13

74 19 13
                                    

" Bukankah kalian harus membayarnya karena sudah berani menipuku," Noeul menegang, Boss kembali berjalan ke arahnya dan dirinya kini sudah terpojok, hanya ada dinding di belakangnya

" B-Boss... Tunggu dulu, aku tahu aku salah. Tapi aku tak berniat seperti itu." Elak Noeul, kini wajahnya mulai pucat mendapati Boss yang hanya beberapa langkah darinya

" Benarkah? Kau tak berpikir aku semurah hati itu untuk melepaskan seseorang yang sudah berani mempermainkanku bukan," bisik Boss tepat di telinga Noeul


Noeul menggeleng ribut. Boss mencengkeram dagu Noeul dan mencium sedikit kasar bibir manis yang sudah dia rasakan beberapa waktu lalu karena desakannya. Pantas saja dirinya begitu susah mendapat pelukan juga ciuman dari kekasihnya, karena memang pemuda yang saat ini dia kunci pergerakannya bukanlah kekasihnya. Melainkan kembaran kekasihnya, yang sialnya Boss juga terpengaruh karena eksistensi pemuda ini.

" Hah.. Ha.. Hhhh.." Noeul meraup nafas setelah ciuman kasar dan paksa dari Boss terlepas

Kepalanya pusing karena Boss tak memberinya waktu untuk sekedar mengambil nafas diantara ciuman mereka. Pria itu begitu mendominasi dan juga membuatnya lemas.


" Entah kau Rain atau siapapun namamu. Kau akan menjadi milikku." Noeul membulat mendengar kalimat yang bagaikan awal hukuman baginya

" Aku akan membuatmu dan saudaramu itu menyesal karena sudah berani mempermainkanku." Noeul menggeleng tak mau menerima hukuman yang harus dia terima


Dirinya tak berpikir panjang mengenai amarah pria ini sebelumnya. Dan sekarang Noeul sedikit menyesal dengan keputusannya yang membiarkan Rain menjadi dirinya begitu pula sebaliknya.

Boss membawa tubuh Noeul ke sebuah kamar, meletakkan sedikit kasar pemuda yang kini memohon belas kasihannya.


" Boss.. Kumohon maafkan aku, Aku.. Aku janji tak akan muncul lagi di depanmu. Aku bukan Rain, aku bukan kekasihmu. Kau ingat itu bukan?" Racau Noeul


Boss merapatkan deretan giginya ketika mendengar kalimat bahwa pemuda cantik dalam genggamannya ini akan menjauh dan menghilang dari pandangannya. Sungguh dirinya tak menyukai gagasan tersebut.


" Benar. Kau bukan Rain. Kau bukan kekasihku." Angguk Boss namun tangan pria itu bergerak membuka kancing baju kemejanya

Noeul beringsut mundur dengan pemandangan Boss yang tak berhenti membuka semua kain yang melekat di tubuhnya sendiri. Bahkan kain di tubuh atas pria itu sudah terlepas semua.


" Kumohon lepaskan aku.." pinta Noeul memelas


Mata Boss menyipit mendapati mata berbinar itu. Awalnya Boss hanya berniat menggertak pemuda bersurai abu itu dan melepaskannya setelah puas sedikit memberinya peringatan. Namun pesona yang ditawarkan oleh Noeul sulit ditolak oleh Boss. Rasa haus di dalam jiwa mudanya meronta dan ingin segera terpuaskan.


" Sayangnya aku tak berencana melepasmu, baby.." senyum tampan yang sempat menggetarkan hati Noeul mulai terasa seperti sapaan dari iblis berwujud manusia

" Kumohon jangan... Jangan.." teriak Noeul


Tangan kokoh itu terus bergerak membuka paksa pakaian yang melekat menutupi tubuhnya. Tercabik compang-camping terbuang sembarangan, menyisakan kulit seputih susu yang halus dan belum pernah terjamah.

Kecupan juga hisapan yang diberikan sebagai penanda di sekujur tubuhnya terasa menyengat dan mengingatkannya kalau semua ini terasa salah juga menyakitkan. Otaknya terus berontak berlari sekuat tenaga, namun tubuhnya justru mengkhianatinya dan membiarkan tubuh lain menekan jauh ke dalam inti dirinya.

" Hiks.. Hiks.. Aaaarrrggghhhh..." Jerit memilukan tak berpengaruh sama sekali bagi pria yang sudah sepenuhnya tenggelam dalam pusaran hasratnya


Mengatasnamakan hukuman dan amarah dengan memiliki seseorang yang tak mempunyai hubungan apapun dengannya kecuali sebuah kesalahan. Pria itu juga sadar kalau mungkin tak hanya pemuda di bawah kungkungannya yang patut untuk disalahkan, melainkan sosok utama yang berstatus sebagai kekasihnya.

