Raja dan rombongannya tiba di Kota Yuvensil, kota pelabuhan terbesar di Aryllie yang terletak di tepi pantai laut kerajaan. Kota ini dipenuhi hiruk-pikuk perdagangan, dengan kapal-kapal besar yang berlabuh di dermaga dan warga yang sibuk mengangkut barang dari satu tempat ke tempat lain. Ketika Raja Calim dan para Ksatria Terhormat melangkah ke pusat kota, sorak-sorai rakyat menggema, menyambut kedatangan mereka dengan penuh hormat.
Seorang pria paruh baya, tampaknya seorang tokoh penting kota itu, mendekati rombongan mereka. "Yang Mulia," ucapnya dengan membungkukkan badan, "sungguh sebuah kehormatan besar bagi kami bisa membantu perjalanan Anda ke Yvigadlr."
Raja Calim membalas dengan senyum tulus. "Terima kasih atas dukungan dan kerja keras kalian semua. Semoga perjalanan ini membawa hasil yang diimpikan mendiang Raja Callum-kedamaian sejati di antara kerajaan-kerajaan."
Alron, dengan langkah santai di belakang, mendekati Gareth dan berbisik, "Hei, Gareth, bukankah kota ini berada di bawah naungan keluargamu?"
"Ya," jawab Gareth singkat, tatapannya tetap lurus ke depan. "Apa maksudmu menanyakan itu?"
Senyum licik muncul di wajah Alron. "Tidak ada, hanya saja... Kakekmu, Duke Alaric, terkenal sering menghabiskan waktu di sini. Bukannya di Center Ring seperti kebanyakan bangsawan lain."
Gareth memicingkan mata, suaranya tetap tenang. "Kakekku melakukan apa yang ingin dia lakukan. Dia tidak terlalu serakah terhadap politik. Tidak seperti keluarga bangsawan lainnya."
Alron pura-pura terkejut, nadanya sarkastik. "Oh, begitu? Kalau begitu, kau pasti ingin mengatakan bahwa semua bangsawan rakus akan jabatan, ya? Termasuk keluarga Michael of the Sun?"
Michael, yang sejak awal mendengarkan percakapan mereka, langsung menatap Alron dengan tajam. "Demi Aryllie," katanya dengan nada rendah tetapi penuh ancaman, "keluargaku hanya berjuang untuk kemakmuran rakyat. Jika kau terus meremehkan kami, aku tidak takut mengangkat pedang ini untuk menantangmu."
Suasana memanas di antara mereka, tetapi Raja Calim, yang mendengar pertikaian kecil itu, segera angkat suara dengan tegas. "Cukup! Kalian berdua, hentikan ini sekarang. Kita tidak memiliki waktu untuk hal-hal sepele seperti ini. Ingat tujuan perjalanan kita."
Keduanya terdiam seketika, menunduk dengan rasa bersalah. "Maafkan kami, Yang Mulia," ujar mereka serempak.
Setelah perselisihan kecil itu reda, rombongan bergerak menuju dermaga. Sebuah kapal besar telah menunggu, layar putihnya berkibar di bawah angin laut. Kapal itu cukup besar untuk mengangkut mereka, perlengkapan, bahkan kuda-kuda mereka. Para kru kapal menyambut kedatangan mereka dengan hormat, menundukkan kepala ketika Raja Calim melangkah naik.
"Yang Mulia," salah satu kru memberi hormat dengan suara lantang.
Raja mengangguk, lalu memandang ke laut lepas. Gelombang yang tenang seolah berbisik tentang perjalanan panjang yang menanti mereka.
Ketika semua persiapan selesai, layar dikembangkan, dan kapal perlahan meninggalkan dermaga, menuju utara. Dengan setiap hembusan angin dan dentuman ombak di lambung kapal, mereka semakin mendekati tujuan-kedamaian yang mereka dambakan, meskipun bayangan ketidakpastian membayangi setiap langkah perjalanan ini.
Di dalam salah satu ruangan megah yang berada di sisi timur pelabuhan, pria paruh baya yang sebelumnya menyambut Raja Calim dengan hormat kini berdiri di hadapan seorang bangsawan tua yang tengah duduk di meja besar. Di hadapannya, terdapat tumpukan berkas yang rapi, dan tangannya yang keriput namun tetap kokoh sedang menuliskan sesuatu dengan pena bulu. Pria itu adalah Duke Alaric, salah satu tokoh paling dihormati di Aryllie.
"Tuan," ujar pria paruh baya itu hati-hati, "apa Anda yakin tidak ingin menyapa Yang Mulia Raja Calim dan Tuan Gareth, cucu Anda, sebelum keberangkatan mereka?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and light: The Untouchable and the Ghost
ActionTiga tahun setelah Perang Empat Puncak yang mengubah takdirnya, Gareth, ksatria terhormat dari kerajaan Aryllie, kini dikenal dengan gelar The Untouchable. Keberaniannya yang luar biasa dalam menghadapi 600 ksatria dari tiga kerajaan sendirian menja...