27

146 30 65
                                    

Noeul tak bisa menyembunyikan raut terkejut juga enggannya dengan kehadiran tamu yang tak dia harapkan berada di tengah makan malam keluarganya. Pria itu dengan tak tahu malunya melenggang masuk ke dalam rumahnya tanpa dia persilahkan.


" Kenapa kau kesini?" Tanya Noeul dingin

" Aku ke rumah tunanganku, apa itu salah?" Jawab Phayu tak mau kalah


Noeul ingin mengusir pria itu namun sang ayah lebih dulu menemukan tamu tak diundang tersebut. Menuntunnya untuk ikut bergabung di acara makan malam keluarganya. Dan duduk tepat di sebelah Noeul. Mengambil tempat di seberang seseorang yang beberapa waktu lalu bertemu dengannya secara pribadi.

Pemuda yang nampak lebih terkejut dibanding Noeul hampir saja menumpahkan minumannya ketika dirinya hendak minum air yang baru saja dituangkan sang papa.

Matanya membulat sempurna, juga bibirnya yang sedikit terbuka tutup sungguh pemandangan lucu juga menarik di mata Phayu.

Ikan cupangnya kembali kehabisan nafas sepertinya.

Dan menilai dari gerak gerik anak kelinci yang kini  tengah memerankan ikan cupang, sepertinya saudara kembarnya sendiri tak mengetahui kalau si anak kelinci itu menemuinya dan mengutarakan hal yang cukup berani.

Rain gelisah di tempatnya. Dirinya melirik takut-takut pada pria di seberangnya yang menyeringai kecil padanya.



Matilah aku!!



" Rain, apa kau tak enak badan? Wajahmu pucat," Noeul beranjak dari duduknya dan menghampiri saudara kembarnya


Wajah Rain nampak pucat juga keringat terlihat di sekitar wajah manis saudaranya tersebut. Namun ketika disentuh suhu tubuh Rain terasa normal. Pasti ada yang salah disini, Noeul memastikan kembali semua hidangan yang ada di atas meja dan semua tak ada yang bermasalah karena papa mereka selalu mengawasi semua pelayan di rumah. Lalu apa yang membuat saudara kembarnya itu merasa tak nyaman.

Matanya lalu menangkap kemunculan tamu yang sama sekali tak terusik dan menikmati makanannya. Bisa-bisanya pria itu makan dengan tenang di rumah orang lain, tanpa rasa canggung sedikitpun.


" Aku tak apa Eul, hanya perutku sedikit sakit." Rain mencoba tersenyum dan mengatakan semua baik-baik saja

" Ya sudah, makan perlahan saja." Noeul kembali ke tempatnya



Ini pemandangan yang menarik kembali bagi Phayu. Dirinya tak menyangka kalau saudara kembar itu saling menyayangi satu sama lain. Bahkan Noeul terlihat bisa menyerahkan segalanya pada saudaranya itu.



Suasana canggung dan tak nyaman akhirnya berakhir. Membuat Rain bisa sedikit bernafas lega, pikirnya. Namun pria itu masih tak segera kembali pulang ke tempat asalnya. Dan justru berbincang ringan dengan kedua orang tuanya yang tentu saja Noeul juga ikut dalam obrolan tersebut.

Rain mau tak mau juga ikut di tengah situasi menegangkan itu kembali. Dirinya harus memastikan bahwa pria yang menjadi atasannya itu tak mengatakan apapun pada sang ayah perihal ucapannya kemarin.



" Oh ya Uncle, Bagaimana kalau rencana pernikahanku dan Eul diadakan lebih awal?" Noeul juga Rain terkejut mendengarnya


Jangan ditanya bagaimana reaksi Noeul yang ingin memukul kepala pria itu karena sudah berkata tanpa memberitahunya apapun lebih dulu. Disini yang menikah dua orang bukan hanya dirinya, jadi harusnya pria itu juga meminta pendapatnya terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.


" Memang kenapa Phayu?" Tn. Nuttarat bertanya memastikan, dirinya memang yang merencanakan pertunangan putranya sendiri, namun untuk melangkah ke jenjang selanjutnya secepat ini sepertinya itu belum tepat


MIRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang