Dimas Anggoro seorang pengusaha yang sukses di usia mudanya dan memiliki istri yang sangat cantik.
Mereka memiliki cabang perusahaan di berbagai negara. Kesuksesan telah mereka dapatkan tetapi ada satu hal yang membuat mereka sedih.
Anak
Pernikahan mereka sudah berjalan tujuh tahun lamanya tapi tak kunjung mendapatkan momongan alias anak, sudah berbagai usaha mereka lakukan tapi yang kuasa belum memberikannya.
“kamu sedang apa malam-malam begini di luar sayang?” ujar Dimas pada sang istri sambil menyampirkan selimut di pundak ramping istrinya
“eh kamu buat aku kaget saja mas” kata Sari
“kamu kenapa sayang. Ada yang mau di ceritakan sama mas?” tanyanya yang tidak biasanya sang istri merenung
“aku sedih mas, pernikahan kita sudah tujuh tahun lamanya tapi belum juga ada anak di antara kita”
“pasti orang tua kita juga sudah ingin menggendong cucu”
“aku tidak keberatan mas jika kamu ingin menikah lagi”
Deg
“bicara apa mu sayang” ujar dimas dengan nada tingginya
“aku tahu kamu pasti juga menginginkan anak kan tapi aku tidak dapat memberikannya”
Sari sudah terisak di dalam pelukan sang suami, sari mengetahui bahwa sang suami sedang menahan emosinya terbukti dari deru nafasnya yang memburu.
“aku lebih baik tidak memiliki anak dari pada harus kehilangan kamu sayang”
“mas tidak masalah tidak ada anak diantara kita, mungkin kita belum di berikan kepercayaan sayang. Mas lebih takut jika harus kehilangan kamu...mas gak sanggup sayang”
Dimas terus memberikan kekuatan bagi sang istri, di dekapnya erat tubuh ramping istrinya yang sudah menemaninya berjuang dari nol.
Mungkin banyak wanita yang sempurna dari sang istri tapi belum tentu ada yang sesabar seperti wanitanya.
“mungkin kita akan lebih berusaha lagi sayang” sari mendengak ketika mendengar ucapan sang suami, sari tahu apa yang sedang di pikirkan suaminya.
“tadi siang kita baru saja melakukannya mas” kata sari sambil memukul dada bidang suaminya
“mas tidak akan pernah puas sayang” dimas berkata dengan mengedipkan sebelah matanya yang di sambut gelak tawa oleh sari
Hap
“akhhhhhh”
“tahan sayang menjeritnya simpan dulu”
Dimas terus saja menggoda sang istri agar melupakan kesedihannya terbukti kini sang istri sudah berfose dengan menggunakan lingier yang sangat seksi bahkan buah dada sang istri tidak dapat tertampung dengan benar.
Tanpa mengatakan apapun, dimas menarik lembut tangan sang istri untuk duduk di pahanya yang sudah tidak menggunakan sehelai benang pun. Sari pun menduduki batang besar nan tebal milik suaminya, sari bergidik ngeri melihat milik sang suami sudah berdiri tegak hingga memunculkan urat-urat di sekelilingnya.
Jleb
“ouugggghhhhhh” lenguh sari saat kejantanan itu sudah memasuki lubang sempitnya bahkan batang suaminya sudah mentok di dalam sana
“ahhhhh kamu selalu sempit sayang bahkan aku sudah sering memasuki kamu” desah dimas keenakan
Tangan dimas memeluk tubuh sari dengan erat, bahkan di sekujur tubuh sari surah penuh dengan bercak merah hasil karya dimas. Dimas yang melihat itu merasa bangga dengan karyanya.