17 . BILLIONAIRE

607 90 40
                                    

Karena waktu untuk pergi ke sekolah sudah terlambat, Chiquita dengan enggan melakukan perjalanan pulang. Terlebih lagi, dia belum sempat mandi, yang dimana menyebabkan tubuhnya terasa sedikit tidak nyaman.

Sambil memegang tali tas punggungnya, Chiquita berjalan ringan menuju rumah. Akan tetapi, tepat saat dirinya baru saja hendak membuka pintu utama, dia tiba-tiba menghentikan pergerakannya.

Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Chiquita bergumam pada dirinya sendiri."Haruskah aku masuk? Tapi, bagaimana jika Pharita Unnie ada di rumah?"

Menghela nafas, Chiquita memejamkan matanya sesaat."Ini adalah jam kerja, aku yakin dia pasti sedang sibuk di kantor sekarang."

Mengulurkan tangannya kembali, dengan gerakan lambat Chiquita mulai mendorong pintu.

Cklek!

Pintu di buka, dan pemandangan pertama yang bisa Chiquita lihat adalah sosok dingin Pharita yang tengah berdiri di hadapan pintu dengan tangan bersilang di dada.

Melihat hal ini tanpa sadar Chiquita membulatkan matanya, tersenyum bodoh, dia mencicit pelan."Unnie...kau tidak bekerja?"

Dengan rambut hitam bergelombang nya yang terurai indah, hari ini Pharita mengenakan gaun katun putih bersih dengan salah satu bahu terbuka, dan tepat di wajah cantiknya dia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun saat Chiquita berbicara.

Pharita menyipitkan matanya."Setelah menghabiskan malam yang indah, bagaimana perasaanmu, apa kau sangat senang?"

"Ah...itu."Chiquita memaksakan senyumnya.

"Chiquita kau sudah pulang?"Seru Chalita yang tengah menuruni tangga.

Seolah mendapatkan pertolongan di akhir hayatnya, mata Chiquita berbinar."Bibi...."

"Eomma, kau akan pergi?"sela Pharita sebelum dengan gerakan anggun berbalik untuk menatap Ibunya.

Berdiri di hadapan keduanya, Chalita tersenyum dan mengangguk kecil."Ye, ada beberapa keperluan yang akan Eomma beli."

Chiquita menelan ludahnya, dia akhirnya baru menyadari bahwa sekarang Chalita telah berpakaian rapi dengan tas tangan Gucci hitam kecil di tangannya.

"Eomma pergi, eoh."

"Hum, hati-hati."Pharita mengangguk kecil.

Menepuk bahu Chiquita yang membeku di tempatnya, Chalita mulai berlalu dari hadapan keduanya.

Menoleh pada Chiquita, Pharita kembali menunjukkan ekspresi dinginnya."Apa kau tidak akan masuk?"

"Um...tentu saja."Chiquita buru-buru menjawab, lalu dengan tergesa-gesa melewati Pharita dan melesat pergi ke lantai atas.

Menatap kepergian Chiquita, Pharita diam-diam menggertakkan giginya,"Crazy bastard..."

****

Menit berlalu, selesai mandi Chiquita segera mengenakan pakaian rumahannya, kaos biru tua bergambar buaya hijau, dan celana jeans. Menyisir rambut blonde sebahunya, dia mengikatnya rendah.

Krucuk!

Perutnya tiba-tiba mengeluarkan suara raungan lirih yang  menyedihkan, meletakkan sisir hitam ke atas meja rias, Chiquita cemberut dan mengusap perutnya."Apa Bibi Chalita sudah pulang? Aku lapar."

Berdiri, Chiquita memutuskan untuk turun dan mencari makanan ke dapur. Dan tepat saat dirinya tiba di bawah, dia tidak menyangka bahwa sosok menawan Pharita masih setia berada disana.

Duduk dengan kedua kaki yang di baringkan di atas sofa, wanita itu tampak membolak-balik majalah di tangannya.

Berjalan mendekat, berdiri di belakang sofa, dengan hati-hati Chiquita bertanya."Unnie, apa Bibi Chalita sudah pulang?"

BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang