8.

393 106 14
                                    

Zee berdiri menghadap cermin panjang di kamar sambil mengancingkan kemeja putihnya. Ia lalu menggulung lengan hingga di bawah siku, memasang jam tangan kulit berwarna coklat di pergelangan tangan kirinya. Tak lupa gadis tomboy itu merapikan kerah dan menyisir rambutnya untuk sentuhan terakhir.

Setelah berkaca sebentar memastikan semua sudah rapi dan keren dalam preferensinya, Zee mengangguk mantap, keluar dari kamarnya untuk pergi ke ruangan sebelah.

Cklek!

"Toy, yuk-"

Zee tertegun melihat hal yang ada di depan matanya. Christy, masih dengan piyama dan rambut kusut, sedang berdiri menghadap samping ke arah aquarium yang ada di kamar tersebut. Christy asik cengengesan sendiri, memperhatikan ikan yang sedang berenang di dalam sambil menggerakan bibirnya mengikuti mulut ikan.

Dilihat dari pakaian dan gayanya, dapat dipastikan gadis itu belum mandi- apalagi siap-siap.

"Toya! Ih, kok kamu belum siap-siap sih?!"

"Eh, Zoya. Sejak kapan kamu disini?" Christy baru menoleh lalu bertanya polos, masih dengan posisi badan membungkuk menghadap aquarium. Ia bahkan baru sadar kalau Zee sudah berada di dalam kamarnya. "Kamu ngapain pake pakaian rapi begitu?"

"Aku kan mau kontrol! Kamu katanya mau nemenin? Gimana sih?" Zee berkacak pinggang.

Christy menegakkan badan, menghadap Zee lalu diam termenung sebentar.

"Oh, iya kah? Maaf aku lupa." Ucap Christy setelah sadar sambil menggaruk rambut.

Ingin rasanya Zee mencekik leher Christy sekarang juga, menggemas kesal melihat wajah polos nan blah bloh tersebut.

"Kamu itu sejak ada aquarium kerjaannya liatin ikan mulu. Tiap aku buka kamar kamu, pasti lagi diem di pojok ngeliatin itu ikan. Padahal ikannya juga cuma satu," dengus Zee sebal, meluapkan kekesalannya.

Yap, beberapa hari lalu rumah keluarga Natio kedatangan paket yang cukup besar, membuat Zee yang menerima paket tersebut keheranan akan isinya. Ternyata paket itu berisi aquarium yang dipesan oleh Christy untuk ditaruh di kamar. Sejak kedatangan aquarium tersebut beserta satu ikan cupang yang menjadi tokoh utama di dalamnya, perhatian Christy jadi terfokus pada hal itu. Saat makan, belajar, mandi, sekolah, Christy selalu kepikiran dengan ikan peliharannya yang diberi nama "Saipul" tersebut.

"Ya gimana lagi, soalnya Saipul lucu banget. Liat deh mulutnya." Christy menunjuk ikan di dalam aquarium tersebut lalu kembali menggerakkan bibirnya. "Pop pop pop pop-"

Sudah muak, Zee membungkam mulut Christy agar berhenti dan mendorong gadis itu ke dalam kamar mandi. "Stop, stop! Udah sana cepet mandi!"

***

Kini mobil mereka sudah selesai parkir di parkiran rumah sakit. Sebelum keluar dari mobil, Zee jeda sejenak untuk mengambil nafas. Seperti biasa, ia harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum masuk.

Melirik Zee yang kelihatan tegang, Christy langsung peka dan mengambil tangan kiri Zee untuk digenggamnya. "It's okay. Pelan-pelan aja ya."

Sejak kejadian terungkapnya keadaan Zee yang sakit dan keduanya menangis di kamar seminggu lalu, Christy semakin jeli memperhatikan gerak-gerik saudarinya tersebut. Ia juga menurunkan gengsi nya bila Zee memberikan afeksi, berusaha membuat suasana diantara mereka lebih nyaman.

Manik mata mereka saling bertatap. Zee merasa beruntung sekali memiliki Christy yang selalu ada di sampingnya dalam keadaan apapun.

Zee tersenyum mengangguk. "Yuk keluar."

Keluar dari mobil, Zee tidak lupa memakai topi dan maskernya, baru mulai melangkah menuju pintu utama rumah sakit.

Selama berjalan di lorong, Zee tak bisa berhenti meremas tangan. Ia juga tidak fokus, seperti orang linglung sehingga Christy harus selalu mengawasinya. Bahkan setelah mereka duduk di depan ruang tunggu pun, Zee masih tidak bisa tenang. Gadis itu tertunduk lesu memainkan jari-jarinya sabil menahan rasa mual yang mendadak muncul di perut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bertaut (ZoyToy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang