school

5.8K 8 0
                                    

mengetahuinya karena tertutupi oleh tubuh-tubuh para penumpang.

“Ahhhh ahhhhh shhhh engggghhhh emmmmhhhhhh”

“Ougggghhhh ahhhhh emmmhhhh enggghhhh”

Plok

Plok

Plok

“Akhhhhh ouuugghhhh ouugghhh ahhhh ahhhh ahhh nggghhh”

“Stop ahhhhhhh”

Adel sebisa mungkin memelankan suara desahannya, tidak ada yang mendengarnya karena teredam dengan suara musik yang keras di dalam bis.

“Shhhhh ahhhhh emmmhhh enggghhhh”

“Ahhhhh faster ahhhhhh lebih cepat ahhhh ahhhh”

“Ahhhh kamu sangat nikmat ahhh ouuugghhhh ouugghhh enggghhh ahhhhh”

JLEB

JLEB

JLEB

“emmmhhhhhh”

“Aku mau sampai ahhhhh”

“Bareng ougghh”

Crrooootttt

“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” mereka mencapai pelepasan bersama, setelah mengelap cairan yang mengalir deras di kaki Adel lelaki itu langsung menaikkan celana Adel.

Keringat membasahi tubuh mereka sampai dada adel tercetak jelas dengan dalaman  berwarna hitam.

“Terima kasih kamu sungguh nikmat” bisik lelaki itu sambil mencium bibir Adel.

Setelah mengatakan itu, bertepatan dengan bis yang berhenti tanda ada yang akan turun, ternyata lelaki itu yang turun duluan.

Adel merasakan perutnya yang semakin kram membuat dia sedikit membungkuk untuk mengurangi rasa kram di perutnya, mungkin ini efek dari dirinya habis berhubungan itu.

Dug

Dug

Dug

“Akhhhhhhh ahhhhhhh” Adel meringis kesakitan akibat perutnya menubruk tiang yang di pegang ya.

Rasa nyeri langsung merambat ke seluruh perut Adel di tambah dengan bayinya yang terus berputar seperti mencari jalan keluar 

Adel terus mengelus lembut perut bulannya dengan harapan agar bayinya berhenti berputar.

“Shhhhh emmhhhhhh” 

“Emmmhhhhhh” bukannya makin berhenti tapi semakin bertambah sakit

Dengan hati-hati Adel pun mengecek pembukaannya dan ternyata benar sudah memasuki pembukaan tujuh, hal itu membuat Adel panik karena jarak rumahnya masih jauh.

“Bagaimana ini” keluh Adel pada dirinya sendiri

Dredug dredug dredug

“Eh eh shhhhh eemmhhhhh” 

Dredug dredug dredug 

“Ougghhhh emmmhhhh” Adel mendesis ketika bis melewati jalan yang tidak rata, perut Adel semakin mengencang bahkan kini Adel harus berpegangan tangan pada tiang agar tidak limbung kebawah.

Kontraksi semakin intens menyerang Adel, sebisa mungkin Adel menahannya. 

“Shhhhh ahhhh emmm sepertinya aku sudah tidak tahan lagi” ujar Adel sambil mengejan tipis

“Kamu kenapa nak” tanya seorang ibu-ibu yang baru masuk

“Hanya mulas buk” sahut Adel pelan karena tubuhnya sudah di basahi oleh keringat 

Di kotanya sudah biasa anak sekolah berkeluyuran dalam keadaan mengandung, sekolah Adel memang termasuk jajaran sekolah elit dan terkenal.

“ Wah sepertinya kamu mau melahirkan” kata sang ibu pada Adel 

“Sepertinya begitu buk” 

Ibu itu tidak bertanya lagi, Adel pun mulai fokus pada mulas perutnya.

“Emmhhhh enggghhhh ssshhhh”

“Uuugghhhhhhh”

Jeglug

“Akhhhhhhhh”

“Ouuugghhhhh mmmhhhhh”

PLOP

“Gggrrrrrrrrrrhhhhh”

Penumpang menjerit heboh beserta Adel, supir bis tidak sengaja menabrak lubang yang dalam membuat para penumpang lainnya kaget.


Selamat membaca link ada di bio
Terima kasih

StorykuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang