelukan
" Rain! Kecilkan suaramu sedikit," pinta Sky karena malu menjadi bahan tontonan orang lain
" Hehehehe.. Maaf,"
Tak hanya Noeul yang memiliki seorang sahabat dekat, Rain pun juga memiliki seseorang yang sudah dekat dengannya sejak mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Hanya saja persahabatan Noeul lah yang terbilang lebih lama, karena persahabatan yang terjalin pada Noeul sudah terjadi sejak sekolah dasar.
Entah bagaimana bisa keduanya selalu bersekolah di tempat yang sama, kelas yang sama bahkan duduk di bangku yang bersebelahan untuk waktu yang begitu lama.
Noeul sering berpikir kalau sang sahabat yang selalu mengikutinya kemanapun dirinya mendaftar ke suatu sekolah, dan bukannya ditepis. Hal itu justru diiyakan oleh sahabatnya. Bagi sang sahabat, Noeul sudah menjadi sahabat terbaik untuknya dan dirinya tak ingin mencari orang lain untuk mengisi tempat persahabatan tersebut.
Meskipun persahabatan Rain terbilang masih terlalu sedikit waktu yang mereka habiskan bersama, tapi keduanya sudah seperti mengenal satu sama lain. Hanya saja Sky belum mengenal saudara kembar sahabatnya.
" Oh ya, Kapan aku akan berkenalan dengan Noeul? Aku sungguh penasaran dengan kembaranmu itu," tanya Sky karena sejak mereka menjadi sahabat, Rain belum sekalipun mengenalkan dirinya pada kembarannya tersebut
" Eh, aku belum mengatakan apapun pada Eul." Jelas Rain yang memang belum meminta persetujuan dari saudara kembarnya tentang perkenalan dengan Sky, sahabatnya
" Yaa ampun, ini sudah lama Rain. Dan kau belum bilang apapun tentangku pada saudaramu?"
" Bukan tak bilang apapun, Aku selalu menceritakan apapun pada Eul. Hanya saja kalau aku langsung mengenalkanmu, takutnya Eul tak nyaman. Jadi aku butuh persetujuannya,"
Sky menimbang ucapan sahabatnya dan ada benarnya juga. Meskipun Rain saudara kembarnya, tetapi mereka memiliki kehidupan yang berbeda dan keduanya harus menghormati kehidupan satu sama lain agar tak saling mengganggu.
Sky awalnya sempat curiga karena Rain yang notabene memiliki saudara kembar namun tak bersekolah di satu tempat yang sama, pemuda itu berpikir mungkin hubungan keduanya tak begitu baik juga akrab. Namun dari apa yang dia dengar melalui mulut sahabatnya, hubungan saudara kembar itu bahkan tak bisa dipisahkan.
Keduanya menyepakati perbedaan lingkungan sekolah karena memang pernah mengalami masa dimana mereka disatukan di satu sekolah yang sama dan terjadi sedikit kebingungan dari beberapa orang yang mereka temui. Dan hal itu membuat sedikit lebihnya tak nyaman bagi Rain maupun Noeul.
Hingga akhirnya, Noeul dipindahkan ke sekolah lain. Dan dari sanalah Noeul juga memulai kisah persahabatannya.
" Psstt.. psstt.. lihat arah jam dua belas!" Kode Sky menyenggol lengan Rain
" Apa sih?" Kesal Rain yang tengah fokus mengetik sesuatu di ponselnya dan terganggu karena ulah Sky
Namun matanya langsung melebar karena sesuatu yang diberitahukan Sky. Ponselnya dengan segera dimatikan sebelum pesan yang sudah tinggal satu sentuhan dan terkirim menjadi urung tersampaikan.
Posisi duduknya menjadi tegak dan sedikit terlihat tak nyaman karena takut ada sesuatu yang membuat penampilannya terkesan aneh. Padahal Rain sudah begitu manis dengan hanya duduk diam saja.
" Hai!!" Sapa seseorang yang mendudukkan dirinya di hadapan Rain
" Hai Phi," balas Rain malu malu
" Pulang denganku na.."
Sky menolehkan kepalanya ke arah lain ketika melihat wajah sahabatnya yang menjadi begitu merah hanya karena sebuah ajakan pulang dari seseorang yang memang belakangan ini gencar mendekati Rain.
Rain sendiri masih diam di tempatnya, dirinya masih belum percaya mendapat tawaran yang sangat dia harapkan sejak bulan lalu. Dan kini harapannya terpenuhi.
Pemuda manis bersurai hitam itu mengangguk sebagai jawaban.
" Ok, tunggu aku di parkiran nanti na," pria tersebut berdiri, mengusak surai Rain gemas sebelum pergi keluar dari dalam kelas Rain
Rain yang diperlakukan seperti itu segera berubah menjadi merah padam. Rasanya, dirinya begitu malu juga bahagia disaat bersamaan. Apalagi setelah itu Sky langsung meledeknya habis-habisan. Tapi Rain tak begitu peduli dengan ejekan Sky, karena hatinya yang sedang dipenuhi oleh ribuan kupu-kupu.
.....
Rain tak tahu lagi kalau kadar kebahagiaannya kali ini mungkin sudah mencapai hampir batas maksimalnya. Pasalnya, saat pulang dengan seseorang yang belakangan ini ada di pikirannya. Pria itu mengajukan pertanyaan yang hampir membuat kakinya tak berpijak dengan benar di atas tanah. Tulang di tubuhnya seakan baru saja masuk ke sebuah alat pelunak daging hingga ke bagian tulangnya, terbukti kakinya bergetar melemas.
Rona semu kemerahan tercipta di wajah manis yang tertutup oleh kedua telapak tangannya sendiri.
Aaaaarrrrrrgggghhhhhhhh........!!!!
Apa ini nyata? Atau ini mimpi?
Jeritnya dalam hati yang tak bisa bersuara secara nyata. Namun perasaan bahagia itu harus terhenti karena sebuah dering dari ponsel milik si pemuda manis. Tangannya dengan cepat melihat ke layar ponselnya dan merutuki kebodohannya.
" Maaf Phi, boleh aku angkat panggilan sebentar?" Tanya Rain pada seseorang yang menunggu jawaban darinya
" Ya. Siapa tahu itu penting," balas pria itu tak mempermasalahkannya
Rain beranjak sedikit menjauh dari tempat dimana dirinya tadi berdiri mematung menerima pertanyaan atau pernyataan yang mengejutkannya, namun begitu dia nantikan.
📱📱
" Hallo?"
" Dimana?"
" Ah, Aku lupa memberitahumu, aku sedang pergi dengan seseorang."
" Siapa? Kemana?"
" Dengan Phi Boss, kami hanya pergi ke cafe yang tak jauh dari rumah."
" Oh, kalau begitu jangan terlalu malam. Kau tahu aturan dari Daddy bukan?"
" Aku melupakannya Eul, bisakah kau menolongku lagi kali ini??"
" Haaahh... Kalau begitu satu jam lagi aku akan menjemputmu di jalan depan. Pastikan sampai tepat waktu."
" Ya Eul. Kau terbaik!"
Rain menutup panggilannya dengan senang. Saudara kembarnya akan membantu dirinya lagi kali ini untuk sedikit pulang terlambat. Kalau bisa, Rain sungguh tak ingin hari ini berakhir dengan cepat. Dirinya juga belum menjawab pertanyaan yang diajukan Phi Boss padanya. Sesuatu yang berkaitan dengan cinta.
Kedekatan yang selama ini terjalin akhirnya bersambut dengan hangat. Bahkan hanya tinggal satu langkah lagi dan Rain akan menjadikan pria yang menjadi salah satu kandidat pria populer di kampus menjadi kekasihnya.
" Jadi.." suara jantung Rain masih tak bisa untuk dikondisikan, seolah di dalam sana tengah bersiap untuk memulai alunan musik perang
Dengan malu-malu Rain menganggukkan kepalanya. Dan menyuarakan kata 'ya' secara lirih.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
MIROR
FanfictionKisah dua pemuda kembar identik yang harus terjebak dalam suatu kerumitan dimana cinta yang datang kepada keduanya berasal dari seorang pria. Akankah persaudaraan yang selama ini dibagi bersama bisa membuat keduanya mengalah satu sama lain, atau jus...