Dua orang pemuda dan satu pria nampak berpikir serius di sebuah bangku cafe yang tak jauh dari kampus ketiganya. Meskipun salah satunya sudah menjadi seorang alumni, namun karena ada sesuatu yang mendesak membuatnya kini berada di antara dua sahabat yang ikut memikirkan jalan keluar dari sebuah masalah.
" Jadi Eul masih tak mau bertemu dengan Phi Boss?" Tanya Sky untuk kesekian kalinya
" Iya Sky, Haaahh... Harus berapa kali sebenarnya aku mengatakan kalau Eul tak mau lagi bertemu dengan Phi Boss. Dia sudah menutup pintu hatinya lagi." Sinis Rain, sahabatnya itu terus saja menanyakan pertanyaan yang sama sejak mereka bertemu siang ini
" Kenapa begitu ya? Apa Phi tahu sesuatu?" Sky beralih pada Boss
" Entah. Aku juga tak tahu, dia menutup aksesku. Bahkan si rambut mencolok itu juga mengacuhkan ku setiap kali aku datang ke apartemennya dan mencari Eul." Ingat Boss selama ini dirinya juga tak tinggal diam, karena pria itu sudah berulang kali mencari segala macam cara untuk bertemu Noeul namun tak pernah berhasil
" Jangan memanggilnya seperti itu Phi, dia sahabat kesayangan Eul." Bela Rain pada sahabat saudara kembarnya
Boss masih kesal dengan pemuda bersurai mencolok itu sebenarnya, tapi benar juga apa yang diucapkan Rain. Kalau Noeul tahu dirinya mengolok-olok sahabatnya, Noeul akan semakin marah padanya.
" Jadi bagaimana sekarang?" Sky memandang sahabatnya juga seniornya, mantan kekasih sahabatnya
Kalau dipikirkan lagi, sebenarnya hal ini cukup lucu untuk disebut pertemuan yang wajar juga biasa. Karena pertemuan ini terjadi untuk membahas langkah selanjutnya agar mantan kekasih sahabatnya itu bisa kembali mendapatkan saudara sahabatnya dan menjadikan Noeul sebagai kekasih dari pria yang sempat menjalin hubungan dengan sahabatnya. Cukup pusing untuk dideskripsikan, namun Sky merasa lega karena sepertinya baik Rain maupun Boss sudah benar-benar tak memiliki rasa apapun. Keduanya bahkan sekarang lebih mirip seperti seorang teman daripada mantan kekasih.
" Hanya ada satu cara menurutku." Celetuk Rain sembari menyeruput jusnya
Boss dan Sky menanti dengan tak sabar agar Rain segera mengatakan pendapatnya. Karena mereka sudah membicarakan hal ini lebih dari tiga jam dan tak menemukan solusi sama sekali.
" Mudah saja." Cengir Rain terkikik sendiri, yang mengundang tanda tanya dari dua orang lainnya
" Phi Boss tinggal menculik Eul lagi saja. Bukankah dulu Phi juga melakukannya? Sky yang memberitahuku. Phi benar-benar seorang penjahat." Cibir Rain karena mengetahui hal seperti itu dari sahabatnya
Dan Rain sangat yakin bahwa pria itu pasti sudah melakukan hal buruk pada saudaranya yang saat itu tengah menyamar menjadi dirinya. Mengingat di masa lalu pada hubungan keduanya, mereka hanya sebatas peluk juga cium tak lebih. Karena memang Rain merasa belum siap melangkah ke tahap selanjutnya. Yang sialnya justru saudara kembarnya itu terseret pada tahap selanjutnya yang lebih dalam karenanya.
Boss menatap tak percaya pada mantan kekasihnya tersebut. Bagaimana bisa pemuda itu menyarankan agar menculik saudaranya sendiri dan melakukan hal yang buruk meskipun Boss juga tak akan menolaknya.
" Apa??! Hanya itu cara satu-satunya. Kalau Phi tak mau, ya sudah. Eul itu cepat sekali move on, jangan salahkan aku kalau Peat akan mengatur kencan buta baginya. Ooppss," Rain menutup mulutnya berpura-pura kelepasan bicara, padahal itu juga merupakan salah satu upayanya dalam memprovokasi Boss
" Apa? Peat mengatur kencan buta?" Sky berteriak setengah tak percaya
" Ya. Bahkan semua kenalan Peat tak ada yang minus. Semua tampan, tinggi, juga kaya. Kalau Phi tak segera bergerak, Phi hanya akan menjadi salah satu masa lalu Eul." Rain menyunggingkan senyumnya melihat Boss sudah mulai mengeras juga mengepalkan tangannya
" Ok. Kita lakukan rencanamu." Boss beranjak bangkit dan segera berlalu pergi
Kepalanya sudah sangat berisik dengan ucapan Rain yang terus menerus menyulut sesuatu dalam dirinya untuk berkobar.
"Apa? Kencan buta? Aku akan membuat perhitungan dengan si rambut mencolok itu kalau Eul benar-benar melakukannya!!" Kesal Boss memukul kemudinya
Rain terkikik geli memandang kepergian mantan kekasihnya atau yang sebentar lagi akan menjadi saudara iparnya itu dengan wajah kesal juga marah.
" Apa itu benar?" Sky masih tak percaya
" Ya. Bahkan sebenarnya Eul sudah mengikutinya beberapa waktu lalu." Ungkap Rain dengan senyum geli mengingat Noeul yang menceritakan bagaimana kencan butanya kala itu
" Tapi, kau tadi tak mengatakannya."
" Kalau aku katakan, kasihan Eul ku. Dia akan habis oleh Phi Boss. Kau tak lihat tadi semarah apa dia hanya mendengar kalau itu masih rencana,"
" Kau benar. Kuharap Eul masih bisa diselamatkan.."
" Kalau itu aku tak yakin,"
.....
Meskipun ini masih terlalu dini bagi Noeul untuk mengikuti laju bisnis ayahnya, karena desakan sang ayah yang ingin memperkenalkan putranya itu pada beberapa relasinya membuat pemuda bersurai pirang itu mau tak mau harus siap maju.
Atas rengekan Peat pula, pemuda yang dulu bersurai abu itu mengganti warna rambutnya menjadi sama dengan warna rambut sahabatnya. Namun tak penuh berwarna pirang melainkan kombinasi perpaduan dengan warna hitam seperti warna rambut Rain.
Surainya yang juga panjang diatas bahu ditata sedikit diikat ke belakang, menyisakan beberapa bagian yang masih tergerai.
Tn. Nuttarat sudah lebih dulu sampai dan berbincang dengan seorang pria yang usianya hampir sama dengannya. Noeul juga bisa melihat di sebelah relasi ayahnya itu tengah duduk pria yang kemungkinan besar merupakan putra relasi ayahnya tersebut. Otaknya sempat menerka mungkinkah ini tak hanya sekerdar pertemuan biasa, namun dengan cepat Noeul menepis pikiran itu.
Namun ada hal yang mengganjal, Semakin mendekat Noeul semakin yakin pernah melihat pria ini di suatu tempat tapi dirinya tak tahu dimana tepatnya itu. Wajahnya terasa familiar hanya saja Noeul tak tahu apa benar dirinya mengenal pria ini.
" Ah, Kenalkan ini putraku Noeul." Tn. Nuttarat mendapati kedatangan putranya dan memperkenalkannya pada relasinya juga putra relasinya
" Mirip sekali dengan Ny. Nuttarat kurasa." Sahut relasi Tn. Nuttarat menampilkan senyum dan menjabat tangan Nouel yang tergantung di udara
" Ya. Gen papanya memang lebih mendominasi, hahahaha..."
" Oh iya, kenalkan ini putra pertamaku Phayu."
" Phayu."
" Noeul."
Noeul tak bisa mengalihkan pandangannya pada pria di depannya kini. Dirinya merasa benar-benar yakin pernah melihatnya, namun juga ragu.
Pria bernama Phayu yang terus ditatap segera menangkap pencuri yang sudah berani curi-curi pandang padanya. Mata tajamnya yang bak elang menatap lurus jauh ke dalam diri Noeul, membuat Noeul merasa tak nyaman dan segera mengalihkan pandangannya.
Sebuah seringai muncul di wajah tampan yang tengah merencanakan sesuatu.
" Dad, Bisakah aku membawa Noeul jalan-jalan, kami sepertinya tak cocok berada di tengah para orang tua yang hanya sibuk membahas bisnis membosankan." Pinta Phayu pada ayahnya yang membuat Noeul terkejut
Dirinya memang merasa bosan karena obrolan seputar bisnis yang belum diperkenalkan oleh sang ayah. Tapi untuk berduaan bersama pria itu saja, rasanya juga akan tak nyaman, apalagi Noeul sudah tertangkap basah memperhatikan pria itu tadi.
Tbc
Sapa kemaren yg minta doi dimasukin kesini hah??!!
Bkin nggak jadi" end😒😒
KAMU SEDANG MEMBACA
MIROR
FanfictionKisah dua pemuda kembar identik yang harus terjebak dalam suatu kerumitan dimana cinta yang datang kepada keduanya berasal dari seorang pria. Akankah persaudaraan yang selama ini dibagi bersama bisa membuat keduanya mengalah satu sama lain, atau jus...