ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـRF 43ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

863 100 22
                                    

Assalamualaikum renicaaa, selamat datang di cerita yang banyak kurangnya ini. Semoga menghibur kaliannn, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

DAN JANGAN LUPA BERSHOLAWAT
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad

𓇼 ⋆.˚ 𓆉 𓆝 𓆡⋆.˚ 𓇼

Setelah tiba di rumah sakit, Anna dibawa ke ruang pemeriksaan dengan Gus Raja yang selalu berada di sisinya. Meskipun merasa sedikit cemas, Anna merasa tenang karena Gus Raja selalu memberi dukungan. Dokter yang memeriksanya terlihat serius namun ramah, menjalankan serangkaian tes dan pemeriksaan dengan penuh kehati-hatian.

Setelah beberapa saat, dokter akhirnya memberikan hasil pemeriksaan dengan senyuman. "Ternyata, Anna, kamu sedang mengandung," kata dokter itu dengan lembut, "Usia kandungannya sudah sekitar 7 minggu."

Anna terkejut, matanya membesar mendengar kabar tersebut, sementara Gus Raja yang berdiri di sampingnya langsung tersenyum lebar, rasa bahagia tak tertahankan. Mereka berdua saling memandang, seolah kebahagiaan yang mendalam muncul dari dalam hati. Anna merasa sedikit terkejut, namun rasa lega dan kebahagiaan mulai mengalir.

Dokter melanjutkan, menjelaskan beberapa hal mengenai kehamilan yang harus diperhatikan, dan memberikan saran untuk perawatan lebih lanjut. Setelah pemeriksaan selesai, Anna dan Gus Raja keluar dari ruang dokter, penuh rasa syukur dan kebahagiaan yang tak terkira.

Saat mereka pulang, suasana begitu hangat. Di dalam mobil, Anna duduk dengan senyum lebar di wajahnya, merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang datang begitu mendalam. Gus Raja sesekali melirik Anna, senyumnya tak pernah pudar, dan mereka berdua saling berbicara tentang masa depan mereka, penuh harapan dan impian baru sebagai orang tua. Perjalanan pulang terasa begitu istimewa, penuh kebahagiaan yang menyelimuti mereka.

"Alhamdulillah sayang, terima kasih sudah mau menjadi ibu dari anak-anak, mas," ucap Gus Raja sembari mencium tangan Anna.

"Alhamdulillah mas, adek sangat senang,"

"Masih mau di panggil adek?"

"Mau lah mas, adek tetep melekat di dalam tubuh Bahiyyi,"

"Iya, iya adek.

"Mas, boleh beli sate ga?" tanya Anna saat melihat tukang sate di sebrang jalan saat lampu merah.

"Boleh sayang, adek kalau mau apa aja bilang ya, jangan takut mas larang. Selama itu tidak menggangu kesehatan atau kandungan adek, semua yang adek mau, mas belikan,"

"Kalau adek mau mobil?"

"Sebut sayang, mau mobil apa?"

"Bercanda mas, jangan serius banget,"

"Kalau beneran juga gapapa, sayang,"

"Ga ah, mau sate aja,"

"Ya sudah, mau berapa?"

"Satu porsi aja mas, atau mas mau?"

"Tidak, nanti mas minta adek aja,"

"Ya sudah, satu aja mas,"

"Sebentar ya sayang, mas pesankan dulu," ucap Gus Raja sembari turun dari mobil dan memesankan sate untuk Anna.

Di siang hari yang terik, Anna duduk santai di dalam mobil sambil menunggu Gus Raja yang sedang memesan sate di warung pinggir jalan. Udara panas di luar tidak terasa di dalam mobil yang sejuk. Sambil menunggu, Anna meminjam ponsel Gus Raja, mencoba mencari hiburan untuk mengisi waktu.

Ia tersenyum sendiri sambil membuka beberapa aplikasi, melihat pesan-pesan yang lucu atau membaca berita ringan. Sesekali ia mengintip keluar jendela, melihat Gus Raja yang sedang berbicara dengan penjual sate. Wajahnya terlihat serius saat memastikan pesanannya, seperti biasa, selalu teliti bahkan untuk hal-hal sederhana.

RAJA FIRDAUS (ON GOING)Where stories live. Discover now