• Tahun Penderitaan, 275 •
Raungan suara manusia kuat di sebuah daerah yang menjadi tanah untuk berperang. Dentingan besi saling mengaduk layaknya badai yang mengamuk, beradu dalam ritme kematian dan keberanian. Teriakan nyaring bercampur dengan bau anyir darah, seakan melukiskan suasana penuh kekacauan dan kehancuran. Para pejuang bertempur tanpa gentar, masing-masing menghunus senjata dengan tekad yang membara, bersiap mempertaruhkan nyawa demi kehormatan dan kemenangan. Seorang ksatria muda berdiri tegap di antara reruntuhan mayat lainnya. Matanya mantap, penuh keyakinan, menatap tajam ke arah 600 ksatria kuat lainnya dari tiga kerajaan berbeda yang berbaris di hadapannya. Dentingan senjata yang berlumuran darah tergeletak di sekitarnya, saksi bisu pertempuran sengit yang baru saja ia lalui. Napasnya teratur, baju zirahnya tidak tersentuh, bahkan lecet sedikit pun tidak ada.
Ia berdiri seolah tak terkalahkan, memancarkan aura yang mencekam namun penuh wibawa. Pandangannya tetap tajam dan tak tergoyahkan, seakan medan perang yang dipenuhi mayat itu tak lebih dari sekadar panggung sunyi baginya. Ksatria muda itu seperti sosok legendaris, terbungkus dalam kesempurnaan baja tanpa cela, menantang siapa pun yang berani melangkah maju. Namun, semua berubah ketika siluet gelap datang menghampirinya dengan cepat. Siluet itu melesat bagai bayangan kematian, mengayunkan bilah tajam yang menyayat baju zirah kebanggaannya yang selama ini tak ternodai. Ksatria muda itu tersentak, dadanya terasa tertikam oleh ketakutan yang dingin, dan tepat saat mata mereka bertemu, gelap pun menyelimuti segalanya.
• Masa kini, 278 •
Ia terbangun dengan napas memburu, tatapannya liar seakan masih berada di medan pertempuran. Seketika ia menyadari dirinya berada di dalam ruangan yang remang, dengan cahaya api unggun menari di kain kanvas di sekitarnya. Keringat dingin membasahi wajahnya, dan tangannya gemetar, masih tergenggam seolah merasakan senjatanya yang tak ada. Itu hanya mimpi-namun terasa begitu nyata, seakan sebuah peringatan dari dunia yang gelap dan penuh bahaya.
Ksatria terhormat tersebut adalah Gareth, yang lebih dikenal sebagai The Untouchable. Julukan ini bukanlah kebetulan; dia adalah ksatria yang dikenal tak terkalahkan, dengan zirah yang selalu kembali dari medan perang tanpa sedikit pun bekas goresan. Gareth berasal dari kerajaan Aryllie, lahir dari keluarga bangsawan yang disegani. Sebagai putra Sir Galen, salah satu ksatria paling legendaris Aryllie, Gareth mewarisi keberanian, kecerdikan, dan keteguhan hati ayahnya. Sepanjang hidupnya, ia dididik bukan hanya untuk menguasai seni bertempur, tetapi juga untuk menjunjung tinggi kehormatan, keberanian, dan rasa keadilan yang menjadi landasan Aryllie. Bagi rakyatnya, Gareth bukan sekadar ksatria, melainkan simbol harapan dan perlindungan di tengah ancaman dunia yang semakin gelap.
Suara ketukan pintu terdengar dari dalam kamar Gareth. "Masuklah," jawabnya, suaranya tegas meski masih terasa sedikit bergetar setelah terbangun dari mimpi buruk. Pintu terbuka, dan seorang utusan memasuki ruangan, mengenakan lencana kerajaan yang menunjukkan statusnya.
"Yang terhormat Gareth, Anda diminta untuk menghadap Raja Calim," katanya, suaranya penuh hormat.
Meskipun tampak tenang, Gareth merasakan desakan rasa ingin tahunya. Raja Calim, pemimpin yang bijaksana dan dihormati, jarang memanggil ksatria secara langsung, kecuali ada hal penting yang harus dibicarakan.
"Apakah ada kabar buruk?" tanya Gareth, mengamati wajah utusan itu.
"Belum ada yang dapat saya sampaikan, tetapi situasi di luar semakin tidak menentu," jawab utusan itu dengan nada serius. "Raja ingin Anda hadir secepatnya."
Gareth mengangguk, merasakan berat tanggung jawab yang kembali menyelimuti dirinya. Ia cepat beranjak, mengenakan baju zirahnya kembali-meskipun tidak ternodai, rasa cemas mulai menghantuinya, seolah pertempuran yang ia alami dalam mimpi menjadi pertanda dari apa yang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and light: The Untouchable and the Ghost
AcciónTiga tahun setelah Perang Empat Puncak yang mengubah takdirnya, Gareth, ksatria terhormat dari kerajaan Aryllie, kini dikenal dengan gelar The Untouchable. Keberaniannya yang luar biasa dalam menghadapi 600 ksatria dari tiga kerajaan sendirian menja...