Chapter 34: Tyr, The Strongest Sven's Knight

2 0 0
                                    

Bjornsson berdiri di tengah medan perang, dikelilingi oleh tumpukan mayat hidup yang telah ia tumbangkan. Napasnya berat, tetapi pandangannya tetap tajam, penuh determinasi. Namun, ketika ia mengangkat pandangannya, sosok yang berdiri tegap di hadapannya membuatnya terpaku.

Tyr.

Bjornsson menelan ludahnya, tenggorokannya terasa kering saat melihat mantan pemimpin Ksatria Sven itu. Sosok yang dulu ia hormati dan takuti kini berdiri di hadapannya, tubuhnya tak lagi hidup, tetapi masih memancarkan aura kegagahan yang sama.

Ingatan lama menyeruak dalam pikirannya, membawanya kembali ke masa kecil. Ia melihat dirinya yang kecil, menyelinap ke tempat latihan Ksatria Sven, diam-diam menyaksikan para ksatria berlatih. Ia ingat bagaimana ia sering mendekati Ragnar, memohon untuk diajari. Ragnar, meski enggan, selalu memberinya perhatian. Tapi Tyr berbeda.

Dalam ingatannya, Tyr adalah sosok yang tak kenal ampun. Tegas, dingin, dan mengerikan. Bagi Bjornsson kecil, Tyr adalah simbol dari kekuatan absolut, seseorang yang tidak segan-segan menghukum, bahkan membunuh, siapa pun yang berani mengkhianati visinya. Dan meskipun Bjornsson takut padanya, ia tidak bisa mengingkari rasa hormat yang dalam terhadap Tyr.

Kini, sosok itu berdiri di hadapannya sekali lagi-bukan sebagai manusia, tetapi sebagai makhluk mayat hidup.

"Kau... Tyr, bukan?" suara Bjornsson gemetar, tetapi tidak kehilangan ketegasannya.

Makhluk itu tidak merespons, hanya berdiri diam dengan pedang besar di tangannya.

"Aku tahu kau tidak akan mengingatku," lanjut Bjornsson, suaranya semakin mantap. "Kau sudah lama mati, dan sekarang... kau hanyalah alat yang dikuasai oleh seseorang. Tapi dengarkan aku-aku akan menghentikanmu di sini."

Bjornsson menarik napas dalam, menegakkan tubuhnya. "Aku... Aku adalah Bjornsson. Anak kecil yang dulu selalu menyelinap ke tempat latihan Ksatria Sven. Kau mungkin ingat Ragnar, yang selalu memarahiku. Dan kau, Tyr, adalah orang yang paling aku hormati sekaligus takuti. Aku ingat betapa aku gemetar setiap kali melihatmu, tetapi kau adalah alasan aku menjadi ksatria. Kau dan Ragnar adalah dua ksatria Sven yang paling aku kagumi."

Bjornsson mengangkat pedangnya tinggi, kilatan cahaya senjata itu mencerminkan api semangatnya. "Hari ini, Tyr, aku berdiri di sini bukan sebagai anak kecil yang dulu kalian tertawakan. Aku berdiri di sini sebagai pemimpin Ksatria Sven. Dan dengan pedang ini, aku akan memberimu penghormatan terakhir!"

Di kejauhan, Ragnar menyaksikan semua itu. Matanya sedikit menyipit, mengenang masa-masa ketika ia dan Tyr adalah sejoli Ksatria Sven yang tak terkalahkan. Tyr adalah kebalikannya dalam segala hal-keras, tanpa kompromi, dan tanpa belas kasih. Ragnar tahu apa yang dirasakan Bjornsson, dan ia mengerti betul bahwa ini adalah momen penting bagi murid sekaligus rekan yang kini berdiri di hadapannya.

"Bjornsson," serunya lantang, "maju! Tunjukkan bahwa kau bukan lagi anak kecil yang dulu!"

Mendengar kata-kata Ragnar, Bjornsson melangkah maju, meninggalkan keraguannya. Ia memandang Tyr dengan penuh tekad.

"Inilah waktunya, Tyr. Kau akan tahu seberapa jauh aku telah melangkah," ucap Bjornsson, sebelum ia melancarkan serangan pertamanya.

Dengan pedang terhunus, ia melompat ke arah Tyr, mengawali pertarungan yang akan menjadi momen penting dalam hidupnya.

Bjornsson melompat, mengerahkan seluruh tenaganya, dan menusukkan pedangnya ke arah Tyr. Namun, dengan gerakan yang tampak tanpa usaha, Tyr mengangkat tameng besarnya dan menghantam serangan itu, memantulkan Bjornsson jauh ke belakang. Tubuhnya terempas ke tanah, debu beterbangan mengiringi tumbukannya.

Dark and light: The Untouchable and the Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang