𝙎𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙙𝙚𝙩𝙖𝙠 𝙟𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙪𝙩,
𝙉𝙮𝙖𝙬𝙖𝙠𝙪 𝙣𝙮𝙖𝙡𝙖 𝙠𝙖𝙧'𝙣𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪
- 𝙉𝙖𝙙𝙞𝙣 𝘼𝙢𝙞𝙯𝙖𝙝
"Jadi lebih baik dari aku ya Toy?"
- Azizi Asadel Natio
"Kamu harus lebih bahagia dari aku, Zoy."
- An...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yeey, Balii!"
Dengan riangnya si gadis tomboy melompat-lompat begitu kakinya mendarat di permukaan tanah setelah berjam-jam berada di ketinggian pesawat. Matanya berbinar melihat sekeliling, walaupun sebenarnya itu hanya sekerumunan orang di bandara.
Veranda, guru yang menemani perjalanan si kembar, tertawa melihat tingkah Zee. "Seseneng itu ya bisa ke Bali?"
"Iya. Tapi yang paling bikin senengnya sih, karena perginya bareng Christy," ucapnya tersenyum ke sebelah.
"Lucu banget si kalian.." Veranda tersenyum. "Yaudah, sekarang kita langsung ke hotelnya ya."
Dalam perjalanan di mobil, Zee tak henti-hentinya membulatkan mata melihat pemandangan sekitar. Ini memang bukan pertamakalinya ia ke Bali, tetapi yang namanya jalan-jalan akan tetap menyenangkan di matanya.
"Toy, Toy, nanti kita ke pantai yuk!"
"Mau ke toko oleh-oleh juga, beli pie susu!"
"Terus nonton persembahan tari!"
Christy yang tangannya sedari tadi digoyang-goyang menghela nafas. "Aku kesini buat lomba, Zoy. Bukan buat liburan. Kamu perginya sendiri aja."
Raut muka Zee langsung ganti cemberut. "Iih.."
Lalu Veranda yang duduk di kursi samping supir menoleh ke belakang. "Lombanya kan besok siang. Hari ini boleh bebas kok kemana-mana."
"Wah, beneran nih Bu??" Zee memajukan badan.
Wanita itu mengangguk, kemudian menatap Christy. "Nikmatin aja waktu di Bali. Ga perlu terlalu fokus sama belajarnya. Ibu yakin kamu mah udah bagus, udah bisa langsung menang."
Meneguk ludah, Christy menjawab dengan tersenyum tipis. "Iya, Bu.." ia tidak tahu harus senang atau sedih mendengar perkataan itu.
"Asiik! Kita jalan-jalan Toy!" Zee mengambil tangan kiri Christy, berseru senang.
Sesampainya di tujuan, Zee menganga dulu. Bahkan hanya dari penampakan luarnya saja, sudah kelihatan seberapa mewah dan megah hotel yang disinggahinya ini. Seperti hotel di film-film dimana pemainnya adalah seorang kaya raya.
Zee jadi tak enak rasa memikirkan berapa uang yang dikeluarkan oleh Sean hanya untuk memenuhi keinginannya. Tapi setelah dipikir-pikir.. tak apa lah. Toh, sekarang keluarga mereka bisa dibilang cukup kaya, tidak lagi seperti dulu. Tidak perlu lagi memusingkan masalah uang.
Kamar yang mereka masuki cukup luas, dengan king bed size yang muat empat orang. Tersedia TV LED besar, lampu meja, lampu utama, mesin kopi, kulkas berisi berbagai minuman dan kue, dan yang paling penting tentunya kamar mandi dengan bathub dan shower.
"Yipii~!" Sorak Zee, melompat ke kasur. Betapa senangnya ia bisa menikmati fasilitas hotel bintang 6 ini.
Bahkan poin plusnya, kamar mereka terdapat balkon yang menghadap langsung ke pantai. Artinya mereka bisa melihat sunset darisana.