Suasana sekolah di pagi hari begitu riuh, terutama di aula yang sedang dipersiapkan untuk Event Heritage Gala. Balon-balon berwarna cerah, spanduk, dan lampu-lampu hias mulai menghiasi setiap sudut. Aroma harum dari makanan yang sedang disiapkan di dapur menggoda perut, sementara suara tawa dan canda menggema di antara kerumunan siswa yang berlari-lari membawa barang-barang dekorasi. Dalam kekacauan yang menyenangkan ini, terlihat Alara sedang sibuk merangkai karangan bunga.
Di sisi meja panjang yang dipenuhi berbagai jenis bunga segar, Alara, bersama dengan Hera, Kenta, dan Angel, tengah berusaha menciptakan komposisi yang sempurna. Alara mengenakan baju kasual berwarna pastel yang memberikan kesan ceria, dengan rambutnya yang tergerai indah membingkai wajahnya. Dengan penuh perhatian, ia memegang batang-batang bunga, memilih yang paling cocok untuk rangkaiannya.
"Kok punya lo bagus banget, Ra?" tanya Angel, takjub melihat hasil karya Alara yang sudah hampir selesai. Sinar matahari yang masuk melalui jendela menyoroti warna-warna cerah pada bunga yang dirangkai, menciptakan pemandangan yang indah.
"Ah, mau gue ajarin milih warna dan jenisnya?" tawar Alara, dengan semangat dan senyuman lebar. Matanya berkilau saat melihat dua sahabatnya menunjukkan antusiasme.
Hera dan Angel segera mengangguk, terlihat sangat bersemangat untuk belajar. Kenta, yang lebih tenang, hanya mengamati sambil menjelaskan beberapa hal tentang bunga yang mereka gunakan. Ia memiliki pengetahuan yang baik tentang flora, tetapi lebih suka menyimpan komentarnya untuk diri sendiri.
Tiba-tiba, suasana hangat itu terhenti ketika suara rendah menginterupsi. "Kok Alara masih mau ya sama Jeremy?" Suara itu berasal dari salah satu siswa senior yang sedang berbisik dengan teman-temannya. Alara langsung berhenti, telinganya menangkap setiap kata yang keluar dari mulut orang itu.
"Iya ya, kalau gue mah udah ga tahan, bahaya banget kalau tiba-tiba—," kata yang lain, namun kalimatnya terputus ketika—
PRANKKK
Semua orang di aula terdiam seketika saat sebuah vas bunga marmer, yang tadinya berdiri dengan tenang di atas stand, pecah berantakan. Air dari vas tersebut memercik ke segala arah, terutama mengenai Alara, Hera, dan Angel, yang kini terkejut dan basah kuyup.
Alara berpura-pura terkejut, meskipun di dalam hatinya ia merasa lega. Melihat ekspresi kaget di wajahnya, Hera dan Kenta saling bertukar tatapan tidak percaya. "Maaf, kayaknya kaki gue kesandung," ujar Alara dengan santai, berusaha menutupi kepuasan di wajahnya saat melihat dua gadis itu basah.
Dua gadis yang sebelumnya bergunjing menatap Alara dengan ekspresi kesal, rok mereka terkena cipratan air. "Lagi pula, kayanya lo berdua santai banget dari tadi," Alara melanjutkan, entah dari mana dia mendapatkan keberanian itu. Suaranya terdengar lebih tegas dari biasanya, dan hatinya berapi-api mendengar perbincangan mereka yang merendahkan.
"Alara?" Kenta mencoba menyela, suaranya dipenuhi kekhawatiran.
"Apa Kenta?" jawab Alara dengan senyuman yang tidak menunjukkan kekhawatirannya. "Lo mau gue yang ngurus mereka atau lo bantu gue bilang ke kepala yayasan soal mereka?"
Kenta tertegun, tidak percaya dengan perubahan sikap Alara. Keberaniannya ini sungguh berbeda dari Alara yang ia kenal. Hera yang menyenggol Kenta berusaha mengingatkan agar tidak ikut campur, sementara Alara melangkah dengan percaya diri mendekati dua gadis itu.
"Kak Ne-sya?" Alara membaca nametag gadis di depannya, menunjukkan ketidakpeduliannya. "Lain kali lihat posisi lo sebelum ngerendahin orang lain. Kak Jeremy ga mungkin ngelukain orang tanpa alasan, bahkan di saat dia harus berjuang melawan dirinya sendiri."
"Lo kenapa sih? Lo berani kaya gini karena identitas lo udah terungkap?" Nesya membalas dengan nada kesal, matanya terbakar kemarahan.
"Pintar!" jawab Alara sarkastis, tidak menghiraukan nada itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Threads of Fate
FanfictionBagaimana jika rahasia keluarga kaya dan penuh kuasa tak lagi hanya menjadi cerita fiksi, tetapi menyelimuti kenyataan hidup mereka? Di tengah kehidupan keluarga kaya yang penuh intrik, seorang gadis tumbuh menyimpan rasa ragu pada mereka yang sehar...