Setelah beberapa menit perjalanan, Adel dan Zee telah sampai di lokasi nongkrong mereka, yaitu sebuah warung belakang sekolah. Sebenarnya jarak dari sekolah ke warung tersebut tidak sedekat itu, hanya saja para murid sudah menganggap warung itu milik mereka.
Salah satu alasan mengapa warung itu sangat digemari diantara kalangan murid terutama anak tongkrongan adalah karena pemilik warung tersebut, yaitu Bi Sumini. Wanita sederhana yang berasal dari Jogja.
Walaupun baru berumur 34 tahun, Bi Sumini sudah menjadi janda. Suaminya meninggal karena kecelakaan saat sedang bekerja. Sekarang ia berjualan di warung demi menghidupi dirinya dan putri semata wayangnya. Tetapi Bi Sumini tidak pernah mengeluh tentang hal itu dan tetap suka berbuat baik kepada sesama. Ia bahkan sering menghadiahi beberapa gorengan gratis kepada para siswa yang berkunjung. Itulah mengapa siswa SMA Negeri 48 sangat menyayangi dan menghormatinya.
Seperti sekarang, hal pertama yang Zee dan Adel lakukan pertama kali begitu selesai memarkirkan motor adalah masuk untuk menyalami Bi Sumini.
"Eh, Mba Zee sama Mba Adel.." Sumini menerima salaman mereka dengan sumringah.
Zee memeluk wanita itu dengan erat. "Bi Sumi aku kangen~!"
"Loh kan baru tiga hari lalu ketemu. Moso wes kangen to?"
"Ih, tiga hari itu lama, Bi."
Bi Sumini tertawa mengelus punggung gadis manja itu.
Setelah Zee dan Bi Sumini menyelesaikan pelukan mereka, Adel menyodorkan sebuah kantung kresek dari tangannya. "Ini buat Bibi."
"Wadooh.. opo iki?" Bi Sumini membuka isi plastik putih tersebut yang mana ternyata beberapa kue viral seperti cromboloni dan bomboloni dengan berbagai varian rasa. Melihat banyaknya isi box tersebut, Sumini jadi tidak enak. "Aduh Mba Adel iki tiap ngasih sesuatu mesti mahal-mahal.. Bibi nda bisa nerimanya to.."
"Santai aja Bi. Makan bareng Tasya ya di rumah." Adel melambaikan tangan.
Tersenyum, Bi Sumini menerimanya. "Siap.. Tasya pasti suka. Makasih ya.."
Betapa hangatnya interaksi anak-anak sekolah ini dengan Bi Sumini. Keduanya saling bersyukur memiliki satu sama lain. Sebenarnya Adel ingin menghadiahkan uang, tetapi Bi Sumini selalu menolak. Meskipun hidupnya pas-pasan, Bi Sumini tetap rendah hati dan tidak mau dikasihani. Betapa tulus hati Bi Sumini.
Setelah itu Zee dan Adel pun beranjak menyapa teman-teman mereka. Ada sekitar 14 anggota geng 48 yang berkumpul disitu. Mereka berbincang seru membahas berbagai hal.
"Tumben ikut ngumpul, Man?" Kata Zee sambil mengulurkan tangan kepada adik kelas satu klub basketnya.
Amanda menerimanya, tersenyum. "Iya, mumpung dapet waktu nih."
"Eh guys, siapa yang mau ikut gue nonton konser bernadya besok??" Lucas menyaut, mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
Cowo itu tersenyum lebar menatap sekitar, berharap ada yang ikut mengancungkan tangan. Namun beberapa detik berlalu, hanya suara jangkrik yang terdengar.
"JAHAT BANGET, GA ADA YANG MAU NEMENIN GUE!!" Sungut laki-laki mengenakan jaket kulit coklat itu, merasa kecewa.
"Bernadya mulu. Lo galauin siapa sih? Pacar aja ga punya," ucap Fion, teman sekelasnya.
Lucas terkekeh. "Hei, galau itu ga perlu alasan. Galau itu hobi." Ia tersenyum bangga, menepuk dadanya.
Frans menepuk pundak Lucas di sebelahnya. "Yaelah, daripada galau terus, mending ke konser JKT48 aja. Banyak membernya yang cantik-cantik. Cuci mata, bro."
"Bener tuh. Bentar lagi mereka mau ngadain konser ulang tahun ke 13. Bakal pecah pasti," timpal Amanda setuju.
Tetapi Lucas malah menggeleng. "Ga ah. Oshi gue, Shani, udah graduate. Apa serunya nonton konser tanpa oshi disana? Gue masih sakit hati ditinggal.." ia mencengkram dadanya, berlagak sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut (ZoyToy)
Fanfiction𝙎𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙙𝙚𝙩𝙖𝙠 𝙟𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙪𝙩, 𝙉𝙮𝙖𝙬𝙖𝙠𝙪 𝙣𝙮𝙖𝙡𝙖 𝙠𝙖𝙧'𝙣𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪 - 𝙉𝙖𝙙𝙞𝙣 𝘼𝙢𝙞𝙯𝙖𝙝 "Jadi lebih baik dari aku ya Toy?" - Azizi Asadel Natio "Kamu harus lebih bahagia dari aku, Zoy." - An...