kedengkian Ipar

1.8K 5 0
                                    


“bu kenapa sih abang selalu membela istrinya yang udik itu” kata wanita yang lebih muda itu dengan wajah yang kesalnya.

“ibu juga gak tahu bisa-bisanya abangmu percaya banget sama wanita burik itu”

“apalagi tadi ibu mintak uang gak di kasih lagi sama abangmu padahal ibu mau pergi shoping sama teman-teman ibu”

Kedua ibu dan anak itu saling mengeluarkan unek-unek mereka, dengan tidak tahu malunya mereka langsung pergi meninggalkan rumah anak sulungnya dengan begitu saja bahkan sampah bekas mereka makan snack tidak di bersihkan.

Sedangkan dari kejauhan wanita yang sedang hamil besar itu hanya mampu menggelengkan kepalanya karena sudah biasa dengan prilaku ibu mertua dan adik iparnya. Walau demikian ibu mertuanya tidak pernah memusuhinya secara terang-terangan karena beliau sangat sayang dengan cucunya yang sedang dia kandung.

Wanita hamil itu bernama Saraswati yang biasa dipanggil dengan Saras, dan kehamilannya sudah memasuki bulan ke sembilan sedangkan ibu mertuanya bernama mama Ani dan anak bontotnya bernama Indah kusuma yang sudah menyelesaikan perkuliahannya bulan semalam dan sekarang belum ada bekerja hingga sang abang yaitu suami Saras yang harus membiayai keluarganya karena ayah mereka sudah berpulang sejak lima tahun yang lalu.

“asssalammualaiku sayang mas pulang” ucap salam dari pria gagah nan tampan yang sedang membuka sepatunya

“waalaikumsalam mas” jawab Saras dengan jalan yang cepat membuat pria yang bernama Agung langsung panik

“sayang astaga jalannya biasa saja bagaimana tadi kalau kamu jatuh haaah” marah Agung yang di jawab cengiran oleh Saras

“bandel kamu ya” ujar Agus sambil menjawil dagu runcing sang istri

“halo anak ayah bagaimana hari ini sayang kamu gak merepoti Mama kamu kan nak?” tanya Agus sambil menciumi perut besar Saras yang langsung di balas dengan tendangan-tendangan kecil dari dalam

“aku hari ini baik budi ayah” jawab Saras dengan suara anak-anak hingga membuat Agus langsung tertawa renyah

“ayo masuk hari sudah semakin sore” ajak Agus karena mereka masih di depan pintu

“astaga aku sampai lupa mas” ujar Saras langsung mengambil alih tas kerja sang suami

Malam harinya mereka pun sedang melaksanakan makan malam dengan diiringi obrolan ringan hingga suasana tidak terlalu sunyi. Di rumah mereka tidak ada pembantu semua di kerjakan oleh Saras seorang diri.

Pernah suatu hari Agus menawarkan pembantu untuk membantu pekerjaan Saras tapi langsung di tolak mentah-mentah oleh Saras karena dia masih sanggup untuk mengerjakannya sendiri.

Rumah mereka hanya terdiri dari dua lantai, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil sangat minimalis untuk keluarga kecil mereka, sangat berbeda dengan rumah mertuanya yang sangat besar.

“besok sudah check up kan sayang?” tanya Agus yang teringat dengan jadwal rutin sang istri ke dokter

“iya mas, besok mas juga ikut kan?” tanya Saras memastikan

“maaf sayang mas gak bisa karena besok mas akan lembur di kantor sebelum mas mengajukan cuti” kata Agus dengan nada yang tidak enak karena biasanya Agus yang akan mengantarkan sang istri tapi kali ini dirinya benar-benar tidak dapat menemaninya

“tapi tenang saja sayang besok Indah yang akan menemani kamu sekalian dia juga ingin pergi ke mall, kamu tidak keberatan kan sayang?” tanya Agus memastikan karena raut wajah sang istri langsung berubah masan ketika dirinya menyebut nama adik iparnya

“mas aku boleh gak pergi sendiri besok?” tanya Saras memastikan

“bukannya tidak ingin bersama Indah mana tahu Indah pergi dengan temannya” ujar Saras menyakinkan sang suami

“tidak sayang, mas tidak izinkan kamu pergi sendiri tanpa ada yang menemani, besok ibu ada pengajian jadi hanya Indah yang bisa menemani kamu sayang” mendengar ucapan sang suami yang tidak dapat di bantah akhirnya dengan berat hati Saras menyetujuinya dengan berat hati.

Saras tidak mengetahui kenapa adik iparnya selalu bersikap tidak ramah dengan dirinya bahkan itu di tunjukkan secara terang-terangan tidak seperti ibu mertuanya.

Setelah menyelesaikan makan malam mereka langsung pergi ke kamar untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah.

“sayang mas kangen kamu” kata Agus di sela-sela leher Saras dengan nafas beratnya, Saras yang mengetahui keinginan sang suami pun langsung tersenyum sambil mengusap kepala sang suami hingga tercium aroma sampo yang selalu memabukkannya.

“aku juga kangen mas” ujar Saras dengan tangan yang meraba-raba perut kotak-kotak sang suami hingga membuat nafsu Agus tidak tertahan lagi.

“kamu yang mancing jangan salah kan mas kita tidak akan tidur” kata Agus yang langsung menindih tubuh sang istri tanpa menekan perut besar tempat anak mereka bersemayam

“shhhh mas nggghhhhhhh”
Saras menggigit bibirnya ketika sang suami mulai menciumi area dadanya dengan gigitan kecil hingga

menimbulkan bekas merah kebiruan. Tangan Agus pun tidak tinggal Diam langsung meraba seluruh lekuk tubuh sang istri.

“kamu sudah basah sayang” kata Agus ketika tangannya meraba pusat selatan istrinya

“masshhh nggghhhh ahhhhhh ahhhhh”

“itu ku sudah gatal mas ahhhhhhhhh” Saras sudah meracau tidak tahan dengan buaian sang suami

“hahaha mas akan memasuki kamu sayang” ujar Agus yang sudah memposisikan batang besar dan beruratnya di depan goa sang istri.
Jleb

“akhhhhhhhhh sakit mass uggghhhhh” Saras meringis ketika Agus memasukinya sekali hentak membuat lubangnya memeras batang sang suami dengan kuat hingga membuatnya ngilu

“shhhhh sayang jangan kuat-kuat batang mas ngilu ahhhhhh” racau Agus antara kesakitan dan keenakan
Setela merasakan sang istri yang sudah rileks Agus pun langsung memaju mundurkan batangnya dengan gerakan cepat karena sudah lama dirinya berpuasa karena tuntutan pekerjaan, hingga kini kesempatan dirinya untuk memuaskan dirinya bersama sang istri.



Selanjutnya ada di link bio yang penasan cus langsung kepoin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selanjutnya ada di link bio yang penasan cus langsung kepoin

StorykuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang