Chapter 7: Old Friends

6 0 0
                                    

Teriakan penuh amarah dan semangat dari para bajak laut menggema di atas lautan. Suara benturan keras antara kapal yang saling menerjang menambah kekacauan yang sudah melanda medan perang. Beberapa dari mereka melompat dari satu kapal ke kapal lain dengan gagah berani, mengayunkan pedang dan pisau tanpa ragu. Dentingan logam bertemu logam, jeritan kesakitan, dan suara kayu yang retak membuat pertempuran itu terdengar seperti simfoni kengerian.

Gareth memandang dari kejauhan, kedua matanya tajam mengamati pergerakan masing-masing bajak laut, terutama Dominico. Hawa liar dan tak terkendali yang terpancar dari Dominico terasa begitu jelas, bahkan dari jarak ini. Dengan senyum lebar dan liar yang menghiasi wajahnya, Dominico menunjukkan keganasan dan ketidakberampunannya. Bajak laut di sekitarnya tampak gentar sekaligus terinspirasi oleh keberaniannya yang luar biasa.

Dominico melangkah maju dengan percaya diri, lalu dengan satu gerakan cekatan, ia melompat ke kapal musuh. Tubuhnya melayang sejenak di udara, mantelnya berkibar di belakangnya, sebelum mendarat dengan sikap penuh kuasa. Tanpa menunggu sekejap pun, ia mengayunkan pedangnya dengan gerakan brutal, memotong habis setiap musuh yang berani menghadangnya. Suara pedangnya yang menebas daging dan tulang terdengar jelas di tengah-tengah keributan. Bercak darah mengotori wajah dan pakaiannya, membuat penampilannya semakin menakutkan, sosok sempurna dari seorang bajak laut yang haus akan darah.

Gareth mengepalkan tangannya, menyadari bahwa Dominico adalah lawan yang tak bisa diremehkan. Dominasi yang diperlihatkan Dominico dan keberingasannya membuat Gareth waspada. Ia tahu, jika pertempuran ini sampai beralih ke daratan, dia dan pasukannya harus bersiap menghadapi prajurit-prajurit Dominico yang tak kenal ampun. Keputusannya semakin teguh-apapun yang terjadi, ia akan mempertahankan Malhova dari ancaman mengerikan ini.

Ledakan demi ledakan bergema di atas lautan, menggetarkan air dan menyemburkan percikan darah yang menodai gelombang biru. Aroma mesiu bercampur dengan bau anyir, membentuk atmosfer mencekam yang mengukuhkan kehadiran Bajak Laut Dominico sebagai penguasa perairan ini. Kapal-kapal lawan yang berusaha menantang kini terombang-ambing, hancur, dan tenggelam ke dasar laut. Dominico dan anak buahnya telah mengukir kemenangan, lagi-lagi memperkuat nama mereka sebagai kekuatan yang tak tertandingi di lautan bebas.

"Para bajingan sekalian! Ini adalah kemenangan untuk kita. Mari kita bersenang-senang!" seru Dominico dengan suara lantang, suaranya penuh dengan gairah kemenangan.

Teriakan riang para kru mengiringi seruan itu, bergelora menyapu ombak, seakan mereka hendak merayakan takdir mereka yang liar dan tanpa batas. Sorak kemenangan dan tawa menggema di lautan, mengalir hingga mencapai daratan tempat Gareth berdiri. Di kejauhan, Gareth mendengar suara perayaan itu, suara yang membawa kesan akan bahaya yang segera mengancam semenanjung Malhova. Sesaat, ia menatap lautan yang kini dipenuhi bayangan kematian dan keganasan, menyiapkan hatinya untuk menghadapi mereka yang mungkin akan segera mendarat di Malhova.

Di tengah sorak-sorai dan tawa liar para bajak laut, Dominico menangkap sosok Gareth yang berdiri tegap di atas tebing tinggi, mengawasi mereka dengan ketenangan yang menantang. Senyuman lebar kembali menghiasi wajah Dominico saat ia menyadari keberadaan ksatria yang tampak tak gentar itu. Satu tangan Dominico menunjuk ke arah Gareth, matanya bersinar dengan antusiasme yang sama mengerikannya seperti saat ia melawan musuh-musuhnya di laut.

"Sepertinya ada tamu yang ingin bergabung dalam pesta kita," ucap Dominico sambil terkekeh, nada suaranya menggema penuh kesombongan.

Tanpa ragu, ia melambaikan tangannya sebagai aba-aba bagi krunya. "Semuanya! Daratkan kapal! Kita lanjutkan pesta ini di daratan!"

Para kru yang setia, haus akan lebih banyak darah, langsung bereaksi. Mereka menarik tali layar, memutar kemudi, dan mengatur haluan kapal-kapal besar mereka menuju pantai. Kapal-kapal itu berlayar mendekat, ombak menghempas keras saat mereka siap berlabuh. Sementara itu, dari atas tebing, Gareth menyaksikan gerakan musuhnya yang mendekat. Ia merasakan ketegangan yang segera merambat ke pasukannya, namun wajahnya tetap tegar, siap menyambut pertarungan di daratan yang segera pecah.

Dark and light: The Untouchable and the Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang