Di siang hari yang sejuk, enam orang gadis duduk membentuk lingkaran kecil di atas tikar piknik yang mereka bentangkan di dekat tepi danau. Mereka menikmati angin yang lembut berhembus sambil melahap makanan yang baru selesai dimasak.
"Ini karenya enak banget, cuy!" Kathrina berkali-kali menuangkan kuah kare ke atas piringnya. "Lo jadi chef pribadi gue dong, Zee. Gue bayar deh."
"Jangan, sama dia mah ribet, banyak maunya. Lo sama gue aja, Zee. Dijamin hidup lo tentram," sahut Adel.
Kathrina mendorong pelan lengan Adel. "Apa sih, Del? Gue duluan booking masakannya Zee. Lo nyari chef lain aja. Lo kan banyak chefnya."
"Lo kali yang banyak chefnya," Adel mendengus. "Lagian lo baru temenan sama Zee pas masuk SMA. Gue yang nemenin dia dari zaman SD. Lo jangan ngancurin persahabatan orang gitu, deh."
"Ya makanya, Zee pasti udah muak liat muka lo tiap hari. Mending sama gue lah."
"Lebay lo pada. Ini kan pakai bumbu instan, jelas enak," ucap Zee menengahi. "Lagian gue juga ogah tinggal bareng kalian. Kan gue bakal sibuk main di liga basket nanti."
"Weess, masa depan Indonesia nih bos, senggol dong," Adel tertawa menepuk punggung pelan punggung Zee. "Nanti kita sama-sama wakilin negara di Olympic Games ya."
"Asik, nanti gue bagian yang ngeliput kalian berdua," Kathrina bersenandung riang, melahap telur ceplok miliknya.
Flora menghela nafas. "Gue bagian ngedidik anak-anak kalian aja deh."
"Lo beneran bakal ngambil profesi guru, Flo?" Tanya Zee penasaran. Karena sebelumnya, Flora mengaku masih bingung ingin menjadi atlet karate atau mengikuti keinginan ibunya, yaitu mengajar.
"Paling gue jadi guru sekolah sekaligus ngelatih karate di dojo. Rencana gue sih gitu."
"Ngebahas rencana masa depan kayak gini bikin gue sedih.. soalnya ga kerasa ya, bentar lagi kita naik ke kelas 12, terus lulus.." kata Marsha, menahan gerakan sendoknya, mendadak tidak selera.
"Gapapa, Sha. Kan kita masih bisa ketemu," Adel melambaikan tangan santai. "Lo ga kemana-mana kan?"
Marsha menghela nafas, menundukan kepala. "Gue udah ada rencana kuliah fashion design di Jepang, Del.."
"Yang bener, Sha?!" Kathrina membulatkan mata, terkejut. Setelah itu ia langsung memajukan bibirnya. "Yah.. susah dong ketemunya.."
"Sorry ya.. soalnya itu udah jadi jadi rencana gue dari kecil," Marsha menyentuh tangan Kathrina, menggenggamnya. "Tapi gue usahain tiap liburan pulang kok," ucapnya tersenyum menenangkan.
"Yaudah gapapa, yang penting lo happy," Adel mengangguk-angguk. "Udah ya, Marsha doang kan yang ke luar negeri?" Ia mengangkat jari telunjuknya, menatap tajam satu-satu temannya.
Zee melirik Christy di samping yang sejak tadi tidak mengucapkan sepatah kata pun. Apakah Christy tidak akan jujur kepada mereka?
"Gue juga bakal kuliah ke Taiwan."
Akhirnya Christy angkat suara juga, walau hal itu membuat semua kepala menoleh kepadanya dengan ekspresi terkejut.
"Lo juga, Chris?!" Suara Kathrina terdengar kecewa. Ia memukul pelan karpet. "Yaudah deh, gue ikut ke luar negeri juga! Gue ga mau ditinggal sendirian sama anak tongkrongan!"
"Eh, gue ga pernah nongkrong kayak abang-abang ya," sanggah Flora, mendesis kecil. "Kecuali kalau ditraktir Adel," gumamnya pelan setelah itu.
"Tiba-tiba banget, Chris?" Tanya Marsha, kembali mengunyah makanannya.
Christy mengangkat bahu santai dan melanjutkan melahap makanannya seperti tidak terjadi apa-apa. "Engga juga. Cuma gue baru bilang aja."
"Jadi lo sama Zee misah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaut (ZoyToy)
Fanfiction𝙎𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙙𝙚𝙩𝙖𝙠 𝙟𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙪𝙩, 𝙉𝙮𝙖𝙬𝙖𝙠𝙪 𝙣𝙮𝙖𝙡𝙖 𝙠𝙖𝙧'𝙣𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪 - 𝙉𝙖𝙙𝙞𝙣 𝘼𝙢𝙞𝙯𝙖𝙝 "Jadi lebih baik dari aku ya Toy?" - Azizi Asadel Natio "Kamu harus lebih bahagia dari aku, Zoy." - An...