Hanya saja egonya tak menginginkan pemuda cantik yang menangis karena dirinya ini menjadi milik orang lain.

Boss akan memastikan kalau pemuda ini tak bisa lari dari jeratnya. Pemuda ini yang sudah memulai dengannya, jadi jangan salahkan Boss jika dia menginginkan pemuda yang sudah dia kenalkan pada keluarganya untuk berdiri di sampingnya, menggantikan kekasihnya secara penuh.







......





" Ughh.." lirih Noeul membuka matanya

Ingatan yang terakhir datang, dimana dirinya tak dibiarkan berlari sekalipun oleh pria yang menghukumnya, membuat dadanya terasa sesak. Buliran air mata kembali jatuh di wajah cantiknya yang nampak pucat sayu. Tubuhnya terasa sakit disana sini dan sulit untuk digerakkan. Jangankan bergerak, Noeul merasa bagian bawah miliknya terus berdenyut nyeri tak nyaman juga sakit dan perih.


" Jangan menangis, Aku akan bertanggung jawab."


Tenaganya tak lagi tersisa hanya untuk sekedar memukul pria yang dengan seenaknya mengambil kesempatan pada tubuhnya. Siapa yang menginginkan pria itu bertanggung jawab pada dirinya. Noeul tak menginginkan hal itu meskipun hatinya mulai terjerat padanya.


" Sudah kubilang aku tak akan melepasmu. Jadi teruslah terbelenggu bersamaku, baby.." bisik Boss dengan kalimat egois yang mengundang tangis Noeul untuk tak mau berhenti


Tubuhnya terlalu lelah mencerna bagaimana bisa semua menjadi seperti ini. Setelah ini apa yang harus dirinya lakukan. Tak ada satu katapun di otaknya yang singgah dan memberinya perintah untuknya melakukan langkah selanjutnya. Semua kosong dan  tak berjejak.


" Tidurlah lagi.." Boss merengkuh tubuh Noeul secara hati-hati dan membawanya ke dalam pelukannya


Pria itu sudah bersiap dengan segala rencana untuk membuat pemuda dalam dekapannya menjadi miliknya seutuhnya. Hanya dengan cara ini dan dirinya bisa memiliki Noeul.

Kilasan ingatan, hari dimana Sky berteriak pada pemuda ini juga Peat melintas begitu saja. Dirinya ada di balik dinding yang tipis, mendengarkan dengan seksama dalam diam. Mencerna semua hal yang terjadi. Dan betapa terkejutnya dirinya ketika memang benar seperti yang dikatakan Sky kalau sosok yang dia yakini sebagai kekasihnya selama ini bukanlah kekasihnya Rain, melainkan saudara kembar kekasihnya yang bernama Noeul.

Boss baru mengetahui rahasia kelahiran kekasihnya dan itu tak berasal dari bibir kekasihnya sendiri. Yang lebih menyakitkan bahwa pemuda bernama Noeul itu begitu mudah ingin menjauhinya hanya karena Rain yang asli akan segera kembali.

Pria yang sudah dibutakan amarah itu tak memiliki waktu untuk memikirkan rencana yang lebih cepat dari membuat Noeul menjadi miliknya terlebih dahulu.


" Maafkan aku.. Jangan pergi dariku, Eul."


Noeul terus mendengar kalimat berulang yang menggumamkan kata permintaan maaf dan memintanya untuk tak pergi meninggalkannya. Namun Noeul tak bisa melihat siapa sosok yang terus memanggil namanya.

Hingga bayangan Rain yang menatapnya nanar dengan mata sembab dan air mata berlinang, membuatnya membeku di tempatnya berdiri.

Raut wajah saudara kembarnya itu sendu dan kecewa, Noeul tahu ada yang tak benar dengan Rain. Tangannya terulur hendak menyentuh Rain namun dengan cepat ditepis pemuda manis tersebut.

Membuat Noeul tercengang mendapati ini pertama kalinya Rain marah padanya.


" Kau tega padaku Eul!

" Kau mengkhianatiku!"

" Kau merebutnya dariku!"

" Kau jahat Eul!!"

" Kembalikan dia padaku!!"



Noeul menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Rain.











Tbc

Aku yg baek hati dan tidak sombong ini akhirnya khilaf sesuai keinginan readers😅😅😅

MIRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang