Di sebuah sekolah menengah pertama, yang terletak di wilayah barat Seoul, ada banyak murid dan kendaraan di jalan raya di depan gerbang yang bising melintas. Ada banyak sekali murid perempuan yang bergosip sambil berjalan, kadang-kadang ada diantara mereka yang tidak sengaja menjatuhkan buku di tangan.
Dalam Kota metropolitan seperti Seoul, sekolah ini merupakan sekolah menengah atas terbaik. Chaikong High Internasional School.
Tepat di dekat dinding di samping mading, ada seorang siswi yang dengan santai dan rela melakukan apa yang di anggap memalukan oleh orang lain.
Dia adalah seorang siswi kelas 10 yang tampak tengah membersihkan pembatas kaca papan informasi. Mengenakan seragam yang sama dengan yang lain namun tampak kotor, serta sepasang sepatu berwarna biru samar yang sudah lusuh.
Rambut blonde gadis berponi itu diikat asal, memiliki wajah menawan dan cantik jika di lihat lebih dekat. Namun sayang sekali, tidak peduli bagaimanapun penampilannya, para murid pria maupun wanita yang berjalan di sepanjang lorong bahkan tidak ada yang meliriknya, karena alasan dia hanyalah seorang murid miskin yang belajar karena belas kasihan beasiswa sekolah.
Gadis itu meletakkan lap di tangannya ke dalam ember yang berisi air keruh di samping. Karena kesalahannya yang tidak sengaja yaitu menggores salah satu mobil guru dengan sepedanya, mau tidak mau dia harus menerima hukuman ini.
Namun tampaknya gadis ini tidak merasa bersalah sama sekali, memasang ekspresi santai, dia diam-diam mendudukan dirinya di samping ember kotor. Melihat ke arah murid yang berlalu lalang yang memandangnya dengan jijik, atau aneh.
"Zayyan, sudah waktunya kau membayar untuk apa yang telah kita sepakati dua hari yang lalu!"suara pria bernada tinggi tiba-tiba terdengar dari samping.
Secara alami, gadis itu menoleh, mengernyit, dia menemukan ada sekitar tiga murid pria yang tengah berdiri di hadapan seorang pria berkacamata yang tengah duduk di pembatas panjang lorong sekolah.
Zayyan merupakan seorang murid lugu yang kebetulan berada di kelas yang sama dengan gadis itu. Dengan gugup, pria itu bangkit dari duduknya.
"Itu..."Zayyan menunjukkan wajah pahit."Jungwon Sunbae, aku harap kau bersabar, Appa_ku sedang sakit, jadi dia benar-benar tidak bisa bekerja dan mendapat uang dalam beberapa hari ini..."
"Dengarkan ini Zayyan, aku sudah memberikan jarak bagimu untuk membayar. Jika bukan karena Bos Jay melindungimu, kau pasti sudah di keluarkan dari sekolah ini sejak lama."Jungwon berkata dengan cara yang mengancam.
Pemuda bernama Jay tampak sangat senang, dia menepuk bahu Jungwon, dan berkata."Biaya keamanan hari ini, kau dapat memilih untuk membayar atau tidak. Namun, bagaimanapun caranya, aku tetap harus meminta uang perlindungan seperti biasanya. Karena jika tidak, kau harus bersiap untuk menerima perundungan dari kami!!"
Zayyan terjebak tanpa jalan keluar, kemudian dengan erat mencengkram tumpukan uang kecil di saku celananya. Uang itu di maksudkan untuk membawa Ayahnya pergi ke Dokter, lalu bagaimana bisa dia memberikan uang itu pada bajingan di depannya.
"Aku akan membayarnya."gadis yang sebelumnya duduk di dekat mading, tiba-tiba berjalan mendekati empat orang tersebut. Kemudian dia mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku roknya, lalu menyerahkannya pada Jay dengan acuh tak acuh."Hanya ini yang aku miliki."
Jay menyipitkan matanya lalu tertawa, lalu mengambil uang itu dan memberikannya pada salah satu temannya di belakang."Chiquita, apa kau ingin berlagak seperti orang baik, bahkan kau belum membayar biaya perlindunganmu sendiri!"
Chiquita mengerutkan alisnya, bagaimanapun dia tidak ingin menimbulkan masalah di sekolah barunya, jadi dengan bosan dia berkata."Besok, aku akan membayarnya."