Obsesi Mantan Pacar

14.2K 30 0
                                    


Diva saat ini sedang menikmati angin sore di gajebo depan rumahnya di temani sedang segelas teh dan sepiring kue kering. Di usia kandungan Diva yang memasuki bulan ke delapan suaminya belum juga mendapatkan cuti dari kantor tempatnya bekerja.

Diva di rumahnya hanya tinggal bertiga, Diva, pelayan dan supirnya yang akan mengantarkan kemana dirinya akan pergi karena saat usia kandungannya memasuki bulan ke tujuh suaminya sudah melarang Diva mengendarai mobilnya sendiri

“halo mas, bagaimana kabar mas disana?” tanya Diva pada orang di sebrang telponnya yaitu sang suami yang bernama Bagas

“alhamdulillah mas sehat sayang, kamu sehatkan dek?”

“baby gak ngerepotin kamu kan sayang?”

Diva terkekeh mendengar pertanyaan beruntun sang suami “ satu-satu dong mas tanyanya” kata Diva yang di balas gelak tawa oleh Bagas

“habisnya mas kangen sih, mas minggu besok baru bisa dapat cuti sayang” ujar Bagas dengan suara lemahnya

“gak papa mas kami akan menunggu mas yang penting kamu sehat-sehat terus di sana” hibur Diva saat mendengar nada sedih sang suami

“inget ya sayang jangan pergi kemana-mana dulu sebelum mas pulang” nasehat Bagas yang membuat Diva jengah

“mas aku masih bisa kok pergi kemana-mana kan sekarang sudah ada pak sopir” bantah Diva yang tidak ingin di kurung

Tut

Diva langsung mematikan sambungan telponnya sepihak, walaupun jauh tapi Diva tidak suka suaminya mengatur-ngatur dirinya begitu dalam artian hanya untuk bepergian keluar saja, padahalkan dia tidak lumpuh.

“non itu teman non atau siapa ya dari tadi kok ngeliatin non saja” tegur pak Imran yang bertugas menjadi sopir Diva

“mana pak” tanya Diva yang celingukan ke arah gerbang

“itu loh non yang pakai baju hitam, pakai topi sama masker di samping mobil merah”

Diva pun menajamkan penglihatannya lagi,

Deg

“Panji” gumam Diva setelah mendpatkan orang yang dicarinya

“gak gak mungkin itu pasti Cuma hanyalan saja”

“gak mungkin dia masih hidup”

Diva pun menepis pemikirannya, mungkin dirinya salah liat karena sedang kesal dengan sang suami, buru-buru Diva langsung memasuki rumahnya.

“gak pap aku gak kenal sama dia, kalau bapak liat dia belum pergi usir saja pak takutnya dia maling” setelah mengatakan itu Diva langsung memasuki rumahnya untuk
membersihkan tubuhnya yang gerah

“mana ada maling siang-siang” ujar pak Imran pada dirinya sendiri setelah memperhatikan sosok orang tadi yang telah menghilang ntah kemana

Malam harinya setelah makan malam Diva di hantui rasa bosan, dengan semngat dia mencari sang sopir untuk mengantarkannya keluar.
“bi tahu pak Imran gak?” tanya diva pada sang bibi

“di belakang non lagi ngasih makan ikan di kolam” jawab bibi yang meemberitahukan keberadaan sang suami

Diva pun langsung menuju halaman belakang yang benar saja Pak Imran lagi menaburkan pelet ikan,

“pak masih lama” tanya Diva tiba-tiba
“eh ayam latah....ayam latah” kaget pak Imraan

“hahahahaha pak Imran bisa saja”

setelah mendengarkan tawa sang majikan pak Imran pun langsung menghentikan tawanya.

“ada apa non?” tanya pak Imran dengan nafas yang memburu

“bisa antarkan saya ke supermarket pak, ada yang ingin saya beli” ujar Diva memberitahukan maksud dari dirinya mencari Pak Imran

“non yakin ini sudah malam non ntar tuan marah sama saya” tolak pak Imran dengan halus

“tenang bapak gak usah melaporkan ini semua karena saya sudah mendapatkan izin dari suami saya”
Setelah menyakinkan pak Imran mereka pun segeraa pergi untuk membeli kebutuhan Diva

Btukh

“akhhhhhhhhhhhh”

“ahhh syukurlah gak jatuh” ujar Diva yang masih dalam pelukan lelaki asing iyu

“kamu siapa?’’ tanya Diva penasaran dengan lelaki yang menolongnya

“lain kali hati-hati Diva” nasehat
lelaki iyu yang membuat Diva terkejut dengan pria itu memanggil namanya

“kita saling kenal” tanya lagi dengan was-was

“kamu melupakan ku sayang” tanya pria itu meniup yengi Diva

“ bagaimana bisa”

Diva syok setelah mendengar suaranya, gak mungkin dirinya salah orang kembali. Diva sangat yakin bahwa dia tidak sedang mimpi.

Puk

“non bail-baik saja”

Diva pun tersadar dari lamunannya setelah pak Imran menyusulnya ke dalam supermarket, dengan asal Diva mengambil barang yang ada di depannya dan langsung memasukkan ke dalam keranjang belanjaannya.

Diva telah sampai ke rumah, pikirannya terus mengulang kejadian yang telah hari ini dirinya laluin,

“shhh ahhh anak mama kenapa nak?”

“jangan kuat-kuat nendangnya nak?”
Diva terkejut ketika merasakan tendangan kerasa dari sang bayinya, mungkin karena kelelahan Diva langsung tertidur tanpa mengecek keadaan sekitarnya.

“kamu sangat cantik sayang” pria itu mengelus wajah mulus Diva tanpa membuat sang pemilik terbangun

“walau sudah lama tidak berjumpa tapi aku masih saja terus memikirkan dirimu sayang”

“seharusnya anak ku yang ada di dalam perut mu ini bukan anak bajingan itu”

Pria itu sekarang sudah tertidur di samping Diva bahkan Diva sudah dalam kondisi tidak mengenakan apa pun, bahkan tidurnya Diva tidak terganggu sama sekali.

“shhhh ahhhhhh”

Cup cup cup

“nggghhhhh”

Diva terganggu tidurnya saat ada yang menciuminya, saat membuka mata hal pertama kali yang dilihatnya ada wajah tampan seseorang. Tanpa sadar Diva mengelus wajah pria yang sudah berada di atasnya dengan lembut. Setelah sadar Diva menyadari siapa pria itu yang dikiranya adalah sang suaminya.

“akhhhhhhhh”

“lepas... ngapain kamu di sini” diva terus memberontak untuk menyingkirkan tubuh Panji dari tubuhnya tetapi semua itu sia-sia semakin Diva memberontak maka semakin kuat Panji menekan perut besar Diva

“emmmpppp nggghhhhhh”

“emmmppptttt”

Panji menyudahi ciumannya dan tergesa-gesa membuka celananya. Untuk mengelabuhi Diva tangan besar itu terus saja meremas kuat dada putih Diva yang sudah mengeluarkan air susu yang di terima baik oleh Panji.

“ahhhhhh ahhhhhh ouuwhhh”

“sudah terangsang huh” ejek Panji saat melihat Diva menikmati buaiannya.





Selanjutnya ada di link bio

Selanjutnya ada di link bio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
StorykuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang