Jeremy berdiri di depan cermin kamarnya, mematut setelan jas beige suit elegan yang ia kenakan. Paduan kemeja ivory, dasi satin champagne, dan jas berpotongan klasik membuatnya tampak berkelas, serasi dengan gaun champagne yang akan dikenakan Alara malam itu. Ia memastikan setiap detail rapi—kerahnya lurus, dasi tepat di tengah, dan sepatu hitamnya mengkilap sempurna. Seperti ada ketenangan yang merasukinya saat memikirkan malam ini, momen yang sudah ia nantikan sejak lama.
Namun, ketika hendak keluar dari kamar, sesuatu di benaknya membuatnya berhenti. Ia kembali ke dalam, berjalan cepat menuju nakas di sudut kamar, dan membuka laci atas. Di dalamnya terdapat sebuah kotak kecil berbahan beludru hitam. Dengan senyum sumringah yang sulit disembunyikan, ia mengambil kotak itu, memasukkannya ke dalam saku jas, dan melangkah keluar dengan semangat yang membara, menuju kamar tamu di mana Alara tengah bersiap.
Dengan napas pelan, Jeremy mengetuk pintu kamar itu. Suara Alara terdengar rendah dari dalam, menyuruhnya masuk. Ketika Jeremy membuka pintu, langkahnya terhenti sejenak. Alara sedang duduk di depan meja rias, mematut diri di cermin sembari menata rambutnya. Gaun champagne yang mereka beli bersama tampak sempurna membalut tubuh Alara. Kilau lembut kainnya menambah kesan elegan, memancarkan cahaya yang indah setiap kali ia bergerak. Jeremy tak bisa menahan diri, berjalan mendekat hingga berdiri di belakang Alara yang belum menyadari kehadirannya.
"Cantik," bisiknya pelan di telinga Alara, suaranya seakan menyatu dengan keheningan di kamar itu. Alara terkejut, wajahnya langsung merona, terutama karena blush on lembut yang ia kenakan. Ia menatap Jeremy melalui pantulan cermin, bibirnya tersenyum malu-malu namun tetap memikat.
"Emang gapapa ya kak?" Alara bertanya ragu, meski suaranya terdengar mantap.
Jeremy duduk di pinggir kasur, pandangannya tak pernah lepas dari Alara yang sibuk mengikat rambutnya. Ia tampak menawan dengan tatanan rambut Low Chignon Bun, menonjolkan leher jenjangnya yang anggun. Ia berhenti sejenak, kemudian menghembuskan napas dalam.
"Gue bawa lo sebagai cewe gue, gausah mikir aneh-aneh," ujar Jeremy dengan keyakinan penuh. Ia berdiri lagi, melangkah ke arah Alara yang hampir selesai dengan tatanan rambutnya, membuat gadis itu sedikit bergeming. Alara tahu, senyum Jeremy yang santai itu menyembunyikan sesuatu yang lebih dalam, membuatnya semakin sulit menjaga ketenangan.
"Kakak tuh gaboleh seenaknya gitu tau bilang gue cewe kakak," sahut Alara ringan, meskipun jantungnya berdetak kencang. Ada sesuatu tentang cara Jeremy mendekat yang membuat Alara merasa terperangkap dalam pesona pria itu, terutama saat bayangannya tampak begitu nyata dalam cermin.
"Lo maunya apa?" suara Jeremy lebih rendah dari biasanya, nyaris seperti bisikan yang bergetar di telinga Alara. Ia tidak menjawab, hanya berusaha mengontrol napasnya yang tiba-tiba terasa berat. Saat Jeremy semakin mendekat, Alara tiba-tiba berdiri, mendorongnya perlahan.
"Minggir ah, udah selesai," seru Alara, mencoba mengalihkan perhatian, sementara Jeremy tertawa ringan, senang melihat Alara yang salah tingkah.
Alara meraih botol parfum di meja rias, hendak menyemprotkannya pada pergelangan tangan, ketika Jeremy, tanpa peringatan, mengeluarkan kotak kecil dari sakunya. Sebelum Alara bisa bereaksi, Jeremy membuka kotak itu dan mengambil sebuah kalung dengan liontin solitaire pendant berbentuk bulan sabit. Dengan gerakan halus, ia menempatkan kalung itu di leher Alara, membiarkan jemarinya yang lembut bergerak di sepanjang tengkuknya.
Alara tertegun, tatapannya tidak bisa lepas dari pantulan mereka berdua di cermin. Kalung itu mempercantik lehernya yang kini terlihat lebih jenjang dengan rambut yang terikat rapi. Low Chignon Bun yang Alara kenakan memberi sentuhan klasik namun modern, seolah-olah setiap helai rambut ditata dengan cermat untuk menonjolkan keindahan wajahnya yang kini tampak lebih terbuka. Liontin bulan sabit itu berkilau lembut, seakan memantulkan sinar dalam mata Alara yang membelalak kaget.

KAMU SEDANG MEMBACA
Threads of Fate
FanfictionBagaimana jika rahasia keluarga kaya dan penuh kuasa tak lagi hanya menjadi cerita fiksi, tetapi menyelimuti kenyataan hidup mereka? Di tengah kehidupan keluarga kaya yang penuh intrik, seorang gadis tumbuh menyimpan rasa ragu pada mereka yang sehar...