"Ah...itu Direktur Prae."Rora berkata dengan sedikit gugup, menghentikan apapun yang tengah dilakukan, dia bergegas berdiri seperti yang lainnya.
Berdiri di garis depan adalah Pharita yang mengesankan, dengan rambut diikat dalam sanggul, dan tidak ada kosmetik di wajahnya yang seperti bulan. Tempramen sedingin es itu bisa mengusir orang lain dari jarak ribuan mil. Dia seperti Dewi Surgawi dengan pakaian hitam murni, dan tampak sangat jernih, dan elegan yang tak tertandingi.
Beberapa Guru dan staffnya masuk bersama dengannya, yang dimana itu terdiri dengan mayoritas wanita. Mereka mengenakan pakaian yang pas, memiliki tempramen yang anggun, beberapa lebih tua namun tetap menarik, dan beberapa muda dan cantik.
Setelah melihat sekilas, Chiquita kembali menunduk, dia merasa dalam situasi ini lebih baik diam dan makan.
Oleh karena itu saat semua orang yang berada di kantin berhenti makan dan berdiri untuk menyambut, Chiquita hanya sibuk melahap potongan ayamnya.
Ketika Pharita berjalan melewati Chiquita, dia tidak berhenti sedikitpun, dan bahkan tidak melirik, seolah-olah dia sama sekali tidak mengenalnya. Namun faktanya adalah, ketika dia baru saja masuk, dia melihat adegan dari ketiga wanita yang menambkan makanan ke piring Chiquita. Dan tanpa sadar, ledakan ketidakbahagiaan memasuki hatinya.
Pasangan sahnya yang murah, benar-benar membuat sekolahnya menjadi tempat untuk menggoda wanita! Bahkan, dengan beraninya dia mengambil tiga sekaligus!
Dalam waktu yang sama, tampak cerah dan menawan, sosok Asa yang tampak baru saja memasuki kantin diam-diam mendekat ke arah Chiquita dan yang lainnya. Karena dia juga sempat melihat adegan manis tadi, dia juga merasa tidak senang. Tiba-tiba dia teringat sesuatu, berdiri di samping Chiquita dia berkata."Chiquita, setelah jam pelajaran berakhir kau harus datang ke ruang Organisasi, karena ada beberapa pekerjaan yang harus kau selesaikan."
Setelah mengatakan itu, Asa berbalik pergi meninggalkan kantin tanpa menoleh ke belakang.
Chiquita menelan makanannya, bagaimana mungkin dia tidak tahu niat Asa? Kakak kelasnya itu yang dimana sangat menyukainya, pasti sedang merencanakan beberapa trik lagi untuknya. Sebenarnya Chiquita ingin menolak, namun belum sempat dia berkata wanita itu malah pergi begitu saja.
"Semoga beruntung."Rami di sampingnya mengedipkan mata pada Chiquita.
Chiquita mengangkat bahu, lalu dengan acuh tak acuh cemberut.
Melihat hal ini, Rora dan Ahyeon terkekeh, sebelum akhirnya melanjutkan makan siang mereka.
*****
Saat jam pelajaran berakhir, Chiquita buru-buru mengemasi alat tulisnya, mengenakan tas sekolahnya, dan berniat pulang. Namun, tepat baru saja dirinya keluar dari kelas, dia melihat Asa yang berjalan mendekat ke arahnya.
Saat melihat Kakak kelasnya yang ramping, anggun dan cantik, Chiquita diam-diam menghela nafas dalamnya.
"Chiquita, kajja ikut aku."Dengan gerakan ringan, Asa mengaitkan tangannya pada lengan Chiquita.
Chiquita mengedarkan pandangannya ke sekeliling, melihat semua murid mulai bergerak pulang, dia tanpa daya berkata."Katakan padaku dulu, sebenarnya pekerjaan apa yang akan kita kerjakan?"
"Nanti, kau juga akan tahu apa yang perlu kau lakukan."Asa tampak kesal, dan memutar matanya malas.
Mengikuti Asa ke tempat parkir, pada akhirnya keduanya tiba di mobil Audi A4 merah, saat Chiquita masuk, dia bisa mencium aroma tubuh Asa yang mempesona.
Chiquita tidak dapat menahan diri untuk menghirup beberapa aroma dari wanita di sampingnya."Asa Unnie, interior mobilmu benar-benar harum, dan memiliki bau yang sama denganmu."