The nekt morning.
Ketika cahaya fajar pertama menyinari kamar Ruka, Chiquita turun dari tempat tidur dengan semangat yang tinggi. Mengenakan pakaiannya dan bersiap untuk pergi.
Ruka dengan mata mengantuk cemberut dengan ketidakpuasan, seperti gadis biasa dia berkata dengan penyesalan."Sudah ku katakan jangan melakukannya di air, dan sekarang...aku merasa air menggenang di bawah sana."
Chiquita tampak bingung."Benarkah?"
"Benarkah? Kau memang tidak punya hati nurani."Ruka melempar bantal pada Chiquita.
Chiquita tertawa malu, setelah beberapa saat mengolok-olok satu sama lain, Chiquita ingat bahwa dia masih harus pulang ke rumah untuk berganti pakaian dan pergi sekolah. Jadi setelah menggosok butt Ruka yang mulai bergembang dengan baik, dia meninggalkan bar dengan tergesa-gesa.
Saat kembali ke vila, tepatnya saat sarapan, Chalita yang seperti biasa mengenakan gaun casualnya, tengah mengeluarkan sarapan dari dapur bersama beberapa maid. Melihat Chiquita kembali ke rumah, Chalita tertegun sejenak kemudian mengungkapkan perhatian saat dia bertanya."Chiquita, kemana kau pergi tadi malam? Aku dan Pharita benar-benar khawatir."
Saat Chalita mengatakan itu, Pharita yang sedang makan sup di meja makan mengerutkan kening, dan dengan dingin berkata."Aku tidak khawatir."
Chiquita tidak keberatan dengan sikap dingin wanita itu. Dia duduk, lalu mengambil sendok, mengisi mangkuknya dengan sup dan semangkuk nasi, kemudian dengan senang hati memakannya.
Melihat hal ini, Chalita hanya menggelengkan kepalanya, lalu memutuskan untuk kembali ke dapur.
Setelah menghabiskan mangkuk sup dengan dua tegukan besar, Chiquita bergerak mengambil sendok, bermaksud untuk mengisi mangkuk lagi. Tapi tepat sebelum dia mengambil sendok, dia melihat Pharita dengan cepat memindahkan panci besar sup ke sisinya. Memberi kesan tidak membiarkan dia memakannya lagi.
Chiquita cemberut, dia tertawa masam dan berkata."Unnie, haruskah kau melakukan itu padaku?"
"Kau sudah makan dua mangkuk, jadi...itu sudah cukup."Singkat Pharita lalu menundukkan kepalanya dan melanjutkan makan.
Chiquita tiba-tiba memikirkan sesuatu, tertawa kecil, dengan suara pelan dia berkata."Unnie, mungkinkah kau marah karena aku tidak pulang tadi malam?"
Pharita bahkan tidak mengangkat kepalanya saat dia menjawab dengan dingin."Aku tidak tertarik dengan urusan sepelemu."
"Lalu kenapa kau tidak mengijinkanku untuk makan sup?"Chiquita bingung.
"Eomma memasak ini untukku,dan kau sudah menyelesaikan jatahmu sendiri."
Chiquita menggaruk kepalanya sesaat. Mengingat dia harus segera pergi untuk sekolah, Chiquita memutuskan untuk tidak mengganggu Pharita lagi.
Chiquita naik ke atas untuk berganti pakaian, lalu bersiap untuk meninggalkan rumah.
Ketika Chalita melihat Chiquita akan pergi, dengan rasa ingin tahu dia bertanya."Chiquita, kenapa tidak makan sedikit lagi? Padahal masih ada waktu sebelum berangkat sekolah."
"Ah, ada yang harus aku urus pagi ini, aku akan makan di kantin sekolah saja Bibi."Chiquita dengan enggan melirik ke arah panci besar sup, yang dimana masih tersisa pada akhirnya. Berbalik, dia mulai melangkah pergi meninggalkan rumah.
Chalita menghela nafasnya, dan memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa lagi.
"Eomma, aku kenyang, aku akan berangkat."Pharita berdiri dan meletakkan sumpitnya.
Chalita mengerutkan keningnya."Bukankah hari ini kau juga akan pergi ke sekolah? Kenapa sebelumnya tidak pergi bersama dengan Chiquita saja?"
"Aku pergi."Mengabaikan perkataan Ibunya, Pharita segera meraih tasnya dan pergi.