Bugh! Bugh!
Zee melayangkan dua pukulan, lalu badannya memutar untuk memberikan satu tendangan.
Bugh!
Namun semua serangan tadi berhasil ditangkis oleh lawannya. Sekarang ganti ia yang diserang.
Woosh!
Satu pukulan berhasil Zee hindari. Lawannya langsung menyerang lagi.
Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!
Tanpa jeda lawannya memberikan empat pukulan sekaligus, yang bisa Zee tangkis namun sukses membuat Zee terus mundur ke belakang.
Tep!
Hampir saja. Salah kaki sedikit, dirinya bisa keluar dari garis. Untung saja Zee cepat sadar dan segera berlari ke tengah kembali.
"Hosh.. hosh.." Sambil menunggu lawannya ikut bergerak, Zee menarik nafas dulu. Ia juga ikut memikirkan serangan apa yang selanjutnya harus ia layangkan.
Jarak mereka semakin dekat, hanya terpaut 15 cm. Dua detik saling tatap-tatapan, akhirnya lawannya lebih dulu menyerang.
Woosh! Woosh!
Dua pukulan meninju udara karena Zee dengan cekatan menghindar. Saat Zee hendak membalas, lawannya lebih dulu melakukan gerakan menendang mengarah dadanya.
Tep!
Zee dengan cepat menangkis tendangan tersebut. Dilihatnya kuda-kuda lawan yang kurang kokoh dan banyaknya area kosong. Tanpa berpikir panjang Zee langsung memajukan badan, menahan kaki lawan dan mengalungkan tangannya ke leher.
Bruuuk!!
Tangan wasit mengarah ke atas, menunjukkan bertambahnya poin, sekaligus berakhirnya match.
Melihat itu, Zee sigap mengulurkan tangan, membantu lawannya terbanting yang jatuh di atas matras. "Maaf ya Kak."
Perempuan bernama Eve itu menerima tangan Zee lalu menggeleng. "It's okay. Seperti biasa, bantingan maut kamu ga pernah gagal ya."
Setelah menyelesaikan latihan hari ini, Zee pergi ke ujung dojo. Dilihatnya gadis yang tertidur duduk sambil menyender ke dinding.
Ia mengusap pelan pundak saudarinya. "Toy, bangun."
Tak perlu waktu lama, Christy perlahan membuka mata. "Udah selesai..?"
Zee mengangguk. Melihat Christy tertidur seperti itu membuatnya tak enak. "Dibilangin harusnya kamu pulang duluan aja. Ga usah nunggu aku."
"Gapapa kok."
"Tapi kamu kecapekan sampai ketiduran gitu. Harusnya sejak tadi kamu tidurnya di kasur aja."
"Aku mau nungguin kamu. Aku gapapa, Zoy."
Helaan nafas keluar dari hidung Zee. Baiklah bila kata Christy begitu.
"Yaudah ayo pulang." Christy mengambil tas di samping.
"Eh, aku mau mandi bentar dulu biar ga bau keringet di mobil." Ucap Zee, mengalungkan handuk kecil di lehernya.
Christy mengangguk, menyenderkan kembali badannya ke dinding.
Setelah mengecek sebentar beberapa pesan, Zee menyodorkan handphonenya. "Nitip hp ya."
Mengambil tas berisikan baju dan perlengakapannya, Zee lantas pergi menuju kamar mandi dojo, bersiap membersihkan diri. Sedang Christy memilih untuk bermain handphone sampai seorang perempuan menghampirinya.
"Hai, Christy. Lama ga ketemu nih."
Kepala Christy mendongak untuk melihat siapa yang menyapa. "Eh, Kak Eve." Ia beranjak berdiri, tersenyum menyalami mantan senior karatenya tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut (ZoyToy)
Fanfiction𝙎𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙙𝙚𝙩𝙖𝙠 𝙟𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙪𝙩, 𝙉𝙮𝙖𝙬𝙖𝙠𝙪 𝙣𝙮𝙖𝙡𝙖 𝙠𝙖𝙧'𝙣𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪 - 𝙉𝙖𝙙𝙞𝙣 𝘼𝙢𝙞𝙯𝙖𝙝 "Jadi lebih baik dari aku ya Toy?" - Azizi Asadel Natio "Kamu harus lebih bahagia dari aku, Zoy." - An...