Azizi Asadel Natio. Gadis cantik bermata coklat bulat dengan bulu mata lentik panjang yang kerap dipanggil Zee. Matanya yang melebar tiap kali menemukan sesuatu yang menurutnya menarik selalu sukses memikat seluruh hati yang melihat.
Wajah dan sifatnya banyak menurun dari Ibu nya, Shania Gracia, yang ceria dan selalu menampakkan senyum manis kepada dunia tiap harinya. Sejak kecil gadis itu memang aktif, entah banyak bicara atau banyak gerak. Saat SMP dia pernah memenangkan lomba debat di sekolah, juara 1 karate tingkat provinsi, juga berhasil membawa tim basket sekolahnya ke tingkat kota.
Zee selalu bersinar di lingkungan manapun tempat ia berada. Tiap pagi ia memiliki jadwal untuk menyapa kedua orangtuanya, kembarannya, lalu tukang kebun, tukang sapu, tukang sayur, dan satpam komplek rumahnya. Setelah sampai di sekolah ia akan menyapa satpam gerbang, cleaning service yang ia lewati, juga guru-guru serta kepala sekolah.
Zee mencintai dan dicintai oleh banyak orang karena pribadinya yang hangat.
Karena hidupnya dipenuhi oleh banyak cinta di dalam hatinya, maka Zee pun tumbuh menjadi anak berhati lembut bagaikan kapas. Ia seringkali menangis setelah melihat video kucing terbengkalai, atau orang-orang kurang bercukupan yang sedang mencari nafkah di jalanan. Bisa dibilang hatinya mudah tersentuh oleh hal-hal kecil.
Waktu Zee menginjak bangku SD kelas 2, Ibu Guru pernah bertanya kepada seluruh murid yang ada di kelasnya.
"Siapa disini yang mau jadi dokter..?"
Dengan cepat 11 orang anak mengangkat tangan. Mereka adalah anak-anak dengan ambisi dan bayangan tinggi akan masa depan.
"Yang mau jadi polisi..?"
5 anak laki-laki dan 1 anak perempuan mengangkat tangan dan bersuara dengan lantang. "Saya Bu..!"
Ibu Guru memberikan senyumnya, lalu melanjutkan pertanyaannya. "Yang mau jadi tentara..?"
"Saya! Saya!" 3 anak laki-laki beseru riuh.
"Oke.. ada yang mau jadi guru, ngajar kayak Ibu ga..?" Ibu Guru mengangkat tangan menunjuk dirinya.
4 anak mengangkat tangannya, membuat sang Ibu Guru tersenyum bangga.
"Yang ga Ibu sebutin tadi cita-citanya, kalian mau jadi apa..?" Tanya Ibu Guru lagi.
"Saya mau jadi pilot, Bu..!" Ucap seorang anak laki-laki.
"Saya juga Bu! Mau jadi pilot kayak Ayah!"
Ibu Guru memberikan jempol kepada kedua anak tersebut.
"Saya Bu! Saya mau jadi pemadam kebakaran kayak yang di upin ipin!"
"Kereenn..!" Ibu Guru memujinya. "Ada lagi..?"
"Kalau saya mau jadi presiden, Bu!" Ucap seorang murid dengan pedenya.
Ibu Guru itu tertawa lantas bertepuk tangan. "Bagus, Tian. Semoga pas udah gede nanti kamu beneran bisa jadi presiden yang mimpin negara ini dengan baik ya.."
Seisi kelas ikut bertepuk tangan dan memandang kagum siswa bernama Tian itu.
"Siapa yang belum sebut cita-citanya..??" Ibu Guru melanjutkan pertanyaannya.
Seorang anak perempuan berambut hitam pendek mengangkat tangannya. "Saya Bu..!"
Ibu Guru mempersilakan. "Ya, Zee, mau jadi apa sayang?"
Dengan mata berbinar, Zee kecil menjawab. "Saya mau jadi orang yang bantu-bantu Bu!"
Sang Ibu Guru menyipitkan sebelah matanya. "Bantu-bantu seperti apa, Zee?"
"Itu loh Bu.. yang suka nolongin orang miskin, nolongin orang sakit, terus dia juga ngasih-ngasih makanan ke orang yang rumahnya hancur kena banjir atau kebakaran.. pokoknya kayak yang di TV, Bu!" Jelas Zee, sedikit frustasi karena terbelit-belit menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut (ZoyToy)
Fanfiction𝙎𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙙𝙚𝙩𝙖𝙠 𝙟𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙪𝙩, 𝙉𝙮𝙖𝙬𝙖𝙠𝙪 𝙣𝙮𝙖𝙡𝙖 𝙠𝙖𝙧'𝙣𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪 - 𝙉𝙖𝙙𝙞𝙣 𝘼𝙢𝙞𝙯𝙖𝙝 "Kita itu kembar. Ga ada yang tumbuh lebih cepat atau lebih lambat, karena kita tumbuh bareng. Mau gim...