Hanya setelah keduanya berhenti untuk beristirahat, mereka menyadari apa yang telah mereka lakukan, keduanya menatap Chiquita yang puas mengeluarkan video dan kartu SD kamera digital.
"Kau...maukah kau menepati janjimu untuk tidak menyebarkan ini?"Guru Ji bertanya dengan hati-hati.
"Selama kau berprilaku baik, aku pasti tidak akan membuang waktuku untuk berurusan denganmu."jelas Chiquita.
Guru Ji menghela nafas lega. Dia mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai dan memakainya, disisilain dia juga bergegas ke wanita yang sedang beristirahat untuk membantunya mengenakan pakaiannya.
Ketika keduanya selesai mengenakan pakaian mereka dan mengambil tas, mereka bersiap untuk melarikan diri, namun Chiquita mengingatkan mereka."Tinggalkan uang untuk kamar, aku akan check-out nanti."
Guru Ji buru-buru mengeluarkan cek besar, dan meletakkannya di atas tempat tidur. Dia kemudian bergegas keluar dari kamar itu bersama wanitanya.
Setelah keduanya pergi, Chiquita melakukan pembersihan sederhana di kamar, dan duduk di samping tempat tidur dimana Ahyeon tidur. Dia dengan lembut tersenyum dan berkata."Ahyeon Unnie, tidak perlu berpura-pura tidur lagi, lihatlah wajahmu sangat merah, siapapun yang melihatnya pasti mereka akan berpikir bahwa kau sekarang sedang demam tinggi."
Ahyeon perlahan membuka matanya, karena dia merasa malu, bulu matanya bergetar sedikit, dan wajahnya yang cantik dan lembut terlihat sangat menyedihkan.
Setelah perlahan bangun, dia dengan lemas bersandar di kepala tempat tidur. Menatap Chiquita dengan ekspresi malu, memiringkan kepalanya, dengan lembut dia bertanya."Bagaimana kau tahu bahwa aku sudah bangun sejak awal?"
Chiquita tertawa samar."Ya, dan itulah kenapa aku meminta mereka untuk buru-buru pergi, karena jika tidak, itu pasti akan membuatmu tertekan Unnie."
Ahyeon menggigit bibirnya, dan tiba-tiba tersenyum manis."Kau benar-benar nakal, mereka hampir saja di permainkan sampai mati olehmu."
"Jika aku tidak mempermainkan mereka, mereka akan menemukan cara untuk mempermainkanmu. Aku yakin, kau tidak mau mengorbankan dirimu sendiri kan, Unnie?"
"Apa maksudmu mengorbankan diriku, kau hanya tahu berbicara omong kosong, Chiquita."Ahyeon cemberut dan memutar matanya pada Chiquita."Tapi aku berterima kasih, aku benar-benar tidak menyangka, bahwa kau akan tiba-tiba muncul."
Chiquita mengangkat bahunya,"Itu bukan masalah besar. Namun Unnie, aku sangat penasaran, apa kesanmu tentang syuting tadi?"
Melihat Chiquita mengungkapkan ekspresi aneh, Ahyeon bisa merasakan jantungnya berdebar-debar, dan itu adalah perasaan yang sangat aneh baginya. Dia menundukkan kepalanya, dan menyisir rambutnya yang berantakan."Aku hanya melihat sedikit, dan tidak tahu apa-apa."
"Tapi, sepertinya aku ingat tidak lama setelah mereka mulai berciuman, kau membuka matamu...Unnie.."Chiquita menunjukkan ekspresi tengilnya.
Ahyeon akhirnya tidak tahan lagi membicarakan topik kotor ini, dia bangkit dan memukul punggung Chiquita beberapa kali. Kedua pipinya memerah saat dia berkata."Benar! Aku melihat semuanya! Jadi bagaimana jika aku melihat semua itu, bukankah semua itu salahmu, kau nakal!"
Chiquita terkekeh."Mari kita akhiri topik ini, kau harus memperbaiki penampilanmu terlebih dahulu, Unnie. Lalu setelah itu baru kita kembali ke sekolah."
Ahyeon mundur selangkah, mengerutkan kening dan mengangguk."Tempat ini terlalu bau, ayo cepat pergi."
Saat dalam perjalanan ke sekolah, Ahyeon mengatakan masih mengantuk, jadi Chiquita mengantarkan wanita itu ke apartemennya lalu kembali ke sekolah.