atlet bisbol

368 4 0
                                    

dengusan karena Bobon yang mendorong tubuhnya dengan kuat hingga membuat dirinya hampir jatuh

“10..9..8...7..6...5...4....3.....2...1.. mulai” seruan MC di sambut dengan para peserta yang langsung memulai pertandingan.

setiap regu terdiri dari dua orang membuat Jesika dan temannya harus mengumpulkan poin yang banyak karena Jesika tahu lawan mereka kali sangat berat.

Kelompok Jesika sudah mencetak 35 poin berbeda tipis dengan lawannya yang sudah mencetak 30 poin. Hal itu membuat permainan semakin panas di tambah dengan sorakan para peserta membuat mereka lebih menyemangatkan diri lagi.

“ugggghhhh sabar anak bantu mama untuk menyelesaikan pertandingan ini nnggggggg” Jesika merintih kesakitan saat sedang bermain karena tiba-tiba perutnya kontraksi hebat

“nnggghhh shhhhh nggghh jangan tendang perut mama sayang uggghhhhh” racau Jesika sambil menyeka keringat dinginnya

Wajah Jesika sudah jauh dari kata baik karena panasnya matahari di tambah dengan perutnya  yang  kontraksi membuat wajah Jesika semakin merah padam.

“jes elu gak papa kan?” tanya Bobon dengan suara cempreng khas lelakinya

Jesika yang sedang menstabilkan dirinya mencari asal suara sang sahabat yang ternyata Bobon sudah berdiri di dekat tribun sambil melambaikan tangan ke arahnya. Jesika langsung melambaikan tangan juga dengan memberikan tanda oke bahwa dirinya baik-baik saja.

sadar bahwa dirinya sudah menjadi pusat perhatian para penonton.

Dengan terpaksa Jesika bangkit kembali dan melanjutkan larinya karena mengetahui lawan mainnya sudah hampir dekat dengan dirinya. Dengan sempoyongan Jesika akhirnya sampai ke garis finis yang langsung di sambut dengan sorakan gembira dari penonton grubnya. Bahkan tribun sudah penuh dengan tepuk tangan meriah, begitu juga dengan teman sekelompok Jesika yang sangat bahagia dengan saling berpelukan.

Jesika sendiri sudah menyingkir di bawak oleh Bobon ke ruang ganti mereka yang memang setiap ruang ganti pribadi mereka di desain dengan kedap suara hingga memudahkan Jesika dan Bobon. Kontraksi sudah hilang tidak ada lagi muncul sejak Jesika memaksakan dirinya hingga ke garis finis. 

“Bon bagaimana ini kontraksinya sudah tidak muncul lagi” Jesika panik bahkan sang bayinya sudah tidak terasa lagi gerakannya

“coba elu jongkok Jes mana tahu kontraksinya datang lagi” Bobon memberikan saran yang langsung di laksanakan oleh Jesika

“nggghh Bon bayinya sudah gak bergerak lagi hikss Bon nnggghhh nggghhh nnggghhh”

“mmmhhh Bonnhhhh nggghhh tolongi gue akhhhh kepalanya mau keluar akhhhh” jesika terus saja mengejan ketika rasa mulas mulai menyerang dirinya.

“sabar Jes korset elu belum kebuka” dengan sigap Bobon langsung membuka korset yang melilit perut besar Jesika, nafas lega langsung menguasai Jesika bahkan Jesika semakin rileks.

“bon nggghhh bayinya mau keluar akhhhh akhhhh nggghhhh nggghhh emmmhhhh”

“ayo Jes elu pasti bisa”

“sedikit lagi kepalanya keluar jangan berhenti mengejan Jes” seru Bobon dengan semangat agar sahabatnya juga ikut semangat. Kepala bayi sudah memahkotai lubang Jesika hingga dahi akibat Jesika yang berhenti mengejan. Dengan ejaan kuat akhirnya kepala bayinya sudah keluar semua tinggal badannya yang masih tersangkut akibat bobot sang bayi yang besar.



Selanjutnya ada di link bio, yang penasaran silahkan mampir

StorykuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang