Pharita yang mengenakan blus putih kasual dengan motif bunga biru diam-diam duduk di tempat tidur, di sampingnya ada tas koper kecil yang telah selesai dia kemas. Saat menulis semacam formulir dengan kepala menunduk, dia tidak memperdulikan Chiquita yang baru saja masuk.
Chiquita memandang Choi Hyunsik, dan berpikir sepertinya pria di depannya benar-benar menyukai Pharita. Dia menjawab dengan sikap bosan."Untuk orang sibuk seperti Tuan Choi, kau bahkan rela meluangkan waktu untuk membelikan pasangan gadis kecil ini bunga?"
Choi Hyunsik melihat bunga Carnations beraneka warna di tangan Chiquita. Dia menahan tawanya dan berkata."Aku ingin tahu karangan bunga apa yang di bawa Nona Hwang ? Selama ini, aku belum pernah melihat cara menata bunga seperti itu."
Pharita diam-diam mendongak, setelah melihat buket dengan berbagai macam carnations, dia mengerutkan alisnya. Melihat setumpuk bunga carnations bagus yang di tumpuk bersama seperti karangan bunga liar, dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa tentang Chiquita.
Chiquita menggaruk bagian belakang kepalanya tidak gatal."Apakah ada artinya? Kalau begitu, aku ingin tahu arti bunga yang di bawa Tuan Choi?"
Choi Hyunsik dengan bangga berkata."Cantik dan mulia, ini adalah hal-hal yang aku kagumi dari Pharita, dan Anggrek hanyalah caraku mengapresiasikannya."
"Terima kasih telah memuji Istriku." Menabahkan kata 'Istriku' Chiquita mencoba memprovokasi Choi Hyunsik. Dia melanjutkan."Alasan ada banyak warna dalam buketku ini terutama karena aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara memuji Istriku. Dia cantik, baik hati, mulia, percaya diri, seksi, berbudi luhur, bermartabat, penyayang, serius, dermawan, dan seorang Istri yang baik, dan calon Eomma yang penuh kasih sayang. Ck, bukankah semua bunga ini mewakili karakter Istriku? Oleh karena itu aku membeli semuanya."
Siapa yang peduli akan faktanya, setidaknya mungkin aku berhasil menggunakan beberapa fakta yang cocok. Chiquita dengan senang hati berpikir.
Di puji oleh Chiquita dengan kata-kata seperti itu, Pharita tidak bisa membantu tapi tersipu. Sebenarnya tidak apa-apa jika dia tidak tahu cara membeli bunga, namun kenapa harus melontarkan begitu banyak kata-kata menjijikan!
Choi Hyunsik tidak bisa berkata-kata, jika dia tahu ini akan terjadi, dia akan membeli Anggrek dengan berbagai macam warna juga. Dia memaksakan senyum dan berkata."Nona Hwang memang serba bisa dan multitalenta."
"Terima kasih atas pujianmu. Jika tidak ada yang lain, dan agar tidak menunda waktu berhargamu, kau boleh meletakkan bunga dan pergi Tuan Choi."Chiquita memasang wajah sopan.
Wajah Choi Hyunsik menjadi pucat, dia hampir tidak bisa menahan amarahnya!
"Kalau begitu....Pharita aku akan meninggalkan bunganya disini, selamat sudah keluar dari rumah sakit, aku akan pergi sekarang."
Ketika Choi Hyunsik pergi, Pharita dengan acuh tak acuh mendongak."Jangan terlalu kasar pada Choi Hyunsik."
Chiquita tidak mengatakan apapun, berjalan ke samping lemari tempat tidur, dia mengambil Anggrek yang di berikan Choi Hyunsik, dan langsung membuangnya ke tempat sampah. Dia kemudian berjalah ke arah Pharita, dan mempersembahkan bunga miliknya."Selamat telah keluar dari rumah sakit, Unnie."
Pharita menerima bunga itu."Terima kasih."
Chiquita menyipitkan matanya."Kau tidak perlu berterima kasih, aku tahu kau sudah tersentuh sejak tadi sampai hatimu kacau balau, tapi tolong jangan menangis, karena aku takut saat melihat wanita menangis di depanku."
Pharita dengan lembut menghela nafas. Memangnya untuk apa aku menangis tanpa alasan?
Setelah berurusan dengan semua formalitas dan meninggalkan rumah sakit, Chiquita membawa Pharita pulang untuk pertamakalinya. Meskipun keduanya pernah mengendarai mobil yang sama sebelumnya, itu selalu Pharita yang menjemput Chiquita dengan mobil mahalnya.