Di dalam ruangan khusus istana Aryllie, Raja Calim duduk dengan sikap tenang, meskipun sorot matanya menunjukkan tekad yang membara. Di hadapannya, seorang penasihat tua yang setia berdiri, wajahnya sedikit menegang mendengar pembicaraan yang baru saja dimulai.
Raja Calim membuka diskusi dengan nada penuh keyakinan, "Ayahanda Raja Callum dahulu memiliki satu tujuan yang tak pernah pudar: kedamaian di antara keempat kerajaan lainnya. Beliau melakukan segala yang mungkin demi mewujudkannya. Meski rencananya tak sepenuhnya berhasil, aku sebagai penerusnya ingin melanjutkan visi itu. Aku ingin membangun kembali rencana beliau dengan cara yang lebih bijak."
Pernyataan tersebut membuat penasihat tua itu terdiam sesaat. Ia memperhatikan wajah rajanya, mencari keraguan yang mungkin tersembunyi, tetapi yang ia temukan hanyalah tekad yang tak tergoyahkan. Ia menarik napas dalam, lalu berkata dengan hati-hati, "Yang Mulia, saya sangat terhormat melihat Anda memiliki semangat yang sama dengan Raja Callum. Namun... rencana ini tidak mudah. Kita tahu bahwa percikan perang tiga tahun lalu adalah akibat langsung dari diplomasi Raja Callum kepada ketiga kerajaan lainnya."
Penasihat itu berhenti sejenak, mencoba menyusun kata-kata yang tepat. "Ketiga kerajaan lainnya tidak memiliki visi yang sama dengan kita. Sejarah panjang dan penuh luka di antara kerajaan-kerajaan itu menjadi penghalang utama. Mereka memandang langkah kita dengan kecurigaan, bukan dengan harapan."
Raja Calim memejamkan matanya sejenak, merenungkan perkataan penasihatnya. Ia tahu bahwa apa yang dikatakan adalah kebenaran pahit. Percikan perang tiga tahun lalu masih membekas, menghancurkan kepercayaan yang rapuh di antara kerajaan-kerajaan tersebut. Namun, di hatinya, ia percaya bahwa kedamaian adalah jalan yang harus ditempuh, meski penuh duri.
Raja Calim mendengarkan dengan saksama saat penasihatnya memaparkan strategi hubungan diplomatik yang kompleks di antara keempat kerajaan. Sorot matanya tetap fokus, meskipun wajahnya menyiratkan betapa rumitnya situasi yang sedang mereka hadapi.
"Seperti yang kita ketahui," ujar penasihat dengan suara tegas namun penuh hormat, "saat ini Kerajaan Aryllie masih memiliki hubungan yang baik dengan Kerajaan Tsanith di tenggara. Wilayah tropis mereka memberikan kekayaan rempah-rempah yang menjadi tumpuan perdagangan kita. Dengan Tsanith, menyampaikan visi kita untuk perdamaian mungkin akan lebih mudah, karena relasi yang telah terbangun selama ini."
Raja Calim mengangguk pelan, namun dengan cepat memotong sebelum penasihat melanjutkan. "Tetapi dua lainnya..."
Matanya menatap kosong sejenak, mengingat dinamika rumit dengan kerajaan lain. "Kerajaan Hemeron dan Kekaisaran Yvigadlr... Mereka selalu memiliki hubungan yang erat meskipun sesekali retak, seperti yang terjadi saat Perang Empat Puncak tiga tahun lalu. Hemeron memiliki kekayaan sumber daya langka dari lokasi mereka yang dekat dengan gunung berapi. Sedangkan Yvigadlr, yang berada di ujung utara, sangat bergantung pada perdagangan dengan Hemeron karena tanah mereka yang beku dan tak subur."
Penasihat itu mengangguk, mengapresiasi pemahaman mendalam rajanya. "Benar, Yang Mulia. Hubungan mereka mirip dengan hubungan kita dengan Tsanith—saling bergantung pada perdagangan. Namun, permasalahan kita lebih pelik. Kekaisaran Yvigadlr mungkin akan menjadi titik awal yang lebih bijak untuk diplomasi, karena kita tahu hubungan kita dengan Kerajaan Hemeron sangat buruk sejak perang terakhir."
Raja Calim bersandar di kursinya, matanya menyipit seolah menimbang-nimbang. "Yvigadlr, ya?" gumamnya. "Kekaisaran itu dipimpin oleh Kaisar Sigvard, bukan?"
"Benar, Yang Mulia," jawab penasihat. "Kaisar Sigvard dikenal sebagai pemimpin yang keras dan penuh perhitungan, tetapi ia bukanlah orang yang gegabah. Jika kita dapat memberikan alasan yang cukup kuat baginya untuk mendukung visi kita, ia mungkin akan mempertimbangkannya. Tapi..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and light: The Untouchable and the Ghost
ActionTiga tahun setelah Perang Empat Puncak yang mengubah takdirnya, Gareth, ksatria terhormat dari kerajaan Aryllie, kini dikenal dengan gelar The Untouchable. Keberaniannya yang luar biasa dalam menghadapi 600 ksatria dari tiga kerajaan sendirian menja...