✉️
Ting08xxxxxxxxxx
"Ar, ini aku dahlia"
"Bisa kita ketemu?"
Salsa kembali mengambil ponsel lian yang baru saja ia taruh di atas nakas. Ia melihat ada sebuah pesan dari nomor asing untuk suaminya.
"Dahlia? Dia siapa?" gumam salsa.
"Ini panggilan yang beda untuk mas lian, biasanya cuma klien yang manggil mas lian 'Arlian'. Tapi kalau ini klien gak mungkin mas lian gak save nomor klien nya sendiri, dan gak mungkin klien itu cara bicaranya to the point kaya gini" batin salsa.
Ada rasa yang mengganjal di hati salsa, entah bagaimana ia harus menjelaskannya. Namun yang pasti, sekarang perasaan nya jadi tidak enak. Belum selesai masalah mertua, kini muncul lagi perempuan yang itu entah siapa.
Salsa kembali menaruh ponsel lian di atas nakas, salsa mencoba untuk tetap tenang dan tidak mau memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak ia pikirkan. Ia yakin, lian bukan pria yang suka mendua atau berkhianat. Selama hampir satu tahun pernikahan mereka sekarang ini, tidak pernah ia menemukan lian bersama wanita lain atau membawa wanita lain datang kerumah. Pria itu hanya menyakiti hati dan melukai fisiknya dengan kekerasan, bukan dengan cara memasukkan wanita lain ke dalam rumah tangga mereka.
Ceklek.
Suara pintu kamar mandi terbuka, cepat-cepat salsa langsung kembali naik ke atas kasur dan berusaha untuk tetap terlihat biasa saja di hadapan lian.
Lian melangkah ke arah salsa, dengan senyum yang terukir manis di bibirnya.
"Sayang, sudah di charger hp nya mas?" tanya lian.
"Sudah"
"Makasih yaa sayang" ucap lian sembari menaiki kasur dan mengambil posisi disebelah salsa.
Salsa hanya mengangguk, lalu langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Lian juga sama, ia ikut merebahkan tubuhnya, mengangkat sedikit kepala salsa agar berbantalkan lengan kirinya, setelahnya ia langsung memeluk salsa dari belakang seperti hari biasanya.
Lian mengelus perut salsa lembut, tidak pernah terlewat saru hari pun ia melewatkan kegiatan ini. Setiap hari lian selalu mengajak anaknya berbicara ketika hendak bekerja, sepulang bekerja dan hendak ingin tidur seperti sekarang ini.
"Anak ayah sudah bobo belum ya di dalam?" tanya Lian mengelus perut salsa yang berhasil mengundang anaknya yang berada di perut itu menendang.
"Eh anak ayah nendang, berarti belum bobo nih anak ayah. Lagi apa sih mas di dalam? Hm? Main bola ya jadi nendang nya kencang begini?"
"Besok kita main lagi ya mas, sekarang bobo dulu. Ini sudah malam waktunya mas bayi istirahat, biar ibun juga bisa istirahat. Bobo ya nak, jangan lupa baca doa sebelum bobo yaa, ayo kita baca doa dulu"
Lian membacakan doa tidur untuk sang anak, seolah ia sedang menuntun anaknya ini untuk berdoa sebelum tidur, sengaja ia melakukan ini setiap hari supaya anaknya nanti sudah terbiasa dengan hal-hal kecil yang memang seharusnya dilakukan oleh orang yang ber-agama.
"Selamat istirahat ya sayangnya ayah, good night sayang" ucap lian yang masih terus mengusap perut salsa.
Salsa masih diam sedari tadi, biasanya ia selalu ikut berbicara kalau lian sedang mengobrol dengan anak mereka. Tapi malam ini salsa hanya diam. Entah kemana isi pikiran perempuan itu, mertuanya, atau perempuan asing tadi.
"Sayang?"
"Iya"
"You okey? Kok diem aja dari tadi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry For Your Grudge
General FictionBuat kalian yang baca cerita ini, mohon untuk memperhatikan part nya ya. Karena no part di cerita ini tidak berurutan. Jadi di mohon untuk teliti di setiap next part, trims 💙. ### Terpaksa menikah untuk menebus semua kesalahan dimasa lalu yang bahk...