Ketika mereka pergi ke bagasi mobil untuk memasukkan banyak buku ke dalamnya, mereka harus mengeluarkan banyak upaya untuk menatanya, karena jika tidak, buku itu akan mudah rusak.
Ketika mereka hampir selesai menyusun buku, Chiquita dengan santai meraih sebuah buku dari troli. Lalu dengan pandangan sekilas dia membeku di tempatnya.
Pharita sedang memikirkan hal lain ketika dia melihat Chiquita menegang sambil menatap sebuah buku di tangannya. Segera Pharita mengalihkan pandangannya ke arah buku itu dengan ekspresi bingung, lalu dengan satu pandangan, dia tersipu hingga telinganya memerah. Menyebabkan wajahnya terlihat selembut dan seindah bulan musim gugur..
Crap! Bagaimana aku bisa lupa menyembunyikannya dengan benar?!
Buku itu merupakan buku terakhir yang di pilih Pharita, dan judulnya adalah....
How To Be a Good Wife and Loving Mother.
Setelah rahasia kecilnya terungkap, Pharita merasa malu tapi tidak sampai bersembunyi seperti kebanyakan gadis. Dia segera mengendalikan emosinya, lalu mengambil buku itu dengan gerakan halus dari tangan Chiquita."Apa yang kau lihat,ini bukan untuk kau baca. Cepat masukkan yang lainnya ke dalam bagasi, aku akan ke mobil dulu!"
Setelah mengatakan itu, Pharita bergegas memasuki mobil seperti angin, lalu membanting pintu hingga tertutup.
Chiquita menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal, dia benar-benar tidak menyangkan Pharita akan membeli buku seperti itu. Bagaimanapun itu tidak terlihat seperti gayanya.
Dalam perjalanan pulang, Pharita kembali memasang wajah pokernya, dan bahkan lebih dingin dari sebelumnya. Dia tidak berbicara sepatah katapun, dan tidak tahu harus berkata apa. Yang ingin dia lakukan hanyalah segera kembali ke rumah, bersembunyi di bawah selimut dan menyendiri!
Chiquita melihat kegugupannya, dan tidak bisa menahan tawa."Unnie, apakah kau harus seserius itu? Bukankah itu hanya buku tentang pasangan? Itu bukan buku terlarang, jadi kau tidak perlu menyembunyikannya."
Pharita tiba-tiba menyalakan lampu arah, melaju ke trotoar yang remang-remang di jalan yang sepi, dan mematikan mesin.
Ada jalan toko-toko kecil di zona bebas mobil, tapi sekarang benar-benar sunyi karena sudah malam dan tidak ada pejalan kaki atau mobil yang membuat tempat itu tampak sangat suram.
Lampu di dalam bagian mobil menyala dengan sendirinya, menyinari wajah Pharita, dan memberikan perasaan kabur.
"Itu lucu bukan?"Pharita tiba-tiba berkata.
Chiquita mengernyit bingung."Apa yang lucu?"
Pharita mengira Chiquita sedang bertindak bodoh, jadi dia mengungkapkan cibiran sedih."Apa menurutmu aku benar-benar bodoh? Aku bahkan tidak tahu bagaimana menjadi seorang Istri atau bagaimana bergaul dengan seseorang."
Chiquita tertegun, dia benar-benar merasa sakit kepala dengan mood wanita di depannya ini.
Diamnya Chiquita, Pharita menganggap itu sebagai persetujuan, dan karena ini matanya menjadi sedikit sakit."Tahukah kau bahwa ketika aku melihat situasi Shu sebelumnya di Book City, aku merasa sangat sedih untuk mereka, tapi disisilain aku juga merasa mereka sangat di berkati. Meskipun Nyonya Shu tidak bisa lagi mengingat orang tercintanya, Penatua Shu masih berada disisinya. Dia meletakkan semua yang dia miliki untuk menemaninya, untuk menghabiskan sisa hari-hari mereka bersama. Aku sangat iri pada mereka."
Chiquita menghela nafas, dan menyandarkan punggungnya."Kau masih sangat muda Unnie, kenapa memikirkan hal-hal seperti itu?"
"Orang-orang pada akhirnya akan menjadi tua, dan semua orang pasti ingin memiliki rumah yang layak."Pharita terus berbicara."Aku berpikir, jika suatu hari nanti aku tidak bisa berjalan lagi dan pikiranku tidak jelas, apakah kau masih akan tetap disisiku?"