kebahagiaan Selir 2

2.3K 4 0
                                    

“ahhh ahhh ughhh pangeran sudah ahhhh” 

“Ampuunn ahhh ngghhh ahhh ahhhh” 

Desahan terus bersahutan di dalam kamar Sofie, sudah sebulan penuh Sofie harus melayani nafsu pangeran karena sang permaisuri masih dalam masa nifas.

Plok

Plok

Plok

“Ougghhhh pangeran ampunn ahhhh” desah Sofie sambil menahan perut besarnya yang terguncang akibat hentakan dari sang pangeran 

“Ahhh saya mau keluar ahhhh” desah Darco yang terus menghujam tanpa memelankan hentakannya 

JLEB 

JLEB

JLEB

“Ahhhh ahhhhh ahhh ahhh ahhhh nggghhhh”

Dug dug dug 

“Mmmhhhhhh” 

Di sela-sela hujaman yang di berikan pangeran bayi Sofie terus menendang hingga membentuk tonjolan-tonjolan di sekitar perut Sofie.

“Ahhhh aku mau keluar pangeran ahhh ahhh ahhh” 

“Tahan jangan keluar dulu ahhhh” 

Plok

Plok

Plok

“Akhhhhhhhh/ahhhhhhhh” desah mereka berdua, Darco pun langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Sofie membuat perut besar Sofie tertindih 

“Nggghhhh akhhhhh sakittt pangeran mmmmhhhh” 

Pangeran yang mendengar rintihan Sofie langsung menyingkir dari tubuh Sofie yang di balas dengan nafas yang memburu, bahkan perut Sofie sudah memerah 

Malam harinya Sofie dan Lily berkumpul di kebun bunga milik Lily, mereka menghabiskan waktu bersama dengan bercanda ria. Sofie sangat bersyukur karena Lily sangat baik orangnya dan dia sudah menganggap Lily sebagai kakanya. 

Bahkan mereka tidak canggung jika memenuhi undangan perjamuan para petinggi. 

Banyak yang tidak menyukai Sofie karena selir yang dekat dengan permaisuri tapi itu semua tidak ada di hiraukan oleh Lily sama sekali, bahkan Lily berbagi pengalaman masa kehamilannya dulu hingga dia dapat melahirkan sang putra ke dunia.

“Sofie aku akan pergi ke pasar apakah kau mau ikut” tawar Lily 

“Hmm apakah di izinkan putri ”

“Jika kau ingin ikut aku akan mengizinkan dirimu pada pangeran mahkota”

“Iya putri saya akan ikut ”

“Bagus kita akan menikmati indahnya pasar dengan aneka jajanan” 

Sofie dan Lily menaiki kereta kuda bersama yang di kawal beberapa pengawal yang sudah di khususkan untuk menjaga permaisuri.

Sofie dengan perut besarnya tidak menghalangi kegiatan mereka di pasar, dengan gembira mereka asik berjalan kesana kemari dengan membawa jajanan di tangan mereka masing-masing. 

“Awass awasss ada kuda liar"

“Lariii lariii selamatkan diri kaliaannn” 

“Akhhhhhhhhhhhh”

“Akhhhhhhhhhhhh”

“Akhhhhhhhh toloonggg” 

“Sofie ayo kita menyingkir” Lily langsung menarik tangan Sofie kuat tanpa menghiraukan jajan mereka yang berjatuhan

Tapi nasib sial menimpa mereka dari belakang mereka kuda liar itu menyenggol Sofie dan Lily hingga mereka jatuh telangkup

“AKHHHHHHHHH GGGRRRRRRR” jerit Sofie yang kesakitan akibat perutnya yang tertimpa

“Toloonggg prajurit tolooongg” permaisuri terus memanggil prajurit yang memang dia perintahkan untuk membantu mengamankan kuda liar itu

“Nggghhhh ouggghhh akhhhh sakittt nggghhhhh” 

“Huh huh huh mmmmhhhhh” 

Sofie terus saja mengerang kesakitan di ikuti dengan ejaan, darah sudah merembes menodai hanfu yang dikenakannya.

Tidak ada yang membantu Sofie karena di situasi yang menegangkan karena kuda liar itu tidak kunjung dapat di tangani.

“Permaisuri nggghhh tolongg hamba mmmhhh” 

“Haduhh bagaimana ini aku bingung Sofie, tenang Lily tenangkan dirimu kamu pasti bisa mengatasi semuanya” Lily di landa panik dia berusaha menenangkannya Sofie dan dirinya sendiri

Dengan sekuat tenaga Lily membantu Sofie yang sudah berlumuran darah ke dalam kedai warga yang sunyi.

“Ayo Sofie kamu pasti bisa Sofie” ujar Lily menyemangati Sofie 

Bayi dalam kandungan Sofie terus saja berputar mencari jalan keluar, bahkan Sofie sudah merasakan kepala bayinya memasuki panggul.

“Enggghhhh emmmhhhhh mmmhhhhhh huh huh huh”

“Permaisuri bantuu hambaaa nggghhhhh enggghhh ekkkhhhhhh” 

Sofie terpaksa mengejan di depan umum hingga banyak warga yang melihat lubangnya yang sudah menampakkan kepala bayinya 

“Hayoo teruss mengejan teruss kepalanya sudah terlihat”

“Iyaa teruss semangat”

“Jangan berhenti mengejan”

“Tontonan ini membuatku horny”

“Bener banget aku jadi terangsang”

“Ayo semangat putri lahirkan segera bayi mu”

Banyak dukungan dan hinaan yang di lontarkan warga, tapi semua itu tidak di hiraukan Sofie karena adanya permaisuri yang setia menemani dan membantunya.

“Eenggghhhh pangerann ugghhh akhhhh tooollooonggg panassss panasss akhhhhhhh”

Sofie tidak sengaja memanggil pangeran di saat proses melahirkan yang itu semua sangat di larang.

“Dia tidak sadar apa yang telah di lakukan ya”

“Dia hanya selir yang beruntung tidak di buang oleh pangeran karena permaisuri”

“Benar bahkan hanya untuk melahirkan saja dia harus meneriaki nama pangeran” banyak cemohan yang terus di lontarkan ke Sofie bahkan permaisuri sendiri tidak dapat membungkam para mulut rakyatnya 


Selanjutnya ada di link bio, selamat membaca terima kasih

StorykuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang