9

60 15 6
                                    

Sky merasa tak begitu menyukai suasana yang sedang terjadi saat ini. Dirinya justru melihat dengan dua mata kepalanya sendiri, sahabatnya begitu dekat dengan orang lain yang harusnya terasa asing bagi sahabatnya itu, mengingat keduanya baru bertemu setelah permintaan saudara Rain tersebut. Namun pemuda bersurai pirang itu sudah berhasil mengambil sebagian besar tempatnya di samping sang sahabat. Dan hal itu mengusik jiwa Sky.



" Ini enak, cobalah Rain." Sky menyodorkan dessert lembut dengan krim penuh diatasnya dan sepotong stroberry sebagai pelengkapnya



Noeul memandang sedikit ngeri dengan dessert yang ditawarkan Sky padanya. Pasalnya dirinya berbeda dengan sang saudara yang begitu menyukai makanan manis, melihat berapa banyak gula yang dihasilkan hanya dengan sepotong kue, membuat Noeul ragu. Haruskah dirinya membuka mulutnya atau menolaknya lagi. Namun opsi menolak sepertinya tak tepat untuk dilakukan berulang kali.




" Mmm... Ini enak sekali," pada akhirnya Noeul hanya mengambil sedikit diujung



Sky terlihat kecewa karena Rain sepertinya sudah berubah semenjak kepergian saudara kembarnya. Pemuda itu seolah kehilangan semua minatnya terhadap makanan penggugah jiwa mereka seperti dulu kala.

Hanya saja ketika Peat, pemuda bersurai pirang itu menawarkan minuman cola, sahabatnya itu segera menerimanya dengan senyuman tipis.

Sky bahkan tak ingat sejak kapan sahabatnya itu menyukai minuman seperti itu. Bukankah Rain lebih menyukai minuman manis sepertinya alih-alih minuman bersoda dengan warna sedikit kecokelatan. Apa selera sahabatnya itu sudah berubah atau memang dulu Rain juga sudah menyukai minuman tersebut. Sky tak tahu, semakin dipikirkan semakin terasa aneh.

Tak hanya itu, Rain juga bersikap asing dengan sentuhan kekasihnya yang hal itu ditangkap jelas oleh mata Sky. Setiap kali pria itu mendekat, maka tubuh Rain akan otomatis menegang. Seolah tak nyaman juga tak mengenali tubuh kekasihnya sendiri.

Sky masih menimbang sekali lagi, apakah semua ini hanya kecurigaannya saja atau memang ada sesuatu yang besar tengah terjadi diantara sahabatnya dan saudara kembarnya. Pemuda itu bertekad mengumpulkan semua bukti yang dia yakini sebelum membongkar habis apa yang dia rasa benar.








.....







" Baby.." panggil Boss ketika melihat kekasihnya berjalan melewati mobilnya dan hendak masuk ke dalam mobil orang lain


Bukan orang lain sebenarnya, akan tetapi Boss tetap menganggap pemuda berambut pirang itu sebagai orang lain yang tiba-tiba saja datang dan dengan seenaknya membuat kekasihnya itu harus terus bersama dengannya saat berangkat maupun pulang. Sedikit aneh jika dipikirkan lebih jauh, kenapa kekasihnya itu terlihat lebih dekat dengan pemuda yang baru saja dikenalnya alih-alih bersama Sky. Yang notabene merupakan sahabat kekasihnya sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah atas dulu.

Boss tahu kalau alasan pemuda bersurai pirang itu dekat dengan kekasihnya karena permintaan saudara kekasihnya, namun tetap saja hal itu membuatnya kesal. Apa saudara kekasihnya itu tak mengetahui kalau Rain sudah memiliki kekasih yang siap menjaganya tanpa perlu merepotkan orang lain untuk menjaga kekasihnya sendiri.

Pria itu tak mengetahui alasan apa yang mendasari langkah yang diambil saudara Rain, karena Boss sendiri juga tak mengetahui kalau kekasihnya memiliki seorang saudara. Rain belum pernah bercerita tentang saudaranya ataupun mengenalkan mereka secara langsung.


" Kau sudah datang, bagaimana? apa semua berjalan lancar?" Tanya Noeul yang kini mulai perlahan terbiasa dengan panggilan 'baby', juga pria yang jika sudah berada di dekatnya pasti akan langsung menempel secara otomatis padanya

" Ya. Hanya menunggu untuk sidang, ahh.. aku sedikit tak rela lulus dengan cepat sekarang." Boss menyandarkan kepalanya ke pundak kekasihnya

" Kenapa?" Padahal semakin cepat pria itu tak lagi berada di kampus, hal itu akan menguntungkan bagi Noeul. Jujur saja terus menerus berada di samping pria yang selalu bersikap manis padanya, membuat gejolak aneh di dadanya




Sesuatu menggelitik di tubuhnya. Entah otak, jantung atau hati nuraninya. Noeul tak tahu, dirinya masih berjuang keras menolak sesuatu yang mulai perlahan merayap, mengikis benteng pertahanan yang sudah dia bangun tinggi sejak dulu. Dan pria ini mampu membuat lubang kecil yang semakin lama semakin lebar, memberi celah menganga yang nantinya akan menghancurkan tembok tinggi itu tanpa Noeul sendiri sadari.



" Karena aku akan berpisah denganmu. Sekarang saja Daddy sudah menyuruhku berada di perusahaan untuk menggantikannya," Boss melancarkan seribu satu alasan pada sang ayah agar dirinya masih bisa berkeliaran bebas di kampus, yang lebih tepatnya untuk berada di sekitar kekasihnya

" Mungkin Daddy memang membutuhkanmu Phi, Kau harus membantunya." Suara lembut dan pengertian dari Rain selalu menghangatkannya, terlebih ketika kekasihnya memanggil ayahnya dengan sebutan yang sama dengan dirinya

" Hmm.. Sebentar lagi baby, Aku masih ingin berada di dekatmu." Ucap Boss sembari melirik pemuda bersurai pirang yang menatapnya tajam sejak pertemuan pertama mereka


Hal itu juga mengusik Boss, kenapa dirinya merasakan permusuhan dari pemuda bersurai pirang tersebut sejak pertemuan pertama mereka. Padahal dirinya tak merasa mempunyai hutang apapun pada pemuda tersebut. Boss yakin kalau pemuda itu tak menaruh perasaan seperti cinta pada kekasihnya, namun ada hal lain yang mungkin saja tak diketahui Boss. Hanya saja pria itu tak tahu apa itu. Dan dirinya malas mencari tahu alasan tersebut, yang terpenting baginya, kekasihnya tak menghindarinya hanya demi bersama pemuda bersurai mencolok tersebut dan Boss tak perlu mempermasalahkannya lebih lanjut.


" Ayo ikut denganku," Boss membantu tubuh kekasihnya berdiri setelah dirinya bangun terlebih dulu dari duduk mereka

" Hng?"

" Kencan. Kita jarang berkencan karena aku yang sibuk menyusun skripsi, jadi ini waktunya kita menebus kencan kita yang sempat tertunda." Tak menunggu waktu bagi Noeul menjawab, Boss sudah menggenggam tangan kekasihnya dan berlalu pergi dari hadapan Sky juga Peat



Sky melirik Peat yang terus menatap kepergian Rain dengan tatapan tak suka.


" Bukankah mereka serasi?" Celetuk Sky mengalihkan pandangan Peat menjadi ke arahnya

" Serasi?" Ulang Peat

" Ya. Rain sangat mencintai Phi Boss, begitu juga sebaliknya. Phi Boss amat sangat mencintai Rain. Rain sungguh beruntung," tambah Sky

" Beruntung? Ya dia beruntung dan akan menyesal jika menyia-nyiakan seseorang sepertinya," smirk Peat



Sky merasa senyuman Peat terlihat misterius bukan senyuman yang ikut bahagia dan tulus akan hubungan Rain bersama Boss, seperti dirinya.

Pemuda itu menghilang setelah memastikan Rain sudah pergi masuk ke dalam mobil yang dikemudikan Boss. Tak ada lagi alasan dirinya menetap di tempat yang tak ada sahabatnya, namun sebelum pergi dirinya justru mendengar kalimat konyol dari sahabat Rain.

Peat ingin tertawa keras dan menunjukkan fakta pada sahabat Rain itu bahwa keberuntungan yang dimiliki sahabatnya sudah dilepaskan dengan bodohnya dan berpindah ke tangan orang lain. Namun lagi-lagi karena janjinya pada Noeul, dirinya hanya bisa diam menyimpannya rapat.










Tbc

MIRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang