bab 21

7.6K 410 35
                                    

Baca di karyakarsa udah bab 32 yaa. Icip icip sikit bolehhh. Boleh lahh. Masa nggak boleh.. ye kann??? Yukk intip dulu ke sanaa yukkk.

https://karyakarsa.com/Applelove31/jejak-rasa-31-32-icip-icip-sikit-boleh


"Nggak mau makan ini!" Ayu menjauhkan makanan tersebut dari hadapan nya.

"Ini makanan buat orang sakit. Biar pencernaan kamu mudah menerima nya. Nggak perlu kunyah. Langsung telan."

Ayu cemberut. "Kemaren sudah bubur. Masa sekarang bubur lagi. Nggak ada yang lain apa?"

Raka menghela nafas berat.

"Lalu kamu mau makan nya apa?" Raka masih berusaha sabar.

"Yang pedes pedes enak nya apa ya?"

"Nggak ada." Raka langsung menggeleng keras.

"Nggak ada makanan pedas. Mau makan apa tidak?" Raka menatap tajam.

Ayu kesal. Dirinya sedang demam tapi Raka tidak pengertian sekali.

"Nggak usah. Aku nggak makan."

Raka memejamkan mata berusaha mengatur nafas nya. Ia meletakkan mangkuk bubur di atas meja.

"Nggak usah ngambek."

Ayu memalingkan muka malas menengok Raka. Ia masih kesal.

"Mau makan apa hm?" Suara Raka mulai lembut. Namun Ayu malah sedih dan segera menghapus air mata nya yang menitik.

"Saya melarang kamu makan pedas juga buat kebaikan kamu sendiri. Kamu belum pulih total. Nanti kalau sudah sembuh terserah kamu mau makan apa. Saya nggak larang," jelas Raka lembut dan berharap Ayu mengerti.

"Maaf. Seperti nya aku merepotkan."

"Tidak. Kamu tidak merepotkan. Saya yang harus nya minta maaf. Karena kejadian kemaren kamu mogok makan dan malah sakit. Andai saya tidak marah. Mungkin kamu nggak begini. Saya minta maaf ya."

Ayu spontan menatap wajah Raka. Ia tidak salah dengar kan? Barusan Raka meminta maaf kepada dirinya.

"Kenapa minta maaf nya baru sekarang? Telat!"

"Dari pada saya nggak minta maaf sama sekali. Gimana?"

Ayu tidak menjawab. Raka tersenyum kecil.

"Jadi sekarang mau makan apa?"

"Sate daging."

Raka mengernyit. Sate daging?
Raka berdehem.

"Pagi pagi begini belum ada yang jualan sate. Adanya nanti sore."

"Terus aku makan nya apa? Selera ku pahit."

"Dadar telor aja gimana? Ah bukan itu omelet mau?"

"Serius omelet?"

Raka mengangguk. "Memang bahan nya ada?"

"Ada telor."

"Bukan omelet nama nya kalau cuma telor doang. Harus ada isian nya. Sosis kek."

"Nggak ada. Nanti kalau kamu sembuh kita belanja. Kulkas juga udah kosong. Kamu belajar masak lagi."

"Belum sembuh aja aku udah di suruh masak lagi."

"Kan saya bilang nanti kalau sudah sembuh." Raka berusaha sabar.

"Terserah lah yang penting nggak mau bubur."

Raka mengangguk. "Tunggu di sini!"

Ayu menatap punggung Raka menghilang di balik pembatas ruang tamu dan dapur. Ayu menghela nafas pelan. Jujur saja jantung nya berdegup kencang saat Raka mulai lembut dan sabar menghadapi nya.

JEJAK RASA |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang