12

83 18 23
                                    

Noeul dibuat harus menginjakkan kaki ke kampus milik Rain hanya karena hari ini ada ujian di tempat saudaranya itu dan mau tak mau dirinya kembali berperan menjadi sosok saudara kembarnya.

Peat sempat menolak keras ide Noeul yang akan tetap datang mengikuti ujian bagi saudara kembarnya itu, namun lagi-lagi Peat dibuat mengalah karena keinginan Noeul yang masih mengutamakan saudaranya di atas kepentingannya sendiri.


" Ok, Aku akan menjemputmu nanti. Begitu selesai segera hubungi aku," Noeul setengah membungkuk ke arah Peat yang berada di dalam mobil sedang dirinya sudah berada di luar

" Hng."

" Dan jangan mendekati orang-orang itu lagi." Ingatkan Peat sekali lagi


Dirinya tak bisa menemani sahabatnya di tempat asing ini karena alasan yang sempat dia jalani beberapa waktu lalu sudah habis. Jadi Peat tak bisa berada di sisi Noeul untuk memastikan apakah para serangga itu akan mendekati sahabatnya atau tidak. Dan Peat tak menyukai hal ini.


" Ya. Sudah sana pergilah." Usir Noeul karena sahabatnya itu seperti tak akan melepaskannya

" Hiss.." gerutu Peat dan mulai menjalankan mobilnya




Noeul melangkah masuk ke dalam kampus Rain, semua orang mulai memperhatikan sosok yang biasanya tak terlihat mencolok itu kini berjalan dengan aura yang berbeda.

Surai dark grey nya yang sudah dua tahun menetap di kepalanya, mulai kembali memantapkan pilihan sekali lagi. Noeul telah kembali menjadi dirinya sendiri, tak lagi memakai warna yang menjadi penanda saudara kembarnya tersebut.

Kasak kusuk terdengar ketika sosok memukau itu melewati mereka. Mengundang kekaguman juga rasa iri, bagaimana seseorang bisa merubah penampilannya juga kesannya begitu cepat.

Sky terkejut mendapati Noeul masuk ke kelas mereka dengan penampilannya yang sebenarnya. Pemuda itu ingin mendekat padanya namun terlambat karena sang dosen sudah memasuki kelas yang sama dan ujian akan dimulai.

Matanya sesekali melirik ke arah Noeul namun pemuda cantik itu sama sekali tak menoleh ke arahnya. Hingga ujian usai dan Noeul justru bergegas beranjak dari duduknya.


" Rain!!" Panggil Sky yang masih sadar ini di dalam kampus dan pemuda itu memainkan peran sebagai sahabatnya


Noeul berhenti namun tak menengok ke belakang. Dirinya menetap di tempatnya berdiri menunggu Sky mendekat ke arahnya.


" Bisa kita bicara sebentar?" Pinta Sky canggung

" Maaf Sky, kukira semua sudah jelas. Akan lebih baik bagi kita kembali seperti semula. Sahabatmu akan pulang sebentar lagi, jadi jangan khawatir." Ucap Noeul menolak halus ide Sky yang ingin berbicara dengannya, tanpa harus pemuda itu mengatakan pun, Noeul tahu kalau Sky pasti hendak meminta maaf padanya

" Tapi.."

" Baby.. Kau kemana saja?" Ucapan Sky terpotong karena seseorang datang dan mengambil alih Noeul



Boss terkesima dengan pemuda yang kini berada tepat di sisinya. Pemuda yang sama yang dia lihat di pesta temannya beberapa bulan lalu. Sorot mata yang sama yang memandangnya dengan datar dan Boss mulai merasakan kalau dirinya memang salah mengenali kekasihnya.


" Kau pasti sudah tahu dari Sky, aku bukan Rain." Jelas Noeul tak ingin lagi membuat kebingungan kekasih saudaranya. Sebaiknya semua berakhir sampai disini



Egonya mulai muncul ketika melihat raut wajah tak peduli dari wajah yang dia yakini sebagai kekasihnya. Ada pertanyaan mengapa mereka mempermainkannya seolah semua ini hanyalah candaan.

" Ikut denganku!"

Noeul meronta dalam cengkeraman Boss. Tenaganya jauh di bawah pria yang melatih tubuhnya secara rutin, dalam sekali hentak saja Noeul sudah berada dalam gendongan pria tampan tersebut.

Berteriak meminta untuk diturunkan yang sama sekali tak dihiraukan Boss.

" Kau harus menjelaskan semuanya padaku, entah itu Rain atau siapapun. Kau pasti tahu resikonya," ucap Boss membanting pintu mobilnya dan bergerak ke sisi lain untuk masuk

Mobil mewah itu berkendara dengan kecepatan tinggi, rasa marah mulai menguasainya. Membuatnya ingin segera sampai di tempat tujuan tanpa peduli bahwa pemuda di sampingnya terlihat sedikit ketakutan dengan cara mengemudinya.

Peat yang sampai di kampus Rain tak mendapati sahabatnya disana. Mengumpat keras ketika mengetahui dirinya kalah cepat dengan pria bernama Boss yang sudah membawa lari sahabatnya.







.....







Noeul enggan turun dari mobil yang kini sudah berhenti di sebuah bangunan yang lain. Dirinya tak mengetahui dimana tempat ini, kenapa hanya ada satu bangunan di tempat asing ini. Bagaimana caranya kembali jika tak terlihat satu kendaraanpun melintas di dekat sini.

Boss yang melihat raut wajah berpikir pemuda di sampingnya segera meraih tas yang dibawa pemuda tersebut. Mengeluarkan ponsel pemuda itu lalu membantingnya ke atas tanah hingga ponsel pintar itu hancur terpisah beberapa bagian.


" Hei!!" Teriak Noeul keras, satu-satunya alat yang dia butuhkan untuk menghubungi Peat sudah hancur

" Kau tak berpikir aku akan melepaskanmu semudah itu bukan," smirk Boss yang kini terlihat menakutkan di mata Noeul




Noeul tak yakin apa pria ini pria yang sama yang menjadi kekasih saudara kembarnya, yang selalu bersikap hangat juga perhatian kepadanya selama ini. Atau, pria ini juga memiliki saudara kembar seperti dirinya dan Rain. Dan yang berada di depannya ini merupakan kembaran lain pria itu.

Boss tak memberi Noeul kesempatan untuk terus berpikir dan mencari cara keluar dari situasi ini. Pria itu kembali membawa tubuh Noeul ke dalam gendongannya yang terus meronta, masuk ke dalam bangunan satu-satunya yang terlihat.

Pria yang tengah dikuasai rasa kesal itu mengunci satu-satunya jalan keluar dari dalam rumah mewah ini.

Noeul berhasil melompat turun dari bahu lebar Boss. Menatapnya ngeri karena wajah pria itu terlihat menakutkan. Matanya memicing dan gurat otot halus juga tercetak di wajah tampan itu. Sinyal untuk melarikan diri diterima otak Noeul , namun pemuda itu tak tahu bagaimana caranya keluar dari sini sedang jalan keluarnya sudah diblokir oleh Boss.

" Apa yang aku lihat hari itu adalah kau?" Boss melangkah maju perlahan ke arah Noeul yang juga berjalan mundur


Noeul bingung harus menjawab apa. Melihat kebisuan Noeul membuat Boss sadar kalau memang benar hari itu bukan kekasihnya melainkan orang yang ada di depannya saat ini.

" Melihatmu diam berarti itu benar. Lalu apa alasanmu dan Rain mempermainkanku seperti ini?" Boss berhenti, dadanya bergemuruh kesal

" Boss dengar, aku juga Rain sama sekali tak berniat mempermainkanmu. Rain.. dia sangat mencintaimu. Sekarang dia hanya ada di suatu tempat karena harus mengikuti suatu hal. Dia.. dia akan kembali sebentar lagi." Jelas Noeul mencoba meredakan amarah pria itu

" Mencintaiku? Apa dengan membuat orang lain menjadi dirinya?" Noeul tak tahu harus menjawab apa


Dirinya tahu semua kesalahannya dan saudaranya yang membuat pria itu seolah tengah dipermainkan. Tapi sungguh, dirinya tak memiliki niat seperti itu.


" Bukankah kalian harus membayarnya karena sudah berani menipuku," Noeul menegang, Boss kembali berjalan ke arahnya dan dirinya kini sudah terpojok, hanya ada dinding di belakangnya











Tbc

MIRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang