19. Fleeting connections

4 1 0
                                    

Suasana bel pulang sekolah memenuhi udara, suara riuh siswa-siswi yang mulai keluar kelas bercampur dengan derap kaki mereka yang bergegas menuju gerbang. Namun, di sudut kelas yang tak terlalu ramai, Alara, Hera, dan Kenta masih terjebak dalam pembahasan materi fisika tentang Hukum Newton. Meski bel telah berbunyi, ketiganya tampak asyik dengan buku dan catatan, terutama Hera yang masih terlihat bingung.

"Kalo yang ini gimana, Ra? Punya gue kok salah," tanya Hera, menunjukkan jawabannya yang salah dengan wajah cemas.

"Ah, itu. Gini, ini kan tentang gaya dan percepatan. Hukum Newton yang pertama bilang, 'Setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus dengan kecepatan tetap jika tidak ada gaya yang bekerja padanya,'" Alara menjelaskan sambil menunjukkan buku pelajaran mereka. "Jadi, misalkan lo punya bola di atas meja. Kalo gak ada yang dorong, bola itu akan tetap diam di situ. Tapi, kalo lo dorong, dia akan bergerak."

Kenta, yang duduk di sebelah mereka, ikut menyimak dengan seksama. Ia mencatat penjelasan Alara di buku catatannya. Meskipun jawaban Alara selalu benar, ia menyadari bahwa cara Alara menjelaskan dengan analogi yang menarik membuatnya lebih mudah dipahami.

"Contohnya gini," lanjut Alara, "Lo bayangin kalo lo lagi naik bus. Kalo busnya berhenti mendadak, badan lo bakal maju ke depan, kan? Itu karena tubuh lo ingin tetap dalam keadaan bergerak, dan lo harus berusaha supaya bisa tetap di tempat. Itu adalah gaya yang bekerja pada lo."

Hera pun antusias, senyum cerah menghiasi wajahnya saat ia akhirnya memahami materi yang sebelumnya membuatnya pusing. "Oh, jadi itu yang dimaksud! Gaya dan percepatan! Berarti, semakin besar gaya yang kita terapkan, semakin cepat gerakannya, ya?"

"Betul!" jawab Alara dengan semangat, melihat Hera yang mulai bersinar dengan pemahaman baru.

Suasana hening sejenak, hanya terdengar suara gesekan pensil dan kertas yang dibalik. Namun, keheningan itu tidak bertahan lama. Alara tiba-tiba menangkap sesuatu di sudut matanya. Ia melihat dua satpam tengah melewati kelas mereka, masing-masing membawa satu storage box besar.

"Mereka bawa apa?" tanya Alara penasaran, ingin tahu tentang apa yang sedang terjadi.

"Oh, itu. Ada dua anak yang pindah sekolah, katanya," jawab Angga, yang baru saja masuk untuk mengambil bukunya yang tertinggal. Ia tidak sengaja mendengar pertanyaan Alara, membuat Hera dan Kenta sontak menoleh dan memelototi Angga. Keduanya merasa Alara tidak boleh mengetahuinya, sehingga Angga tampak kikuk dan berkata, "Eh, gue duluan," sebelum kabur dari sana dengan wajah sedikit merah.

Alara merasakan ada yang janggal, keningnya berkerut. "Siapa?" tanya Alara kepada Hera dan Kenta, yang segera menggeleng-gelengkan kepala, menyatakan bahwa mereka tidak tahu dan menyarankan agar Alara tidak usah dipikirkan.

Alara pun tidak ambil pusing, membuat Hera dan Kenta merasa lega. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Namun kali ini, Alara berjalan menuju gerbang sendiri, merasa agak kesepian karena Jeremy sama sekali tidak terlihat. Selain itu, ia harus menghadiri kelas musik yang menyita seluruh waktunya hari itu, ditambah lagi post-test fisika mendadak yang membuatnya semakin stres. Meski begitu, pikirannya terus terjebak pada dua satpam yang ia lihat sebelumnya.

Saat Arman, sopir Alara, menyapanya dan membukakan pintu mobil, tiba-tiba sebuah ingatan melintas dalam pikirannya. Tanpa ragu, ia bergegas berlari kembali ke ruang keamanan di pojok gedung. Kakinya terasa berat, tetapi rasa ingin tahunya mendorongnya untuk cepat.

Dua satpam tadi tampak tengah beristirahat, menikmati segelas kopi hangat. Mereka terkejut melihat Alara yang muncul dengan nafas terengah-engah, memegangi lututnya.

"Siapa yang pindah, Pak?" tanyanya, suara Alara sedikit serak karena berlari. Matanya berbinar dengan rasa ingin tahu yang mendalam, sementara kedua satpam saling tatap, terkejut dengan pertanyaan mendadak dari gadis yang tidak mereka duga akan datang menghampiri.

Threads of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang