Chapter 9: Shadow of the Forebears

2 0 0
                                    

Musim Gugur, 255•

Suasana kota Aryllie dipenuhi dengan sorak sorai yang meriah, suara riuh para warga dan ksatria yang berkumpul di sepanjang jalan utama, menyambut kepulangan seorang legenda. Sir Galen, sang ksatria terhormat yang telah mengukir namanya dalam sejarah sebagai salah satu ksatria terkuat yang pernah ada, kembali dari misinya. Kuda yang ditungganginya melangkah mantap di atas jalan berbatu, seakan-akan menegaskan keberhasilan misinya.

"Hidup Sir Galen, hidup Aryllie!" teriak seorang warga di antara kerumunan, suaranya dipenuhi semangat yang tak terbendung.

"Sir Galen telah kembali dengan kemenangan, seperti yang kita duga!" seru seorang ksatria lainnya dengan kebanggaan yang mendalam.

Sir Galen, dengan pakaian tempur yang sedikit ternoda oleh debu perjalanan dan darah, tetap berdiri tegak. Wajahnya yang tertutup helm hanya menampilkan sepasang mata yang tajam, namun senyuman ringan terlihat di sudut bibirnya saat ia melambai kepada orang-orang yang menyambutnya. Pahlawan itu tidak menghiraukan kelelahan yang menyelimuti tubuhnya; bagi Sir Galen, tugasnya belum selesai, meski hatinya penuh dengan rasa puas.

Setelah menuntaskan serangkaian lambaian, ia menuntun kudanya menuju Serikat Kerajaan, tempat ia biasa melapor setiap kali selesai menjalankan tugas. Di balik pintu besar yang tertutup, Azquel, seorang wanita yang dengan sabar menjadi tempat untuk menerima laporan dan berita dari para ksatria, menunggunya.

"Seperti biasa, Azquel," kata Sir Galen dengan suara rendah dan tegas, namun penuh kehangatan, "Misi ini telah berhasil dengan sempurna." Ia menyandarkan pedangnya pada dinding dan melepas helmnya, membiarkan angin dingin musim dingin menyentuh rambutnya yang sudah sedikit memutih.

Azquel, yang tengah sibuk menulis laporan, berhenti sejenak, lalu menatapnya dengan mata yang berbinar. "Baiklah, akan kubuatkan catatan mengenai semuanya," jawabnya, suaranya tenang dan penuh rasa hormat. Ia mengangguk, menandakan terima kasih atas segala perjuangan yang telah Sir Galen lakukan. "Sekali lagi, terima kasih atas perjuanganmu, Sir Galen." Azquel membungkuk sedikit, memberi hormat.

Namun, Sir Galen, yang sudah terbiasa dengan keanggunan dan kebijaksanaan Azquel, memutuskan untuk menggoda, seolah tak ada beban dalam setiap langkah hidupnya. Dengan senyum nakal yang sedikit menyelip di wajahnya, ia menyandarkan tubuhnya pada meja. "Ngomong-ngomong, apakah kau sibuk malam ini? Kau tahu, seorang gadis cantik sepertimu layak untuk mendapatkan makan malam yang spesial."

Teguran ringan dan candaan itu mengisi ruang antara mereka, mencairkan suasana yang sebelumnya penuh dengan formalitas. Azquel, meskipun sedikit tersipu, tetap menjaga sikap profesionalnya.

Sir Galen tengah menikmati percakapan hangat dengan Azquel, senyuman menggoda tersungging di wajahnya. Namun, momen itu terganggu ketika langkah kaki mantap terdengar mendekat. Seorang pria berpakaian resmi, mengenakan mantel kerajaan dengan emblem kerajaan Aryllie yang bersinar di dadanya, berhenti tepat di hadapan mereka. Ia membungkukkan badan dengan hormat.

"Sir Galen," katanya dengan nada tegas, namun penuh rasa hormat. "Sungguh kabar baik mendengar Anda telah kembali dengan selamat dari misi Anda."

Galen menyipitkan matanya, mengenali pria itu. "Ah, Gilbert," sapanya ringan, sembari melipat tangan di dada. "Jarang sekali kau datang sendiri. Ada urusan apa kali ini?" 

Gilbert meluruskan punggungnya dan menjawab dengan nada formal, "Saya membawa pesan langsung dari Yang Mulia, Raja Callum. Beliau meminta Anda untuk segera menghadap."

Galen menarik napas panjang, lalu menghela dengan nada bercanda. "Sayang sekali, Azquel. Tampaknya pembicaraan indah kita harus berakhir lebih cepat." Ia menatap Azquel dengan senyuman khasnya, seolah masih ingin melanjutkan godaannya. 

Dark and light: The Untouchable and the Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang