41-42

4.8K 321 65
                                    

Double update lagi gaessss....

Buruann cek karyakarsa kalau kelamaan yaa

"Abang jawab dulu pertanyaanku!" Teriak Ayu menyusul langkah Raka.

"Sudah Abang bilang nggak perlu. Nggak penting. Itu hanya masa lalu kenapa kamu pengen tahu sekali hah?" Raka berkacak pinggang.

Bukan nya di sambut dengan pelukan hangat. Ayu malah memberondongi nya dengan pertanyaan seputar masa lalu nya.

"Kenapa? Apa susah nya jelaskan. Kenapa kalian sampai putus. Apa penyebab nya."

Raka mengusap wajah nya. Di tatap nya Ayu dengan lekat.

"Kamu cukup tahu kalau Wiwi itu mantan saya. Sampai di sini apa kamu tidak puas juga?"

Ayu menggeleng. "Aku mau penjelasan lebih detail." Ayu bersedekap.

"Saya lelah Ayu jangan di tanya lagi tentang masa lalu saya."

"Nggak bisa. Aku harus tahu."

"Apalagi yang harus kamu tahu selain saya dulu dengan Wiwi itu punya hubungan dan sudah lama berakhir."

"Kenapa kalian putus."

"Kami tidak cocok." desah Raka lelah.

"Alasan klise," decih ayu tidak percaya.

"Terserah kamu mau percaya apa tidak."

"Jelas aku tidak percaya. Bukankah Abang yang bilang kita harus terbuka satu sama lain. Tidak boleh ada yang di tutupi. Bukankah komunikasi itu yang penting. Lalu apa yang Abang lakukan sekarang. Abang menutupi dari aku," Raka tertegun mendengar ucapan lirih Ayu.

"Aku tidak akan bertanya seperti ini kalau bukan Wiwi sendiri yang mengatakan kalau kalian dulu nya hampir menikah."

Raka menoleh dengan cepat. Ayu tersenyum sinis.

"Dia datang ke sini untuk menemui laki laki yang sudah beristri. Kata nya hubungan kalian tidak pernah berakhir. Jadi, apakah aku harus diam saja?"

Raka terdiam. Ayu tersenyum pedih. Ia lantas beranjak dan meninggalkan Raka yang berdiri mematung menatap punggung Ayu dengan rasa bersalah.

Raka langsung keluar rumah dan menghidupkan motor nya. Ayu tertawa pedih. Apakah dirinya sudah tidak begitu penting lagi sampai Raka tidak berusaha untuk menjelaskan kepada nya.

Apakah Raka pergi menemui Wiwi?

Ayu menekan dada nya yang tiba tiba sesak sekali rasa nya.

Di lain tempat Raka memacu motor nya dengan kencang. Ia ingin segera sampai.

Begitu motor nya memasuki halaman rumah yang di tuju. Raka langsung turun.

Bersyukur orang yang di cari nya langsung keluar

"Bang Raka? Abang kesini? Ayo masuk!" Wiwi menyambut Raka dengan wajah tersenyum sumringah.

Wiwi belum menyadari raut wajah Raka yang datar dan terlihat menahan amarah.

"Tidak perlu. Saya mau bicara sama kamu!"

"Abang mau bicara apa? Kayak nya penting sekali." Wiwi menyelipkan rambut nya ke belakang telinga.

"Saya dengar kamu mendatangi rumah saya. Apa itu benar?"

Wiwi menangguk. "Aku datang baik-baik tapi istri Bang Raka itu langsung mengusir ku. Bang Raka marahi saja dia. Akhlak nya sangat jelek sekali menyambut tamu."

"Saya ke sini tidak untuk mendengarkan kamu bicara buruk tentang istri saya begitu, Wiwi. Ada apa kamu datang ke rumah saya? Kita tidak punya hubungan sedekat itu untuk kamu mendatangi rumah saya," ucap Raka tajam dan menatap nyalang Wiwi.

JEJAK RASA |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang