Bab 13

7.3K 433 23
                                    

Sayup sayup suara orang saling bercakap cakap terdengar di depan.

"Saya tidak masak kalau kalau kamu lapar."

Ayu beralih menatap kompor.

"Bahan masak masih ada dalam kulkas," beritahu Raka lagi. Namun ia tidak menatap Ayu.

"Maksud nya kamu mau aku yang masak?" Ayu menunjuk dirinya. Ia masih ingat kalau ia yang masak pasti gosong.

"Memang seharusnya begitu kan?" Alis Raka naik sebelah seraya menatap Ayu.

"Nanti gosong lagi."

"Usahakan jangan sampai gosong."

Begitu selesai Raka langsung pergi begitu saja membuat Ayu menghela nafas kasar.

Ayu kembali ke depan. Ia menatap kegiatan di luar sekilas sebelum masuk ke kamar.

Selesai membereskan dirinya ia kembali keluar. Suara ibuk ibuk ngobrol semakin lama tampak semakin seru karena mereka saling tertawa keras.

Ayu menatap jarum jam sudah berada di angka sembilan dan ia belum sarapan. Bahkan ibuk ibuk itu sudah bekerja ke mari.

Ayu membuka kulkas, ah sebelum itu ia teringat ponsel nya. Ia segera ke kamar dan kembali ke dapur lalu membuka hasil download.

Ia kemudian menatap satu per satu. Pilihan nya jatuh pada telor  saus padang. Kelihatan nya lebih mudah dan simple.

Kebetulan di kulkas juga ada telor. Langsung saja Ayu menyiapkan bahan nya.

Pertama Ayu mengambil wajan kalau kata Raka nama nya kuali. Ia taruh di atas kompor yang sudah dihidupkan.

Kemajuan karena Ayu tidak lagi cemas dan takut menghidupkan kompor gas.

Ayu menuang minyak ke dalam kuali seperti dalam vidio. Merasa minyak panas ia langsung memecahkan telor dan memasukkan ke dalam menjadi telor mata sapi.

Minyak nya kecipratan. Ayu mengecilkan api. Ia mendekat untuk membalikkan telor. Ayu cepat cepat mengambil piring bersih takut telor nya gosong sampai akhirnya ia berhasil menggoreng empat buah telor mata sapi. Satu hangus bagian tepi nya dan menghitam. Ayu membuang bagian yang hangus.

Ayu lanjut mengiris perbawangan dan tomat, kemudian ia menumis semua bahan. Ia juga menambahkan cabe agar sedikit pedas. Setelah menuangkan air, saos dan kecap kemudian Ayu memasukkan telor.

Ayu tersenyum girang saat aroma masakan nya menguar harum.

Terakhir ia menambahkan daun bawang dan garam sedikit takut keasinan. Nanti kalau kurang garam bisa di tambah belakangan, pikir Ayu.

Ayu sangat yakin kalau masakan nya berhasil. Ayu mematikan kompor dan memindahkan masakan nya kedalam mangkok.

Ayu kemudian membuka penanak nasi dengan senyum lebar yang perlahan surut.

Kosong!

Tidak ada nasi. Dan ia lupa masak nasi. Ayu rasanya ingin sekali menangis. Ia pikir ia bisa langsung makan. Ternyata nasi nya belum di masak. Apakah ada yang lebih sedih dari ini.

Ayu belum bisa masak nasi. Dia tidak tahu takaran nya. Dengan berat hati Ayu pun kembali ke depan.

Raka masih sibuk dengan bawang bawang nya. Ayu kemudian melirik Ibuk ibuk yang juga sibuk mengupas kulit bawang sembari mengobrol.

Ayu kemudian keluar dan di sadari sama Ibuk-ibuk tersebut.

"Eh ini toh istri nya Bang Raka?"

Ayu tersenyum kemudian mengangguk. Tidak mungkin juga ia harus cuek.

JEJAK RASA |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang