Di dalam tenda yang sunyi itu, Flora masih asyik memainkan handphonenya. Di samping kirinya ada Kathrina dan Adel yang tertidur lelap, sepertinya kelelahan. Sementara itu Marsha ada di luar, sedang memasak sesuatu.
Tiba-tiba Flora menyipitkan mata saat mencium aroma yang mengganggunya. Ia beranjak bangkit dari duduk, pergi keluar untuk memeriksa.
"Mau kemana, Flo?"
Flora mendekatkan hidungnya lebih dekat ke arah teflon yang sedang digunakan Marsha untuk memasak, lalu menggeleng. "Bukan.."
"Kenapa? Mau pancakenya?" Tanya Marsha menawarkan.
"Engga. Eh, mau."
Kening Marsha mengerut tanda bingung. Menyadari perkataannya yang tidak jelas, Flora tertawa kecil. "Gue mau. Tapi bukan aroma ini yang gue cari."
"Maksudnya?"
"Lo nyium sesuatu ga sih? Kayak bau asep gitu."
"Asep? Ini mungkin."
"Engga, Sha. Makanan lo mah wangi mentega, enak. Ini tuh kayak bau bakar gitu loh."
Marsha mengendus udara, lalu menggeleng. "Gue ga nyium apa-apa."
"Duh, coba lo berdiri di sini deh," Flora menarik pergelangan tangan Marsha. "Sekarang coba lagi."
Setelah memejamkan mata dan mencoba fokus, Marsha baru bereaksi mengangguk. "Eh, iya, Flo. Darimana ya?"
Mereka memperhatikan sekitar, namun tidak ada tanda-tanda pembakaran. Bahkan, bukti adanya asap juga tidak terlihat.
Otak logika dan analitis Flora mulai berpikir. Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apa-apa? Tapi ia memiliki penciuman yang sensitif dan yakin akan asumsi awal.
Saat melihat ke arah danau, Flora baru terpikirkan. Ia mendekat ke sana, lalu membalikkan badan untuk melihat pohon-pohon dari posisi itu.
Matanya melebar saat berhasil menemukan sesuatu yang janggal. "Sha, gue liat! Ada asap dari arah sana!" Serunya menunjuk ke atas.
"Oh ya?" Marsha mematikan kompor, berjalan cepat mendekati Flora. Setelah mendongak ke atas, ia ikut terkejut. "Loh, iya!"
"Tapi perasaan tadi ga liat ada orang di hutan selain kita. Apa mereka udah dateng sebelum kita ya?" Gumam Marsha heran.
"Kayaknya iya," Flora melipat tangan di dada, masih memperhatikan ke atas. "Emang boleh ya, ngebakar pohon di sini?"
"Harusnya ga boleh, kecuali sama keluarga gue. Tapi seinget gue, hutan ini belum ada rencana dirombak deh."
Jawaban Marsha membuat keduanya diam saling pandang, sama-sama berpikir. Lalu tiba-tiba Marsha teringat, "Eh, Zee sama Christy kemana?"
"Gue ga tau, Sha. Terakhir kali gue taunya Christy nyari Zee kan?"
"Iya, sama. Tapi kenapa sekarang dua-duanya hilang?"
Flora menyentuh dagunya, berpikir. Pembakaran pohon ilegal yang terjadi ketika Zee dan Christy menghilang.. ini terasa aneh di benaknya.
"Sha, perasaan gue ga enak. Bangunin Adel sama Atin yuk, terus kita cari si kembar," kata Flora tegas, wajahnya menegang.
Marsha mengangguk setuju, mereka bergerak cepat masuk ke tenda untuk membangunkan yang lain.
"Del, woi! Bangun!" Seru Flora di dekat telinga Adel, yang membuat gadis itu sontak terkejut dan terbangun.
"Lo kalau bangunin santai aja dong!"
"Ya maaf. Tapi kita lagi buru-buru sekarang."
Kathrina mengucek sebelah matanya. "Buru-buru kenapa?"
"Zee sama Christy hilang ga tau kemana," jawab Marsha menarik lengan Kathrina, memaksa untuk bangkit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut (ZoyToy)
Fanfiction𝙎𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙙𝙚𝙩𝙖𝙠 𝙟𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙪𝙩, 𝙉𝙮𝙖𝙬𝙖𝙠𝙪 𝙣𝙮𝙖𝙡𝙖 𝙠𝙖𝙧'𝙣𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪 - 𝙉𝙖𝙙𝙞𝙣 𝘼𝙢𝙞𝙯𝙖𝙝 "Jadi lebih baik dari aku ya Toy?" - Azizi Asadel Natio "Kamu harus lebih bahagia dari aku, Zoy." - An...