4

107 20 17
                                    

" Bagus. Sekarang diam. Hari ini kau bertingkah tak mengenalku, mengabaikan ku juga mendorongku. Aku akan menagih biaya ketidaknyamanan ini beserta bunganya, baby."


Baby?

Siapa? Apa aku?


Noeul merasakan kepalanya sedikit berputar ketika kakinya sudah kembali menapak di atas tanah. Pria itu sudah menurunkannya di samping sebuah mobil berwarna hitam yang Noeul tak ingat apa dirinya sudah pernah menaikinya atau setidaknya kenal pemiliknya.

Pria itu membuka pintu mobil dan mencoba membuat Noeul masuk ke dalam mobil tersebut. Namun dengan cepat Noeul mencegahnya sejenak.



" Sebentar, kau mau membawaku kemana?" Noeul mencoba mengulur waktu dan membuat pria itu sedikit lengah

" Rumahku. Kau selalu tak mau jika kuajak kesana, jadi ini waktu yang tepat untuk membawamu kesana."

" Tunggu. Rumah?" Pria itu mengangguk

" Wah, Kau sudah gila."



Noeul tak bisa menunggu, dirinya harus bisa pergi menjauh dari pria gila yang baru saja ditemuinya dan akan membawa dirinya ke rumah si pria gila tersebut.

" Rain! Berhenti!"

Nama yang diteriakkan padanya membuat Noeul menghentikan langkah kakinya, meskipun itu bukanlah nama miliknya tapi semua menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi.

Pria itu salah mengenali dirinya.

Dan Noeul tengah mencerna ulang semua informasi mengenai seseorang yang memanggil saudara kembarnya dengan panggilan 'baby'.

" Baby. Ada apa denganmu hari ini? Kau selalu ingin lari dariku," keluh pria itu membuka satu persatu kancing teratas kemejanya

Rasa kesal karena kekasihnya yang terus saja bertingkah seolah tak mengenalnya membuatnya geram dan marah.

Noeul pun juga begitu, rasanya dirinya juga kesal dan marah karena selalu dikira sebagai orang lain. Padahal dirinya sudah berusaha membuat visual yang berbeda dari saudara kembarnya tersebut.

" Hei, Lihat aku!" Tangan pria itu mencengkeram lembut dagu milik Noeul dan mengarahkannya agar wajah cantik itu melihat ke arahnya bukan ke lantai

Boss tertegun sejenak. Mata yang selama beberapa waktu selalu menatapnya bagai anak kelinci menggemaskan kini seperti berubah menjadi sesuatu yang lain.

Pesona mata itu masih sama, hanya terasa sedikit berbeda. Mungkinkah karena tak bisa menemui kekasihnya selama dua minggu ini, hingga sekarang dirinya merasa kekasihnya menjadi orang lain.

" Baby.. Apa aku menakutimu?" Suara berat itu menjadi lebih lembut

Tak ada jawaban. Noeul hanya diam membisu.


" Ok, Maafkan aku. Mungkin kau merajuk karena aku yang beberapa waktu terlalu sibuk. Tapi bisakah tak berpura-pura tak mengenalku, itu membuatku frustasi, baby.." Boss membawa tubuh kekasihnya yang masih saja terdiam ke dalam pelukannya

Pria itu berpikir mungkin memang semua karena kesalahannyalah, hingga kekasihnya merajuk dan mulai bersandiwara tak mengenalinya.

Sedang disisi lain, otak Noeul membeku. Dirinya bingung harus mengatakan hal seperti apa di situasi seperti ini. Haruskah dirinya mengaku kalau dirinya bukanlah Rain.

Ya sepertinya itu yang harus dirinya lakukan.

" Eumm.. Maaf, Tapi kau salah orang." Noeul perlahan melepas pelukan pria di depannya yang sekarang dia yakini merupakan kekasih saudara kembarnya, Rain

MIRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang