Di depan gedung rumah sakit yang ramai, deretan mobil yang terparkir berjajar rapi di bawah pohon-pohon rindang yang memberikan sedikit teduh di antara cuaca panas siang itu. Beberapa pasien dan pengunjung rumah sakit tampak sibuk berlalu-lalang, sementara langkah Alara dan Daniel terhenti oleh suara seseorang yang memanggil nama Alara. Daniel yang sedang merangkul Alara juga ikut berbalik, dan mereka berdua melihat seorang pria—William—berlari kecil mendekati mereka.
Alara mengerutkan kening, sedikit bingung dengan kehadiran William yang begitu tiba-tiba. Daniel merapatkan rangkulannya di bahu Alara, menandakan perlindungan yang ia coba berikan. Udara di depan gedung rumah sakit yang terasa agak lembap karena embusan angin dari taman di sebelahnya, tiba-tiba terasa hening.
"Apa kita bisa bicara sebentar?" suara William terdengar ragu, seperti ada hal penting yang harus ia sampaikan. Mata Daniel dan Alara saling bertatapan, menyiratkan kebingungan dan kekhawatiran. William, menyadari kebingungan itu, melanjutkan, "Maaf, Nak, bisa beri kami waktu sebentar?" Nada suaranya terdengar lembut, penuh pengertian, saat ia memandang Daniel.
"Oh, tentu. Saya akan masuk lebih dulu," jawab Daniel dengan senyuman sopan, ia sedikit menunduk sebelum beranjak meninggalkan mereka.
Namun, sebelum Daniel benar-benar pergi, William menghentikannya dengan pertanyaan, "Kau juga teman Jeremy?" Nada William penuh rasa ingin tahu, memandangi pemuda di depannya.
Daniel terdiam sejenak, melirik Alara yang terlihat cemas. Ia tahu rahasia keluarganya—keberadaan dirinya sebagai anak tiri—selalu menjadi topik yang sensitif, tidak banyak yang tahu tentang itu. Tapi, di saat yang sama, ada kebanggaan kecil dalam dirinya karena telah dianggap sebagai bagian dari keluarga oleh Alara. 'Ya, gue emang ga dianggap si,' pikir Daniel, berusaha tetap tenang.
"Iya, Om," jawabnya dengan nada santai, sedikit menghindari pandangan mata William.
"Kakak saya, Om," potong Alara cepat-cepat, suaranya terdengar tegas namun ceria, seolah mencoba menghibur Daniel. Matanya berkilat jahil, membuat Daniel melototinya tidak percaya.
Alara malah tersenyum lebar, seakan tidak menyadari kekesalan Daniel. "Tapi Om, ini rahasia," bisiknya penuh semangat, mengundang William untuk mendekat, seolah berbagi sesuatu yang sangat berharga.
William mengangkat sebelah alis, tertarik dengan kejujuran polos Alara yang tampak begitu tulus. Ia tersenyum samar, merasa bahwa gadis ini mengingatkannya pada seseorang dari masa lalunya—mungkin alasan yang sama mengapa Jeremy tertarik padanya.
"Karena Om udah baik sama Alara, dan Alara percaya sama Om, Alara mau ngasih tau Om rahasia," bisik Alara dengan nada penuh misteri, menyuruh William mendekat lebih lagi.
"Alara..." suara Daniel terdengar tertekan, mencoba memperingatkan, namun Alara mengabaikannya. Sebaliknya, ia malah mempererat pelukan pada lengan Daniel, mendekatkan tubuh mereka lebih rapat, seolah memberikan penguatan.
"Daniel kakak tiri saya. Tapi Alara juga sayang Daniel kaya kak Althan. Bedanya Daniel agak bego dikit ga kaya Kak Althan," ucap Alara begitu saja, suaranya ceria seolah menceritakan hal yang biasa.
"Alara?!" Daniel hampir berteriak, wajahnya memerah karena malu sekaligus marah, namun di dalam hatinya ada perasaan hangat yang meresap pelan-pelan.
William, yang tadinya serius, sekarang tertawa lepas. Tawa yang menggelegar tapi penuh kehangatan, mengingatkan Alara pada sosok ayah yang ramah. Gadis itu tersenyum lebar melihat William tertawa, sementara Daniel, meskipun tersinggung, tidak bisa menahan senyuman kecil yang muncul di bibirnya.
"Saya permisi, Om," ujar Daniel dengan nada sopan, membungkuk dalam sebelum bergegas masuk ke dalam gedung rumah sakit, meninggalkan Alara dan William yang sekarang berdiri berhadapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Threads of Fate
FanfictionBagaimana jika rahasia keluarga kaya dan penuh kuasa tak lagi hanya menjadi cerita fiksi, tetapi menyelimuti kenyataan hidup mereka? Di tengah kehidupan keluarga kaya yang penuh intrik, seorang gadis tumbuh menyimpan rasa ragu pada mereka yang sehar...