9.

2.8K 325 26
                                    

Di suatu pagi di hari Senin, seluruh murid dan guru SMA Negeri 48 berbaris rapi di lapangan. Meski panas matahari menerjang dan cahayanya mengganggu penglihatan, upacara tetap dilakukan dengan khidmat. Semua memberikan penghormatan terbaik mereka untuk sang bendera merah putih yang tengah berkibar sambil mengerahkan seluruh tenaga terbaik untuk menyanyikan lagu kebangsaan.

Saat kepala sekolah berdiri di tengah lapangan untuk memberikan nasihat pagi pun, tak ada yang berani bicara. Bukan karena terlalu fokus mendengarkan, melainkan mereka takut ditegur oleh POLSIS yang berjaga di belakang.

Ya meskipun tidak semuanya mempan dengan tatapan tajam para siswa berompi hitam tersebut. Ada yang masih bisa mengeluhkan hari, seperti yang dilakukan oleh beberapa anak di barisan 11 MIPA-2 ini.

"Buset dah, ini kepala sekolah pidato apaan sih? Lamanya udah melebihi debat calon presiden aja. Lama-lama gue tungguin juga nih sesi tanya jawabnya." keluh gadis berperawakan tomboy pentolan sekolah sekaligus anak dari donatur terbesar sekolah.

"Emang kalau ada, lo mau nanya apa?" Tanya gadis di sebelahnya yang juga tidak kalah tomboynya, yang merupakan salah satu dari dua orang kembar murid paling viral di sekolah mereka.

"Mau nanya kapan gue kebagian program makan siang gratis."

Orang di belakang Adel, perempuan yang dijuluki 'The Big Mouse' lantaran tubuhnya yang mungil tetapi berkebalikan dengan kekuatan fisiknya menimpali. "Lo mah posisinya di bagian panitia, Del."

Tiba-tiba, cucu dari Irene Jewelry, salah satu dari tiga perusahaan paling ternama ibu kota yang berada di depan Zee, ikut menimbrung. "Eh liat, liat! Itu Bapak nya garuk ketek ga sih??"

Sontak mereka menoleh ke depan untuk memastikan. Mata Adel, Zee, dan Flora melotot kaget. Mereka kira ucapan Kathrina hanya mengada-ada, ternyata itu benar adanya. Di depan, kepala sekolah, Pak Sugiono, berkali-kali menggaruk lehernya. Entah secara sadar atau tidak, tetap saja mengherankan.

"Pfftt-" Adel menutup mulutnya, berusaha menahan tawa.

Sedangkan tubuh Zee sudah menunduk memegang perutnya yang sakit, begitu juga Flora. Menyaksikan ketiga temannya tertawa, Kathrina ikut tertular, menundukkan kepala menahan mulutnya yang terus terbuka.

"Lagi nyari harta karun kali yak, ga selesai-selesai garuknya," celetuk Adel yang membuat mereka tambah cekikikan.

Flora menepuk pantat Adel. "Beliin deodoran gih, Del. Biar ga garuk terus."

Keempatnya terus ngakak tertahan, hingga akhirnya sang 'Aset Sekolah' yang berada di belakang Zee tidak tahan lagi. Gadis itu menggeram, lalu mencubit lengan dua orang di depannya.

"Aw!"

"Aws..!"

Zee dan Adel memekik kecil memegang lengan mereka yang memerah.

Adel menghadap ke belakang untuk berseru kepada orang yang berani menyubitnya. "Woi! Bisa-" tetapi ucapannya terhenti begitu menyadari siapa orang tersebut. Tatapan garangnya menciut, kepalanya langsung tertunduk.

"Flora sama Atin juga ketawa, kenapa ga dicubit juga?" Protes Zee pada kembarannya itu. Tetapi ia langsung menyesali perkataannya itu kala yang ditanya tidak menjawab, hanya balas menaikkan sebelah alis dan menatapnya 10 kali lebih tajam dari biasanya.

Bulu kuduk Zee seketika naik. Ia meneguk ludah dan langsung menghadap ke depan kembali. Zee kurang beruntung, karena kelihatannya Christy sedang dalam mood yang buruk.

"Ish, kalian berisik tau ga?? Tinggal diem doang apa susahnya sih?!" Akhirnya Christy bersuara. Meski pelan supaya tak mengganggu upacara, tetapi tetap keras.

Bertaut (ZoyToy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang