•264•
Delapan tahun telah berlalu sejak malam yang penuh keajaiban itu. Geralt kini bukan lagi bayi kecil yang bergantung pada pangkuan Emy. Dia telah tumbuh menjadi anak laki-laki penuh semangat, dengan api keberanian yang membara di matanya. Di sisi lain, Arslanian juga tumbuh, namun dalam diam dan ketenangan yang dalam. Meski pendiam, setiap tatapan Arslanian seolah menyimpan pemahaman yang melampaui usianya.
"Ibunda," panggil Geralt, suaranya ceria. "Apakah Ibunda melihat pedang kayuku?" tanyanya dengan penuh antusias.
Emy tersenyum hangat, sudah terbiasa dengan semangat Gareth yang tak pernah surut. "Pedang itu ada di tempat biasa. Ibu sudah menyiapkannya untukmu."
"Terima kasih, Ibunda! Aku akan pergi latihan sekarang," balas Garethh dengan semangat membara. Tanpa menunggu lebih lama, dia berlari menuju tempat latihan, langkah-langkah kecilnya menggema di dalam kediaman mereka. Beberapa pekerja yang sedang beraktivitas memandang Gareth dengan senyum lebar, ikut merasakan energi positif yang dibawanya.
"Tuan muda Gareth, Anda terlihat sangat bersemangat hari ini," ujar salah seorang pekerja dengan nada hangat.
"Tentu saja! Hari ini aku akan berlatih bersama Ayahanda. Aku akan menjadi kuat, bahkan lebih kuat dari Ayahanda," jawab Gareth dengan penuh keyakinan, matanya berbinar penuh tekad.
"Tuan muda pasti akan mencapainya dengan mudah," sahut pekerja itu sambil tersenyum bangga.
"Kalau begitu, aku pergi dulu. Ayahanda pasti sudah menungguku di tempat latihan!" kata Gareth sebelum berlari keluar. Langkahnya yang cepat dan semangatnya yang meluap-luap menciptakan suasana cerah di sekitarnya, membuat semua orang yang melihatnya ikut merasa bersemangat.
Sementara itu, di sudut dunia yang lebih tenang, Arslanian menjalani harinya dengan cara yang berbeda. Ia menghabiskan waktu membantu Erin mengurus pekerjaan sehari-hari. Tidak ada banyak kata yang keluar dari bibirnya, tetapi tindakannya berbicara lebih banyak daripada perkataan. Dia selalu mengamati sekitarnya dengan saksama, seolah mencari pemahaman lebih dalam dari setiap hal kecil yang terjadi.
"Arslanian, apakah kamu sudah membereskan bagian belakang?" tanya Erin lembut, matanya penuh harap.
Arslanian hanya mengangguk singkat sebagai jawaban, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Namun, Erin tidak pernah merasa terganggu oleh keheningannya. Ia hanya tersenyum, senyum hangat yang selalu ia berikan untuk putranya. Senyuman itu seolah menjadi matahari kecil yang mencairkan kebekuan dalam diri Arslanian. Di balik sikapnya yang dingin, terlihat jelas bahwa senyuman Erin adalah sumber cahaya yang menjaga nyala api kehidupannya.
Dalam keheningan itu, ada harmoni. Gareth dengan gelora semangatnya, dan Arslanian dengan kedalaman jiwanya. Dua anak yang tumbuh dalam dunia yang berbeda, tetapi masing-masing membawa cahayanya sendiri, menciptakan keseimbangan yang indah dalam kehidupan ibu
Di tempat latihan yang dikelilingi ladang hijau dan udara yang segar, Sir Galen berdiri tegap. Pakaian latihannya yang sederhana namun gagah melekat sempurna pada tubuhnya. Sebuah pedang asli tergantung di pinggulnya, berkilau terkena sinar matahari pagi. Ia menyilangkan kedua tangannya, posturnya kokoh, menunjukkan wibawa seorang ksatria sejati yang tengah menanti.
Tak lama, suara riang memecah keheningan, menggema di lapangan terbuka.
"Ayahanda!" teriak Gareth dengan penuh semangat, larinya cepat menuju sosok ayahnya yang berdiri kokoh di tengah lapangan.
Galen tersenyum tipis melihat antusiasme putranya. "Akhirnya kau datang juga," ujarnya dengan nada menggoda.
Gareth yang kecil namun penuh semangat berhenti tepat di hadapan ayahnya. Matanya berbinar-binar, penuh dengan tekad yang seolah tak bisa dipadamkan. "Ayahanda, aku sudah siap untuk latihan hari ini!" serunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and light: The Untouchable and the Ghost
ActionTiga tahun setelah Perang Empat Puncak yang mengubah takdirnya, Gareth, ksatria terhormat dari kerajaan Aryllie, kini dikenal dengan gelar The Untouchable. Keberaniannya yang luar biasa dalam menghadapi 600 ksatria dari tiga kerajaan sendirian menja...