24.

1.9K 314 19
                                    

Setelah resmi menutup rapat, Christy menggendong tas lalu keluar ruangan. Hari ini cukup melelahkan karena dibantai matematika minat, fisika, dan biologi di satu hari, setelah itu ia harus mengadakan rapat bulanan PMR. Energinya sudah habis dan Christy ingin cepat-cepat merebahkan diri di kasur.

Gadis itu menghela nafas kasar saat hendak pergi ke parkiran, hujan tiba-tiba turun deras. Pagi tadi ia berangkat menggunakan motor karena bangun kesiangan. Ia juga lupa membawa jas hujan. Kebetulan yang menyebalkan sekali.

Christy kecewa tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menyenderkan diri di dinding sambil menunggu hujan reda di koridor. Untung saja ia mengenakan jaket, jadi tidak terlalu dingin.

Sudah 15 menit menunggu, hujan masih sama derasnya. Christy mendecak kesal. Padahal ada banyak tugas yang harus ia kerjakan. Kalau begini terus, ia terpaksa begadang.

"Meow! Meow! Meow!"

Suara kecil namun berisik itu mengalihkan perhatian Christy. Ia memicingkan mata untuk mencari sumber suara.

Menoleh kesana kemari, Christy masih belum bisa melihat tanda-tanda. Namun saat ia menundukkan kepala, rupanya anak kucing itu telah berada di sisinya, mengeluskan kepala ke kaki kanannya.

Lantas Christy berjongkok untuk menyentuh anak kucing berwarna abu-abu gelap tersebut, tersenyum mengelus kepalanya.

"Meow! Meow!"

Setelah mendapatkan perhatian, anak kucing itu berjalan ke depan sambil berkali-kali mengeong dan menoleh ke arah Christy.

"Kamu mau kemana, meng?" Tanya Christy berdiri mengikuti arah jalan si anak kucing.

Anak kucing itu berhenti menatap ke depan area parkiran yang hujan, lalu bersuara lagi. "Meow! Meow! Meow!"

"Apa, meng? Aku ga ngerti bahasa kucing. Coba kamu ngomongnya pake bahasa ikan atau jerapah, mungkin aku bisa ngerti," kata Christy, setengah bingung setengah tertawa.

Awalnya Christy hanya ingin bermain santai saja dengan si anak kucing sambil menunggu hujan reda. Tapi setelah seruan anak kucing itu mengeras dan tidak berhenti, ia menyadari ada yang aneh.

Christy melihat ke depan, arah dimana si anak kucing mengeong. Ia menajamkan mata, mencari sesuatu. Sesaat kemudian ia membelalak, menemukan hal yang janggal di selokan depan.

Ada yang bergerak-gerak di dalam selokan kecil itu. Sepertinya.. anak kucing?

"Meow! Meow!"

"Ooh kamu minta bantuan buat nyelamatin dia, meng?" Christy menoleh ke anak kucing di sebelahnya, mengangguk paham.

Sebenarnya hujannya masih deras dan Christy agak ragu untuk melangkah maju. Tapi kalau dibiarkan, kasian juga. Bisa-bisa anak kucing dalam selokan itu terbawa arus.

Jadilah Christy menaruh tasnya di lantai, memakai topi jaketnya, lalu berlari ke arah selokan depan parkiran. Dengan cepat namun hati-hati Christy berusaha mengangkat anak kucing tersebut.

Menangkap seseorang yang familiar dari ujung matanya, Adel yang sedang berjalan santai di koridor terheran-heran. "Lah, itu Christy? Ngapain dia hujan-hujanan begitu?"

Walaupun sempat kesusahan karena kaki si anak kucing nyangkut ke ranting di selokan, Christy berhasil menyelamatkannya. Ia lalu buru-buru kembali ke koridor dengan membawa anak kucing di tangannya.

"Ya ampun, lo abis nyelamatin anak kucing?" Tanya Adel ikut mendekat karena penasaran.

Tanpa bersuara Christy mengangguk, kemudian melepas jaketnya untuk menghangatkan kedua anak kucing yang baru ditemuinya.

Bertaut (ZoyToy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang