Author pov.
Pagi yg cerah disambut banyak orang kecuali disebuah markas.Suasana disana begitu sunyi. Setelah pertengkaran Serion dan Shiro, tidak ada yg mau membuka suara. Mereka makan dalam diam. Hal ini diperburuk karena Serion memasangkan auranya yg mematikan. Seolah olah aura itu berkata 'jangan- dekati- aku. Jika- ingin- selamat' begitulah. Shiro pun cuman diam. Ia membiarkan pikirannya mengelana jauh. Ia pun tidak bisa mengatakan yg sebenarnya kepada Serion tentang dirinya. Setelah selesai makan mereka berjalan kearah kamar masing masing, tiba-tiba ada yg menarik tangan Shiro. Shiro yg kaget pun tidak bisa bereaksi. Ia ditarik paksa oleh seorang. Ia dibawa ke ruang latihan. Setelah sampai orang yg menarik Shiro pun mulai tersenyum licik. Ia mulai membalikkan badannya dan betapa terkejut nya Shiro yg melihat orang didepan nya. Orang yg melihat Shiro pun mulai membuka suara.
"Halo Shiro. Kita ketemu lagi"
"Kau...adalah.....the dark shadow. Buat...apa....kau....di-disini HAH?"
Dark pun berlari lalu ia mulai mengikat tangan Shiro kebelakang. Shiro pun kaget akan kecepatan The dark shadow. Sebelum Shiro ingin berteriak, mulutnya dibungkam oleh the dark shadow yg menggunakan tangannya untuk mencegah Shiro berteriak. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga Shiro dan ia mulai berkata.
"Jika kau berteriak Serion adik kecilmu akan mati. Mengerti?"
Shiro membeku setelah tau siapa yg akan mati jika ia berteriak. Ia tidak bisa apa apa kecuali mengikuti keinginan dark. Setelah melihat tubuh Shiro yg bergemetar, dark semakin puas setelah melihat Shiro yg ketakutan. Ia mulai bicara lagi.
"Kau tidak berubah. Selalu takut kepada kegelapan. Dan kau harus ikut denganku. Beritahu semua yg kau tau tentang dirimu. Jika kau tidak mau maka kau sudah tahu kan resikonya?" tanya Dark.
Shiro hanya bisa diam dan bungkam mulutnya. Ia tidak bisa melakukan apapun.
"Apa yg harus aku lakukan?" Tanya Shiro membatin.
(Sementara dikamar dikamar Serion).
Serion merasa dada kirinya sangat sakit. Ia merasa firasat buruk. Ia tidak tau kenapa dada kirinya sakit sekali. Seperti ada kekuatan yg bisa menghancurkan tubuhnya. Serion selalu menepis firasatnya itu. Tapi setiap kali Serion ingin menutup matanya, ia melihat Shiro yg disiksa oleh dark. Serion pun ingin pergi keruang latihan. Karena ia harus mengeluarkan seluruh pikiran nya dengan latihan. Serion pun berlari kearah tempat latihan. Setelah hampir sampai, ia merasakan sebuah perasaan benci yg terdalam dari dalam tempat latihan. Ia berlari, dan ia pun mulai menendang pintu. Setelah menendang, betapa kagetnya ia ketika melihat Shiro yg sudah tidak berdaya dan dark yg sedang menghisap darah Shiro dibagian lehernya. Serion yg melihat itu pun marah karena ia melihat kakaknya diperlakukan seperti itu. Dark yg melihat Serion yg sedang menundukkan kepalanya sambil mengepalkan tangannya. Dark semakin tersenyum. Tapi senyumnya adalah senyum kemenangan. Serion tidak tahan lagi melihat kakaknya yg dibuat begitu. Akhirnya Serion mulai berlari. Dark pun juga melakukan hal yg sama. Ia melempar Shiro, sehingga punggung Shiro mengenai dinding. Serion pun mulai mengeluarkan pedangnya.
"Thunder Sword"
"Dark sword."
Akhirnya pedang mereka beradu. Serion yg tidak mau kalah mulai melancarkan kekuatannya.
"Thunder ball"
"Thunder knife"
"Crystal ball"
"Crystal knife"
Setelah selesai mengucapkan mantra, ia mulai menyerang dark dengan kekuatannya yg sudah ia keluar kan. Tapi serangan Serion seperti gigitan semut. Serion pun marah dan ia mulai mengeluarkan sebuah ledakan.
"Blast of thunder."
Seketika muncullah sebuah ledakan besar. Serion yg melihat Shiro yg terikat mulai berlari kearah Shiro dan melindungi nya menggunakan dinding kristal. Setelah ledakan selesai, dark cuman tersenyum licik lau berkata.
"Kita akan bertemu lagi, Shiro. Hahaha" ucap Dark dengan tawa jahatnya lalu menghilang.
Serion yg melihat itu pun mulai menatap Shiro meminta penjelasan. Shiro pun cuman diam. Ia tidak mau Serion mengetahui bahwa ia sudah serahkan dirinya kepada dark hanya untuk melindungi adiknya. Mereka berdua pun terdiam, tidak ada yg bicara sampai Serion membuka suaranya.
"Hey aniki. Kumohon tolong jelaskan kenapa aniki diperlakukan seperti tadi. Kumohon aniki. Ayo jawab aniki."
"Maaf aku tidak bisa Serion."
"Kau pasti bisa aniki. Kumohon jawablah" ucap Serion yg tidak bisa menahan air matanya.
Serion pun membiarkan air matanya jatuh di pipinya. Ia tidak tahan dengan semua ini. Ia ingin melindungi keluarga nya. Tapi ia ingin mendengar suara anikinya cerita semuanya. Tapi yg ia dapat hanyalah kediaman dari anikinya. Ia yg marah mulai menarik rambut Shiro dan mulai bertanya.
"Apakah aku harus membuat seperti ini baru aniki bisa bicara? Supaya kakak bisa menceritakan semuanya? Jawab kak JAWAB! KUMOHON ANIKI AYO JAWAB! JANGAN DIAMKAN AKU SEPERTI INI ANIKI!!!"
Shiro cuman diam. Ia tak mau Serion mengetahui masalah nya. Shiro cuman bungkam. Tetap membiarkan Serion menarik rambutnya. Tarikan Serion mulai melemah. Ia biarkan tarikannya mengendur. Ia tidak mau menyiksa kakak nya. Setelah melepaskan tarikannya, tiba-tiba Shiro mendengar suara isak tangis dari Serion.
"Kenapa....hiks....kenapa....Kau....hiks...tidak...mau...cerita....hiks...kau...hiks....bodoh. Anatawa... baka( kau bodoh)." Ucap Serion disela tangisan nya.
Shiro yg melihat adiknya menangis cuman bungkam. Setelah cukup lama Serion menangis ia mulai bicara.
"Maaf Serion. Aku kakak yg tak berguna. Maaf sekali lagi. Kau benar. Aku bodoh. Sangat bodoh. Im really stupid." Ucap Shiro yg merasa bersalah.
Serion melihat wajah kakaknya cukup lama sampai akhirnya ia tersenyum lalu mulai melepaskan ikatan yg mengikat tangan Shiro. Shiro cuman bengong. Ia melihat Serion meraba leher yg sudah digigit lalu menatap Shiro. Shiro meringis kecil karena Serion menekan luka itu. Setelah itu Serion mulai bicara.
"Kali ini aku akan biarkan aniki menyimpan rahasia. Tapi jika aniki ingin bercerita semuanya kepadaku, aku akan senang hati mendengarkan. Jangan menyimpan masalah aniki sendiri. Aniki bisa bertanya pada siapa saja tentang bagaimana menyelesaikan permasalahan nya. Dan jika masalah itu tentang ku, maka aku akan membantu aniki menyelesaikan masalahnya." Ucap Serion yg mulai menatap anikinya serius. Shiro pun tersenyum sebelum ia pergi ke alam bawah sadarnya. Sebelum ia pergi, Serion menggendong aniki sambil berteriak anikinya.
"ANIKI BANGUN. ANIKI" teriak Serion terakhir kalinya sebelum Shiro benar benar tertidur.
Tbc.