8 . BILLIONAIRE

909 94 19
                                    

Tanpa melepaskan pandangannya dari Chiquita, Asa terus melepaskan kancing seragamnya, hingga dimana itu berakhir menunjukkan sepasang bra ungu muda berenda, yang pada kenyataannya menyembunyikan sepasang bulatan daging bersaljunya.

Secara kasar Chiquita berdiri dari duduknya, berjalan ke depan, dia segera meraih kedua tangan Asa, menghentikan tindakan gadis itu.

"Asa Unnie, apa kau gila?"gumam Chiquita tanpa melepaskan cengkramannya pada kedua tangan Asa.

"Ya, aku memang sudah gila." Asa tersenyum mencemooh, dengan mata yang mulai memerah karena menahan tangis, dia melanjutkan."Aku gila karena mu Chiquita. Satu bulan yang lalu, aku sempat memutuskan untuk menetap di Jepang dengan harapan aku bisa melupakanmu. Namun, bayanganmu selalu menghantuiku, semua makanan dan minuman yang aku makan terasa hambar. Dan di malam hari, aku tidak pernah bisa tidur dengan baik. Aku lelah Chiquita, aku sebenarnya sangat lelah dengan perasaanku sendiri."diakhir katanya, Asa menunduk saat dia mulai terisak.

Chiquita memejamkan matanya sesaat, dan menghela nafas dalamnya."Ma...maafkan aku...."diakhir katanya, dengan sedikit keraguan Chiquita mengulurkan tangannya untuk memeluk Asa.

Taklama, setelah menenangkan Asa dan membantu gadis itu mengenakan kancingnya kembali. Chiquita memutuskan untuk meninggalkan ruangan.

Namun, tepat setelah kepergian Chiquita, dengan tatapan yang rumit Asa tampak mulai melakukan panggilan telepon...

"Halo."di seberang sana wanita lain menjawab dengan lembut.

Asa ragu sejenak, sebelum berkata."Direktur Prae, saya ingin anda memberhentikan bantuan beasiswa bagi salah satu siswa baru. Karena alasan, dia memiliki beberapa masalah sikap yang serius, dan ada banyak alasan khusus lainnya, saya harap anda menyetujuinya."

Wanita yang di sapa Direktur itu diam beberapa saat, lalu menjawab."Asa, kirimi aku semua datanya, dan aku akan membuat keputusan setelah melihatnya."

"Ye Direktur..."setelahnya, Asa menutup telepon, lalu dia mendesah tanpa daya, kemudian membuka penyimpanan data, dan melalui internet perusahaan, dia mengirim informasi Chiquita langsung ke ruangan Direktur.

Menatap komputer, Asa diam-diam mengepalkan kedua tinjunya."Bagaimanapun, aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja Chiquita. Selama kau tidak mau menerimaku, aku akan terus mengganggumu."

*****

Segera Chiquita menyapa rekan-rekan barunya di luar ruangan, sambil perlahan berjalan menuju tempat duduknya. Saat dia duduk, beberapa gadis cantik mulai mengelilinginya, dengan paras yang luar biasa dan mata berbinar.

"Hai, ijinkan aku memperkenalkan diri, namaku Shin Haram dari kelas 11."ini adalah gadis tinggi berparas cantik dan menawan, pada saat ini dia dengan hangat mengulurkan tangan putihnya  saat dia memperkenalkan diri.

"Rami Unnie, rekan baru kita baru saja tiba dan kau langsung mengulurkan tangan? Bagaimana jika itu membuatnya takut, eoh?"Gadis lainnya berkata, memiliki tubuh yang cukup montok, dia tertawa dan berkata."Chiquita, mulai sekarang kau sangat harus berhati-hati dengan Rami Unnie disini. Karena saat dia menyukai seseorang, dia akan memakannya tanpa menyisakan tulangnya."

Rami menggertakkan giginya, lalu mengulurkan tangannya untuk menepuk pelan pantat montok gadis di sampingnya."Tutup mulutmu Rora, apa kau pikir aku tidak tahu kau bahkan tidak dapat tidur tanpa seseorang di malam hari."

"Aigo, itu bukan masalah, Ahyeon Unnie bahkan tidur bersama kedua orang tuanya."

Mengikuti tatapan Rora, Chiquita melihat ke arah gadis yang tampak pendiam. Dengan rambut lurus hitam indahnya yang terurai sebatas pinggang, dan dengan beberapa garis fitur wajah cantik.

BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang